Sunday 25 December 2011

MENGENAL EDISI URTEXT


Salah satu cirri yang melekat pada musik klasik adalah,bahwa musik klasik hadir sebagai sebuah budaya yang bersifat LITERER.Artinya,senantiasa dibutuhkan catatan tertulis bagi kehadiran musik klasik.Dengan demikian keberadaan musik klasik tak dapat dilepaskan dari keberadaan score musikal.Dan score musikal senantiasa hadir dalam bentuk tertentu.Bentuk inilah yang mempengaruhi jenis serta keunggulan dan sekaligus kelemahan score musikal sebagai sebuah materi literer.

Pada umumnya,score musikal hadir dalam bentuk :
  • Manuskrip asli dari komposernya.Hal ini banyak dialami di jaman sekarang.Terutama bagi karya musik yang bersifat pesanan.Tidak selamanya si composer menghadirkan score nya dengan tulisan tangan,Software music writer seperti Sibelius dan Music Publisher seringkali dipergunakan.Karena hasil tampilannya kerap kali lebih mudah dibaca dibandingkan tulisan tangan langsung si composer
  • Facsimile Edition.Jenis ini adalah sebuah cetakan dari manuskrip asli.jadi semacam copy foto dari tulisan tangan si composer.
  • Urtext Edition (Ur : Jerman :Original).Edisi ini merupakan pokok pembahasan kita.Dikarenakan banyak pernik-pernik di seputar urtext edition yang layak ditatap tajami sekaligus dapat memberi masukan pemahaman bagi kita di seputar budaya literer dalam musik klasik.

Secara definitive,urtext edition dimaknai sebagai : is a printed version intended to reproduce the original intention of the composer as exactly as possible, without any added or changed material.Jika kita cermati batasan makna tersebut,nampak bahwa perhatian utama dalam urtext adalah reproduksi dari elemen esensial dari focus si composer.Bukan semata tulisan tangan yang dicetak.

Dalam perjalanan sejarah musik klasik,banyak hal-hal penting terjadi di seputar penerbitan edisi urtext.Sumber utama edisi urtext adalah autograph atau tulisan asli dari si composer.namun tak selamanya seorang composer dapat menulis dengan “baik”.Beethoven misalnya.Beethoven dikenal memiliki tulisan tangan yang sangat buruk bagi komposisinya.Itulah sebabnya,edisi pertama urtext senantiasa diikuti dengan REVISED URTEXT.Edisi yang terrevisi.Ada beberapa edisi revisi urtext yang sempat dikoreksi langsung oleh si komposernya.

Edisi urtext hadir dengan harga yang relative mahal.Hal ini dikarenakan kerumitan persiapan edisi urtext.Disamping juga banyak problematika yang menyertai pembuatan edisi urtext.

Sebuah urtext edition senantiasa dihadapkan pada tantangan : menghadirkan fakta musical se asli mungkin,sekaligus tetap mengingat hal kebebasan pemusik untuk dapat menginterpretasi.Disamping itu bentuk seperti Rondo dan Sonata acapkali menimbulkan problematika tersendiri.Pada Sonata dan Rondo banyak frase yang diulang dan di tempatkan dalam lokus terpisah.Si composer dalam tulisan tangannya sering tidak jelas menempatkan marka marka dinamika.Apakah frase sama di lain bagian juga berdinamika sama pula??..ini seringkali tak jelas.Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan kajian dan telaah dari musikolog yang sangat ahli.

Fenomena tersebut menjadikan edisi urtext terkadang menyisakan sebuah ironi.Seperti dicatat dalam leksikon Webster :
The great majority of editions labelled 'Urtext' make many more changes than their editors admit. Publishers are partly to blame; they are afraid of doing anything that might seem unfamiliar or off-putting to any potential market. Indeed they want to have the best of both worlds; for example, the Neue Mozart Ausgabe claims to offer 'an unexceptionable text from the scholarly viewpoint, which at the same time takes the needs of musical practice into account.' Whether this is a pious hope or frankly based on self-interest, the fact remains that one can't serve two masters

Terlepas dari segala kontroversi yang masih saja menyertainya,edisi urtext merupakan upaya yang senantiasa patut di apresiasi.Karna bagaimanapun juga urtext edition adalah puncak kulminasi upaya dalam tetap mempertahankan musik klasik sebagai pengejawantahan budaya literer.


Thursday 8 December 2011

Sight Reading bagi Pemain Gitar Klasik – Sebuah Pengantar


Pengertian sight reading menurut HARVARD DICTIONARY OF MUSIC : The performance of a piece of music on seeing it for the first time

Jika kita perhatikan rumusan kamus musik Harvard tersebut,sight reading bukanlah sekedar membaca partitura dengan seketika.Tetapi sudah pada takaran performance.Menampilkan seutuhnya apa yang tekstual.Dan bagi pemain gitar,ada beberapa hal yang menjadikan sight reading layak untuk mendapat perhatian lebih seksama.

Berbeda dengan piano misalnya.Gitar dalam sejarah perkembangannya sempat dianggap sebagai piranti musical yang inferior.Barulah setelah rintisan Fransisco Tarrega dan pendobrakan oleh Andres Segovia,gitar mendapatkan pamornya.Situasi yang sedemikian menjadikan pemain gitar dituntut untuk lebih handal dalam menyikapi perkembangan musik di abad millennium seperti sekarang.

Musik di jaman sekarang banyak dipengaruhi oleh aktifitas komunitas.Dan komunitas musik,harus diakui,banyak di dominasi oleh bentuk ensemble dan orkestra besar.Forma ensemble dan orkestra menuntut kemampuan sight reading yang prima.Agar efisiensi latihan dapat tercapai tanpa harus bertele-tele.Untuk dapat eksis,pemain gitar mau tidak mau harus bias “ikut berbicara” dalam komunitas semacam itu.Dan pijakan awalnya tentu saja adalah KEMAMPUAN SIGHT READING.

Sight Reading tentu sangat berbeda dengan reading atau membaca partitura untuk keperluan pagelaran.Bukan ke sesaat(an)nya saja yang berbeda.Namun hal esensial yang membedakan adalah bahwa membaca bagi keperluan pagelaran senantiasa dilakukan dengan upaya polesan,interpretasi.Sight reading tidak demikian.Sight reading yang baik adalah mampu membunyikan apa yang tertulis secara tekstual.Secara teknis,lazimnya sight reading yang layak semestinya dapat mewujudkan :
  • Penguasaan ritmik
  • Akurasi nada
  • Frasering
  • Marka-marka musik

Bagi pemain gitar,parameter kelayakan sight reading tersebut menuntut sebuah penguasaan teknis dan ketrampilan.Gitar sangat berbeda dengan piano dalam hal fleksibilitas pencapaian nada.Juga notasi pada gitar adalah polyphone yang berada hanya dalam satu system staff.Hal ini dalam beberapa kasus dapat menjadi sangat rumit.Karena dengan system staff yang single,seorang pemain gitar dituntut untuk dapat melafalkan kalimat musik dengan ketepatan fungsional tiap jalur bunyi.

Beberapa orang menganggap sight reading adalah sebuah seni yang berhubungan dengan kodrat pembawaan seseorang.Banyak pula yang berpendapat bahwa sight reading tidak lain adalah sebuah ketrampilan teknis yang dapat dipelajari dan dilatih.Apapun sikap pendiriannya,sight reading sudah menjadi “bahasa” dalam pergaulan komunitas musik.Dan sebagaimana sebuah bahasa tutur atau sastra literer,hanya dapat terjalin jika kita membiasakan diri.Membiasakan diri untuk melakukan sight reading sebanyak mungkin secara berkesinambungan.

Tuesday 25 October 2011

200 Tahun Franz Liszt : Sang Pionir yang Misterioso


Franz Liszt senantiasa identik dengan piano.Senantiasa identik dengan teknik pianistik yang di luar umum.Sangat sedikit orang tersadar bahwa seorang Franz Liszt sebetulnya adalah seorang pionir.Pianist,Music Inventor,Music Educator,Composer,dengan subtilitas yang kadang misterius.

Memang salah satu kulminasinya adalah komposisi piano yang dianggap sebagai puncak dalam literature piano. Sebagai murid Carl Czerny,Liszt dididik dan dilatih secara militant.Dalam dua tahun Liszt sama sekali tak memainkan pieces namun hanya berlatih teknik dan finger dexterity.Fenomena ini menyemburatkan pada kita,bahwa piano bukan sekedar instrument musical.Piano dalam satu sisi dunia adalah sebuah perjuangan totalitas dengan presisi dan militansi yang hamper sempurna

Franz Liszt  menciptakan PUISI SIMFONI .Sebuah forma simfonia bentuk tunggal.Forma ini merupakan revolusi terhadap forma simfonia dan konserto sebelumnya,yang senantiasa memakai bentuk 3 atau 5 movements.Bentuk Puisi Simfoni Franz Liszt inilah yang mengilhami dan hamper menjadi forma baku bagi simfonia modern dan kontemporer.

Saturday 22 October 2011

Sepenggal Kisah di Balik CHORO VILLA LOBOS


Dapat dipastikan bahwa Choro(s) no.1 karya Heitor Villa Lobos adalah sebuah masterpiece.Masterpiece utnuk gitar.Semua gitaris papan atas memainkannya.Semua siswa gitar advanced dengan tertatih dan penuh hasrat mencoba menguasainya.Secara implicit,Choro Villa Lobos menjadi ukuran kesaktian para gitaris.Disamping tentu saja lute suite dari Johann Sebastian Bach.

Hal yang menjadikan Choro Villa Lobos fenomenal dan menjadi masterpiece, tak semata kematangan kompositorisnya.Tak semata teknik yang dipaparkan.Banyak aspek musikal yang menjadikan Choro Villa Lobos fenomenal.Diantaranya adalah sosok Villa Lobos sendiri.Jadi sebetulnya,sukses Choro sebagai masterpiece ditentukan oleh,kompositorisnya yang lihai,paparan teknik nya yang eksploratif dan juga imbas dari sosok Villa Lobos sendiri.Dengan demikian,memahami Choro semestinya bertolak dari memahami Villa Lobos secara personal.

Yes, I’m Brazilian - very Brazilian. In my music, I let the rivers and seas of this great Brazil sing. I don’t put a gag on the tropical exuberance of our forests and our skies, which I intuitively transpose to everything I write." 



Friday 21 October 2011

Leonard Bernstein : The Conductor At Work


Yang membedakan Bernstein dan Karajan barangkali adalah, Bernstein bermazhab Wiener. Sementara Karajan lebih ke arah Mannheimer.Bernstein terkenal dengan emosinya yang meledak-ledak dan ekstrim.Sementara Karajan kaku, presisi, perfeksionis namun gallant.

Bagi Bernstein, podium adalah arena Ballet. Bernstein dapat dengan ekstrimnya meledak ledak dan meletup letup sambil melakukan “tariannya”.

Thursday 20 October 2011

Horowitz Gallop


Musik membahasakan dirinya sendiri.Bahasanya dapat dengan fasih dilantunkan oleh para virtuoso.Dari kefasihan virtuositas itulah lahir para legenda.Yang senantiasa dikenang,dibicarakan,dan di sisi lain senantiasa terselimuti misteri.Salah satunya adalah Vladimir Horowitz
Sebagai pianis, Horowitz sangat fenomenal.Gaya musiknya banyak ditengarai sebagai beraliran romantik.Horowitz sangat fenomenal dalam berpuisi melalui piano.Disamping itu,Horowitz dikenal memiliki tone color yang fantastic.Puisi pianistik nya dapat berada dalam tone mellow yang mendayu bahkan mengharu biru.Bisa juga menjadi garang bak auman singa.Pencapaian tone color ini tak dapat dilepaskan dari control finger dexterity secara anatomical yang mumpuni.

Anatomical finger dexterity control ini pulalah yang memunculkan aspek fenomenal dari Horowitz.Kecepatannya memainkan oktaf parallel nyaris tak tertandingi.Gerakan jarinya saat memainkan blocking chord yang progresif,juga sangat fenomenal.Banyak pianis jaman kita yang memiliki kecepatan.Yang membadakan mereka dengan Horowitz adalah,bahwa Horowitz dengan kecepatan jemarinya yang luar biasa,tetaplah manusiawi.Puisi pianistiknya tetap mengalir sebagaimanan irama kehidupan itu sendiri.Tanpa terjebak menjadi atraksi acrobat jari.

Tuesday 18 October 2011

Herbert Von Karajan Sang Jenderal


Popularitas Herbert Von Karajan seolah tak lekang oleh jaman.tak pupus oleh berkembangnya arus selera musikal.Popularitas Karajan seiring jalan dengan beberapa kontroversi yang seolah merindik dalam setiap langkahnya.

Orang mengidentikkan Karajan dengan Berlin Philharmoniker.Dan meski Karajan adalah Austria,disiplin musikalnya sangatlah Mannheimer dan JERMAN.Sublimasinya dengan Berlin Philharmoniker pun tidaklah semulus rumah tangga pasangan abadi.Affair Karajan dengan seorang pemain Klarinet sempat membuat garis-garis keretakan dalam hubungan Karajan dengan Berlin Philharmoniker.


Monday 17 October 2011

Freedom To Be Free For Cello

-->

Kebebasan bagi sebagian pemusik merupakan sebuah cita-cita.Setidaknya sebuah angan yang terkadang terkesan sangat utopis.Angan yang ngungun bahwa dengan kebebasan,akan ada rasa dan ruang bebas untuk pengejawantahan jiwa.Secara tak sadar,musik mengalami evolusinya dalam ranah pencarian esensi kebebasan ini.Yang menarik adalah tahapan yang dialami oleh alat musik CELLO.

Bentuk fisik yang tergolong tambun,tidak montok,dengan suara mellow yang heavy,memberi ruang bagi cello menjadi bagian subordinasi.Subordinasi dari ensemble-ensemble dan orkes-orkes yang didominasi kelincahan dan kegenitan serta narsisme violin.

1690 di Bologna Itali,ada sekumpulan orang-orang yang menjadi pelaku dan tentu saja mengalami subordinasi cello.Salah satu diantara mereka,yakni Domenico Gabrielli,membuat sebuah lompatan besar/Lompatan untuk memberi ruang dan daya pesona yang berbeda terhadap cello.Pada tahun 1687 Domenico Gabrielli menerbitkan 7 set naskah untuk Cello.Formanya adalah Ricercare.Ricercare itu sendiri adalah “Prelude”.Para kritikus menganggap set gabrielli ini sebagai sebuah lompatan awal “pembebasan” cello.Tak lagi harus menjadi subordinan,melainkan tampil solo tanpa pengiring apapun.

Musik Anak Tiri dan Anak Angkat


Penulis Tamu :Slamet A.Sjukur:

INDONESIA TUAN RUMAH
FESTIVAL  MUSIK  KONTEMPORER  ASIA-TENGGARA

Ini sama sekali di luar perhitungan akal yang normal. Bagaimana musik kontemporer indonesia yang merupakan anak yatim-piatu di negeri kita ini bisa menjadi tuan-rumah sebuah hajatan yang menelan biaya sekitar €.60.000,- atau hampir Rp.800.000.000,-. 
Berbeda dengan olah-raga yang menjadi anak-emas negara yang senantiasa bergelimang kemewahan dan karena itu penuh intrik dan sering menjadi sumber berbagai hal yang tidak sportif, festival musik ini sangat efisien dan memancarkan aura persahabatan yang sangat sehat.
Ini berkat uluran tangan para ‘orang-tua angkat’ yang tahu menghargai kekuatan musik Indonesia: Goethe Institut, Kedutaan Jerman, Kamar-Dagang Jerman-Indonesia dan sejumlah mitra Jerman dan Indonesia (terutama Universitas Pendidikan Indonesia dan Taman-Budaya Bandung).

Sunday 16 October 2011

The Young Person”s Guide To The Orchestra


Benjamin Britten


The Young Person”s Guide To The Orchestra (YPGO) adalah judul komposisi karya Benjamin Britten.Seorang composer,pianis dan dirigen asal Inggris.YPGO merupakan sebuah komposisi musik yang sangat edukatif.Dibuat pada tahun 1948.Secara formatif YPGO sebetulnya adalah sebuah gubahan VARIASI dan FUGA dari sebuah Thema RONDO ABDELAZAR karya Henry Purcell.Nilai edukatifnya terletak pada “cara” Britten menggubah komposisi ini.Sangat bermanfaat bagi para pemula untuk mempelajari orkestra sebagai sebuah kesatuan organum bunyi.



Friday 14 October 2011

Telaah Etude Fernando Sor



Di kalangan pemain gitar klasik,penggemar gitar klasik dan pemerhati gitar klasik, Fernando Sor bukanlah nama asing.Fernando Sor adalah pemain gitar sekaligus komposer musik gitar dan juga paedagog gitar. Sor menggubah banyak musik untuk gitar.Gubahannya terbentang luas.Dari mulai musik gitar untuk pemula hingga konserto gitar.Sor juga membuat metoda pelajaran gitar.Meski sudah nampak uzur,metoda Sor tetap dijadikan acuan bagi metoda gitar modern.

Hal lain yang fenomenal dari kiprah Fernando Sor adalah gubahan etudenya.Etude Sor memiliki nilai teknik yang baik bagi finger dexterity, fretboard geography dan juga musikalitas pemain gitar.Meski memakai forma etude, Sor tetap mengupayakan agar etude nya tetap memiliki kemandirian sebagai sebuah musik. Maka, tak heran jika etude Sor seringkali menjadi repertoire “wajib” para konser master gitar sepanjang masa.
Salah satu Etude Sor yang sangat terkenal adalah etude opus 35 No 14.Etude ini masuk dalam kompilasi etude standard,termasuk dalam editing versi maestro Andres Segovia.