In Memoriam: "BEN PASARIBU"
by: Michael Gunadi Widjaja
sumber: malaymusic
Orang
kebanyakan hanya mengenal jenis musik seperti Klasik, Pop, Jazz, dan Rock. Belum
banyak orang yang mengenal dengan apa yang disebut Musik Kontemporer. Musik Kontemporer
memang bukanlah genre musik yang gemerlap. Musik Kontemporer senantiasa
mengolah lakunya sendiri untuk senantiasa menjalankan sebuah pembaharuan.
Itulah mengapa keberadaan Musik Kontemporer seolah “terasing” di tengah hingar
bingar dan gegap gempita serta gemerlapnya jenis musik yang lain. Keadaan ini tidak
saja terjadi di tanah air, di negara Eropa dan Amerika Serikat pun Musik Kontemporer
harus menikmati kesunyiannya.
Musik
Kontemporer secara popular dapat dimaknai sebagai musik yang mengedepani jaman. Untuk
senantiasa mengedepani jaman itulah, Musik Kontemporer senantiasa mengupayakan
hal baru. Baru dalam arti tata gramatika dan idiom bermusik, baru dalam konsep
maupun baru dalam penggunaan ragam alat musik dan eksplorasi terhadap bunyi. Tautan
dari pembaharuan ini adalah revitalisasi atau pemberian “daya hidup” yang baru
bagi Musik Tradisi. Wujud nyatanya berupa garapan musik gendhing dengan tata
komposisi Musik Barat atau gamelan yang diperlakukan tidak lagi sebagai sebuah
ensembel, namun tiap piranti gamelan dapat berdiri sendiri - tentu dengan teknik
permainan yang mengeksplorasi bunyi dengan cara baru.
Nilai
positif dari pertumbuhan Musik Kontemporer adalah hidupnya kembali Musik Tradisi.
Musik Tradisi seolah mendapat “baju baru” untuk bersama-sama berbicara dengan
sama lantang pada blantika musik dunia. Di Indonesia, ada tiga tokoh utama
Musik Kontemporer: Sapto Rahardjo,
Slamet Abdul Sjukur, dan Ben Pasaribu.
Alm. Sapto
Raharjo
Slamet Abdul
Sjukur
Senin 6
Desember 2010, jam 11.36 saya menerima kabar dari Wisma Seni Surakarta: Berita lelayu telah berpulang Ke Rahmatullah
Komponis Ben Pasaribu pada jam 03.00 dini hari di Rumah Sakit Monginsidi Medan. Keterkejutan
segera menjadi prelude bagi cantus firmus duka yang terjalin dalam requiem
sanubari.
Ben Pasaribu
lahir 1961 di Tarutung, menyelesaikan studinya di IKIP Medan, dan menjadi dosen
musik Universitas Nomensen Medan. Ben juga memperdalam studi musik di Marymount
College of Music di New York, kemudian Wesleyan University Middletown. Ben Pasaribu
adalah seorang komponis dan juga perkusionis yang handal. Dia adalah cucu dari Amir Pasaribu - pianis, kritikus
musik, dan komposer utama Indonesia. Dalam mata rantai sejarah musik, Ben
Pasaribu berada dalam kategori Musik
Baru yang menggunakan idiom Musik Barat dan Musik Indonesia. Ben
Pasaribu adalah satu satunya orang Indonesia yang pernah main bersama dan
berada dalam satu proyek musik bersama Alvin Lucier, komponis terkemuka
dunia untuk Musik Kontemporer.
Karya Ben
Pasaribu umumnya diperuntukkan bagi alat perkusi dan alat elektronik. Beberapa
karya yang monumental adalah:
- Nerhen Surasura: untuk perkusi dan tape yang berisi rekaman mantra dukun
- Patotorhon Samboan (1992)
- Imaginary Ceremony (1989) yang adalah karya untuk tiga instrumen apapun. Dipentaskan pada pertemuan komponis International Gaudeamus di Amsterdam
Perkenalan
saya dengan Ben Pasaribu berawal sejak Ben menjadi pimpinan redaksi jurnal
berkala "SVARA", yakni jurnal yang
sekaligus forum bagi para komponis Musik Kontemporer, yang menghubungkan
komponis di Indonesia dengan komponis di negara lain. Saat itu 1997 dan saya
adalah komposer pemula untuk Musik Kontemporer. Mas Ben dan almarhum Mas Sapto
Rahardjo membimbing saya dengan intens bagai seorang kakak. Meski jarak tempat
tinggal kami sangat berjauhan, komunikasi dan bimbingan saat itu dilakukan
dengan telepon dan pengiriman komposisi via pos.
Ben Pasaribu
adalah pribadi yang santun, humoris dengan humor-humor berintelektualitas
tinggi. Badannya yang besar serta sikapnya yang sangat menghormati rekannya
menjadikan Ben pasaribu adalah sosok Bapak dalam dunia Musik Kontemporer
Indonesia. Saat saya mewakili Indonesia pada The 20th Festival and Conference dari Asian Composer League
1999, Ben Pasaribu setia mendampingi saya dengan celotehan tentang musik. Pernah
saat kami makan bersama, Ben menceritakan anekdot segar tentang Pak
B.J. Habibie.
Kini Ben
Pasaribu telah berpulang ke hadiratNya. Satu lagi tokoh besar Musik Indonesia
telah tiada. Yang agaknya menjadi perhatian kita adalah in memoriam Ben
Pasaribu dalam kekayaan nuansa karyanya dan tujuan luhur agar Musik Tradisi
nusantara dapat berkata lebih lantang di forum musik dunia.
"Mas Ben, selamat jalan sahabat….
mainkan gondangmu
bersama nyanyi dan sangkakala surgawi!"
Another link:
- "Ben Pergi Setelah Bernyanyi" - by: Salomo Simanungkalit (Kompas, 16 Januari 2011)
- video "Persembahan buat Ben M Pasaribu" - by: SIMUBA (Seniman Muda Batak)
YUK JOIN DAN MAINKAN POKER DAN DOMINO ONLINE BERSAMA ZOYA99.COM
ReplyDeleteDAPATKAN EXTRA BONUS SELAMA BERMAIN DISINI
* BONUS ROLINGAN
* BONUS REFERALL
DAN RASAKAN PELAYANAN CS YANG SANGAT BERPENGALAMAN HANYA DISINI
UNTUK INFO LEBIH JELAS, SILAHKAN HUBUNGIN CS KAMI ONLINE 24JAM!!
• Pin BBM D8B82A86
•Pin BBM 2BE5BC31
•Line : zoya_qq
•WA : +85515370075accc
Jamu Spesial Untuk Kehangatan Tubuh Ayam Bangkok
ReplyDeleteRamuan Penyembuh Luka Dalam Ayam Bangkok