Tuesday, 4 March 2014

"SMOOTH JAZZ" - Sebuah Upaya Yang Tidak Smooth! Artikel Staccato, Maret 2014 - by: Michael Gunadi Widjaja

SMOOTH JAZZ:
"SEBUAH UPAYA YANG TIDAK SMOOTH"
Artikel Staccato Maret 2014
Oleh: Michael Gunadi Widjaja


Sudah kita maklumi bersama, bahwa salah satu sifat esensial Musik Jazz adalah kekenyalannya. Jazz sangat kenyal sehingga leluasa menerima, dimasuki, disusupi bahkan disetubuhi berbagai mazhab musik maupun genre musik. Penerimaan, pemasukan, penyusupan, dan persetubuhan Jazz dengan mazhab dan genre musik lain, secara global memiliki dua macam aksi. Yakni PENGARUH dan PELEBURAN - Influence and Fuse. Dari pengaruh dan/atau peleburan itu kita mengenal istilah-istilah seperti Latin Jazz, Jazz Rock, Free Jazz, Ethnic Jazz, Fusion Jazz. Lima tahun terakhir, kita mulai terbiasa dan dibiasakan pada sebuah trend baru, yaitu yang dikenal dengan istilah SMOOTH JAZZ.

CIKAL BAKAL SMOOTH JAZZ
Smooth Jazz sebetulnya dapatlah dikatakan sebagai genre dari Musik Jazz. Pertumbuhannya mengakar pada Fusion Jazz. Esensinya adalah sebuah fusi atau peleburan, dan bukan sekedar perpaduan, dari berbagai unsur musikal. Peleburan tersebut mendapat pengaruh dari Jazz tradisional, rhythm and Blues, Funky Music, Rock, dan bahkan Musik Pop. 


Yang membuat Smooth Jazz Popular sebetulnya adalah keberadaan stasiun radio. Tanpa maraknya stasiun radio, takkan pernah ada Smooth Jazz. Oleh karenanya, Smooth Jazz juga kemudian dikenal sebagai RADIO JAZZ (bukan Jazz Radio.) Popularitas Smooth Jazz melalui radio mulai mendapat masalah pada tahun 2007 ketika radio-radio di New York dan San Fransisco mulai memudarkan pamor Smooth Jazz dengan mempopulerkan format baru yang meluluhlantakkan keberadaan Smooth Jazz. Meski demikian, Smooth Jazz tetap tercatat dalam sejarah perkembangan musik Jazz. Dan jika kita memang menaruh minat pada Jazz, tidak berlebihan jika kita luangkan waktu sejenak menelisik keberadaan Smooth Jazz. Agar setidaknya menyimpul benang merah pada tautan Jazz, gaya hidup dan industri media modern.

Secara sederhana,dapatlah dikatakan bahwa Smooth Jazz adalah sebuah track dalam kanal radio yang bertempo 90 – 105 bpm. Pembawa tema musiknya merupakan layer, jadi tidak murni solo dan dapat berupa Saxophone (terutama sopran dan tenor,) juga gitar - baik gitar elektrik maupun semi elektrik. Dan karena cikal bakalnya adalah track dari kanal radio, Smooth Jazz sering menggunakan teknik sampling sebagai latar belakang iramanya. Tidak seperti jazz tradisional atau bahkan Jazz Fusion, yang masih memakai pemain beneran dalam melantunkan ritmik irama.


TOKOH SMOOTH JAZZ
Ciri lain dari Smooth Jazz adalah, bahwa para pemusik Smooth Jazz termasuk vokalis, cenderung memainkan frase melodi yang sangat berciri. Sehingga hanya dari beberapa bar saja pendengar sudah bisa mengenali ini permainan si artis A misalnya. Nama-nama besar yang pernah “terlibat” dalam produksi Smooth Jazz diantaranya: pemain saxophone Kenny G, pianis Bob James, gitaris Earl Klugh, bassist, dan pemusik serba bisa Nathan East, vokalis Sade, dan juga Anita Baker.

Smooth Jazz memang sebuah genre Jazz modern, dalam arti popular disekitar tahun 2000-an. Namun sebetulnya gejala kegemaran orang bermain musik secara Smooth Jazz sudah dimulai pada tahun 1960-an. Saat itu, gitaris Jazz legendaries Wes Montgomerry, dengan producer Creed Taylor membuat rekaman yang sangat Pop dan dalam tempo 90-105 bpm. Lagu yang dimainkan diantaranya “Scarborough Fair,” Eleanor Rigby, dan juga “I Say a Little Prayer.” Sukses Wes Montgomerry menjadikan banyak pemusik Jazz untuk latah mengikuti jejaknya. Mereka rame-rame membuat rekaman Pop yang di Jazz kan. Namun yang mereka lakukan tidaklah seperti Wes Montgomerry. Walau demikian, sifat industrialisasi membuat popularitas album Wes Montgomerry menjadi memudar. Dan saat itu, keinginan untuk “melanjutkan” konsep cikal bakal Smooth Jazz menjadi tertunda.

Popularitas album Wes Montgomerry boleh saja surut. Kelanjutan konsep Smooth Jazz boleh saja terpupuskan sementara. Namun semangat untuk membuat sesuatu yang “Pop” dalam Jazz tetap berkobar. Taylor Creed sang produser, menggandeng perusahaan rekaman CTI RECORD. Dan bersama CTI Record inilah Taylor melejitkan George Benson dan Chet Baker. Taylor juga memproduksi rekaman untuk membuat Jazz lagu-lagu The Beatles yang sangat Pop dan terkenal saat itu.

Setelah diproduseri oleh Taylor, George Benson semakin melejit. Melejitnya Benson menghidupkan kembali gaya dan tatanan seperti Smooth Jazz yang kita kenal sekarang. Bersamaan dengan melejitnya Benson, bermunculan pula para pemusik jempolan yang tertarik pada konsep awal Smooth Jazz. Mereka adalah Bob James, David Sanborn, Herb Alpert, vokalis Al Jarreau dan pemain fluegelhorn Chuck Mangione.


PERKEMBANGAN SMOOTH JAZZ
Pada tahun 2007, sebuah gebrakan terjadi. Saat itu WEATHER CHANNEL merilis sebuah album rekaman kompilasi. Dan dalam album itulah istilah Smooth Jazz dipancangkan. Judul albumnya adalah WEATHER CHANNEL: THE BEST OF SMOOTH JAZZ. Gebrakan oleh Weather Channel ini kemudian melahirkan konsekuensi. Yakni format Smooth Jazz seperti yang kita kenal sekarang, format RADIO JAZZ.

Meskipun dunia dibuat gempar baru pada 2007, sebetulnya radio-radio niaga dan komersial memiliki sejarahnya sendiri dalam melahirkan konsep Smooth Jazz sebagai Radio Jazz. Awal mula Radio Jazz dengan inti Smooth Jazz adalah ketika stasiun radio di Miami USA menggelar jalur khusus yang dinamai Beautiful Music Channel. Di tahun 1983, dunia diperkenalkan dengan program radio yakni ADULT CONTEMPORARY MUSIC. Di dalamnya termaksuk juga musik New Age dan juga Jazz dengan pendekatan dan rasa baru.

Seorang bernama Frank Cody, yang adalah programmer acara bagi radio komersial di Amerika, membuat sebuah stasiun radio dengan nama “THE WAVE” di Los Angeles dan San Diego. Salah satu acaranya adalah JAZZ MINGGU PAGI. Dalam acara inilah, format musik Jazz untuk radio mengalami perubahan drastis dan cukup revolusioner. Stasiun radio mulai merancang dengan seksama kebutuhan estetis pendengarnya. Terutama sebagai sebuah relaksasi, agar pendengar tetap dapat menikmati musik bermutu sembari rileks. Itulah saatnya tempo diatur dan irama dikonsepkan sebagai alunan impuls relaksasi. Secara konseptual, Smooth Jazz sebetulnya ingin menghadirkan sebuah sajian musik yang terpadu dengan perangkat pemutarnya, yang dalam hal ini adalah radio. Meski demikian, banyak kritik dan persepsi negatif dari musisi, pengamat musik maupun masyarakat penikmat siaran radio.

PSEUDO JAZZ
Dari sisi musikalitas, menjadi menarik untuk mencermati ungkapan kritikus Jazz, Piero Scaruffi tentang sajian Smooth Jazz. Oleh Scaruffi, Smooth Jazz disebutnya sebagai Musik “Pop-Fusion.” Sebuah fusi atau peleburan unsur musik yang sangat nge-pop. Lebih lanjut Scaruffi mengatakan:

"...mellow, bland, romantic music" made by "mediocre musicians" and "derivative bands." Scaruffi criticized some of the albums of Michael and Randy Brecker as "trivial dance music" and stated that alto saxophonist David Sanborn recorded "[t]rivial collections" of "...catchy and danceable Pseudo-Jazz".

Yang menjadi menarik dari pernyataan Piero Scaruffi istilah “Pseudo Jazz” atau Jazz semu. Atau Jazz setengah hati pada album Smooth Jazz dari saxophonist David Sanborn. Saxophonist Kenny G juga tidak luput dari berbagai kritikan sehubungan dengan konsep musik yang diusungnya. Umumnya para kritikus menganggap album-album Kenny G sangatlah tidak Jazz. Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa Kenny G sangat sukses secara komersial. Sebuah acara TV FUTURAMA, yang memiliki rating pemirsa lumayan, malahan secara agak pedas mengacarakan Smooth Jazz sebagai sebuah Satire yang dikreasi oleh mesin.

Di Inggris ada sebuah stasiun radio khusus musik Jazz yang bernama “The Jazz.” Sebelum peresmian stasiun radio tersebut, Jazzer Inggris, Digby Fairweather melalui sebuah stasiun radio, melontarkan kecaman pedas dan nyaris sebuah tohokan terhadap Smooth Jazz yang dikatakannya sebagai sebuah “PERKOSAAN” dan pelecehan terhadap musik Jazz.

SMOOTH JAZZ DI INDONESIA
Setelah membaca paparan Smooth Jazz, tentang keberadaan, asal muasal dan kritik terhadapnya, bagaimana keadaan Smooth Jazz di Indonesia? Di Indonesia, rupa-rupanya Smooth Jazz hadir sebagai bentuk alternatif dalam industri musik kita yang arahnya terombang-ambing sempoyongan bagai orang minum tuak oplosan. Musik Sweet Pop yang mendayu-dayu sudah tidak laku lagi. Dangdut sudah kalah popular disbanding musik Reggae dengan filosofi Rastamania. Jazz sejati mati loyo akibat kurang peminat dan disodok oleh bajakan online dan serbuan video youtube yang bagai setan menggigit roti.

Ditengah kebingungan itulah kemudian muncul istilah Pop Kreatif, Pop Alternative…. dan mungkin pop susu bergoyang. Dan Musik Jazz di Indonesia pun latah terhadap hal tersebut. Rame-rame lah orang yang setengah tahu dan sok tahu tentang Jazz mengibarkan bendera Smooth Jazz. 


Jika ditanya:  
“Kau main Jazz apaan tuh?”

Mereka menjawab dengan lantang bagai kader partai yang pidato di tengah banjir yang dengan mantapnya berkata: 
“Ini Smooth Jazz, Bang!” 

Orang yang bertanya, termasuk musisi beneran pasti pada kebingungan. 
Kemudian akan ada pertanyaan lagi: 
“Oooo…Smooth Jazz itu yg gimana?”

Mereka akan dengan setengah teller menjawab:  
“Ya ini lah Bang, Om, Tante…setengah mainstream gitu lah…,” 

“SETENGAH MAINSTREAM? Prrrrt saja lah kau!” 
Miris dengernya... Tapi ya kembali lagi lah. Ini cuma musik. 
Salah istilah, latah pun tidak membikin orang mati kan?

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.