Monday 7 July 2014

"DEEPER IN JAZZ" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, July 2014)

"DEEPER IN JAZZ"
MENELISIK AKAR BUDAYA JAZZ
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato Article (July 2014)


JAZZ AS A MUSIC STYLE
Jazz dalam kesejatiannya adalah music style atau gaya bermusik. Terminologi ini meluas pada dua pengertian, yakni Jazz sebagai sebuah RHYTHM dan Jazz sebagai sebuah MUSIC GENRE. Jazz sebagai irama, mudah ditangkap manakala kita menikmati misalnya, sajian musik Bossa Nova yang tidak terlalu progresif. Pola ritme nya saja yang Bossa namun harmoni dan tata musiknya tidak beridiom Bossa. Juga misalnya lagu Pop nostalgia yang disajikan dengan pola irama Swing. Meski tentu tata musiknya tergolong sangat “manis” dan tidak Swing.

Sebagai Gaya Bermusik, Jazz berasal dari bagian selatan Amerika pada awal abad ke-20. Saat itu Jazz tumbuh dan berkembang secara unik. Apa uniknya? Yakni Jazz bersifat sangat luwes, kenyal, dan terbuka. Sehingga dalam perkembangannya, terutama di saat sekarang ini, sulit mengatakan bahwa Jazz adalah sebuah tradisi khas bangsa tertentu. Jazz memang berasal dari Amerika dan memang akar budayanya berada di Amerika. Namun perkembangan Jazz itu sendiri menjadikannya Harta Budaya Semesta. Sifat luwes, kenyal, dan terbuka dari Jazz, menjadikan semua bangsa dapat main Jazz menurut akar budaya masing-masing.




SWING & BEBOP
Bentuk Jazz yang paling pakem atau baku sebetulnya adalah SWING JAZZ. Jangan terkejut saja, jika Swing Jazz itu tadinya adalah jenis TARIAN dan sama sekali tidak mengacu pada jenis musik. Belakangan, Swing Jazz dibawakan dengan tata aransemen yang ditulis sebagaimana layaknya Musik Klasik.


Selain Swing, perkembangan Jazz mengenal juga aliran BEBOP. Pada prinsipnya Bebop ini adalah Swing yang diupayakan lebih “groovy”. Cirinya adalah aransemennya begitu sederhana, namun potensi solo tiap individunya sangat ditonjolkan. Tidak seperti Swing yang bisa disajikan sampai taraf sebuah orkestra, Bebop cukup disajikan dalam kelompok kecil yang sederhana.


Swing dan Bebop dapatlah dikatakan sebagai bentuk mazhab Jazz yang mapan atau baku. Akar budaya keduanya adalah sebuah “percampuran” dua budaya. budaya Barat dan budaya Afrika. Jangan pernah dilupakan esensi Jazz, bahwa Jazz adalah sebuah PEMBERONTAKAN ESTETIS kaum kulit hitam di Amerika pada awal abad ke-20. Bentuk pemberontakan dari ketertindasan seluruh sektor kehidupan. Yang terjadi adalah orang kulit hitam saat itu mencoba menggapai kesetaraan dengan orang kulit putih. Mereka mencoba musik kulit putih, yang karena keterbatasan strata sosial mereka, terpaksa dilakukan dengan “cara” sebagaimana budaya Afrika sebagai budaya kandung orang kulit hitam. Hasilnya adalah: Musik yang dimainkan dengan POLIRITMIK, SINKOPASI, IMPROVISASI, BLUE NOTE, DAN SWUNG NOTE atau yang dikenal sebagai GROOVE.

JAZZ – WARISAN BUDAYA YANG MENDUNIA
Meskipun sudah mendunia dan malahan menjadi Harta Budaya Semesta, di Amerika sendiri Jazz masih dianggap sebagai budaya kandung yang dijunjung tinggi. Satu hal yang layak diacungi jempol adalah, Amerika tetap bangga pada Musik Tradisi nya, bahkan untuk urusan musik industri yang biasanya sangat rentan terhadap selera pasar. Sampai detik saya menulis, bisa dengan mudah kita dapatkan fakta bahwa penyanyi Pop papan atas Amerika SELALU MENYISIPKAN STRIKING atau “cengkok” yang sangat Bluesy dan Jazzy. Tak terkecuali yang berkulit putih seperti Mariah Carey. Demikian juga dalam ajang pemilihan bakat dan sosok idola. Hampir semua penampilnya tidak pernah lupa menyisipkan unsur Bluesy yang Jazz dalam tarikan vokalnya. 


INDUSTRI MUSIK JAZZ
Berbicara tentang keberadaan Jazz dalam industri musik, mengharuskan kita untuk menelisik rekaman musik Jazz. Karena jika kita bicara industri, maka rekaman adalah urat nadinya, dan bahkan urat nadi yang sekaligus jantung industri musik. Tercatat nama BLUE NOTE RECORD COMPANY sebagai perusahaan rekaman yang terbanyak merilis rekaman Jazz Bebop. Nama BLUE NOTE company memang layak dikedepankan sehubungan dengan materi produknya. Merekam BEBOP! Satu hal yang agak “berat” untuk dijadikan asupan industri musik. Karena Bebop sangat mengedepankan ketrampilan individu yang tidak didukung gegap gempitanya orkestrasi. Bebop sangat individual dan dinikmati dalam ranah yang mau tidak mau sebetulnya “menuntut” sikap interaktif pendengarnya. Jika hal sedemikian akan diusung menjadi sebuah rekaman auditif, tentu akan menyisakan sejumlah persoalan yang sangat tidak ringan.


BLUES – AKAR BUDAYA JAZZ YANG RELIGIUS
Meski tidak selamanya hadir secara terang-terangan, kita tidak dapat menafikan peran dan cengkeraman Jazz dalam industri musik, khususnya di Amerika. Kekuatan cengkeraman dan peran Jazz dalam industri musik, tidak dapat dipisahkan dari akar budaya Jazz itu sendiri secara essensial. Secara mantap harus dinyatakan bahwa AKAR BUDAYA JAZZ ADALAH BLUES. Mohon dicermati bahwa Blues disini bukan melulu sebagai musik, melainkan sebagai budaya atau kultur. Malahan sebagai akar budaya atau cultural root. Blues sebagai akar budaya, melibatkan juga musik spiritual dan religius. Termasuk musik penginjilan atau Gospel dan juga Himne-Himne spiritual yang sangat rohaniah sifatnya. Dari acuan tersebut, kita dapat mengatakan bahwa akar budaya Jazz berasal dari sublimasi dan subtilitas yang luar biasa. Dalam hal ini adalah spirit dan religi, yang dapat dikatakan memiliki pengaruh sangat kuat terhadap cara pandang, attitude dan cara bersikap sebuah komunitas, bahkan sampai hari ini. Inilah salah satu hal yang besar kontribusinya. Termasuk bagi Amerika sendiri. Yang senantiasa berbangga bahwa Jazz adalah musik dari tradisi mereka, meski sudah menjadi harta budaya dunia.


PERKEMBANGAN JAZZ
Berpijak pada akar budaya yang bersifat spiritual dan religius, Jazz mengembangkan sayap menyebar ke berbagai antero dunia. Dan uniknya, cara pandang para leluhur Jazz sangat terbuka. Yang terjadi adalah bahwa penyebaran Jazz akhirnya melebur dalam asimilasi dan sinkretisme dengan budaya lokal. Hal yang nampaknya tidak dapat dilakukan oleh genre musik lainnya.

Secara sederhana, garis besar perkembangan Jazz dengan kekenyalan dan keterbukaannya, dapat disarikan sebagai berikut:

Bahwa banyak daerah di Amerika yang memiliki keterlibatan langsung pada perkembangan dan penyebaran Jazz. Termasuk “mengisi dan mewarnai” sifat Jazz yang kenyal dan terbuka. Pada tahun 1910, daerah yang dapat dikatakan aktif dalam mewarnai Jazz adalah Chicago dan New Orleans. Kedua kota tersebut sekaligus melahirkan gaya permainan Jazz masing-masing.

Di era 1930-an dan 1940-an, ada gaya permainan Jazz alla Kansas, kemudian ada kaum Gipsy yang main Jazz menurut tafsiran mereka. Kemudian ada juga yang menghadirkan Jazz seperti layaknya orkestrasi sekolah musik, yang kemudian kita kenal sebagai Swing dan Big Band. Setelah era 1940, mulailah Jazz tidak saja mengembangkan gaya, melainkan mulai melarutkan diri dalam percampuran budaya. Dari situ kita mengenal AfroCuban Jazz. Jazz Brazil, Jazz Rock, Fusion Jazz, dan yang termutakhir adalah Acid Jazz.


UNSUR DRUMSET DALAM JAZZ
Sebagai konsekuensi logis dari perkembangan dan penyebarannya, hadir juga penemuan dan kepeloporan dalam musik Jazz. Beberapa penemuan dan kepeloporan dalam Jazz malahan memiliki pengaruh sangat besar dalam mazhab musik lainnya. Yang paling mencolok adalah DRUMSET. Drumset seperti yang kita kenal sekarang dapat dikatakan adalah rancangan Billy Gladstone, seorang pemusik Jazz. Sebelum Gladstone merancang Drumset, Jazz mempergunakan perangkat perkusif yang terpisah-pisah, persis seperti Marching Band. Setelah Gladstone mengedepankan rancangannya, permainan ritmik dalam Jazz menjadi sangat passionate karena dimainkan oleh satu orang saja. Sehingga seorang pemain dapat sepenuhnya mengendalikan unit perkusi mutlak dengan passion individual dirinya. Billy Gladstone juga merancang Cymbal yang memiliki karakter tidak semata crash and splash. Selain merancang piranti, Gladstone juga merancang teknik permainan snare drum yang kemudian dikenal sebagai Gladstone’s Technique.


SPECIAL EVENTS & PIONEER IN JAZZ
Penemuan dan kepeloporan dalam Jazz tentu tidak berhenti pada diri Billy Gladstone.
Berikut adalah penemuan dan kepeloporan yang dicatat sejarah dalam ranah Musik Jazz:
  • Pemain Trumpet, Louis Armstrong dikenal sebagai DUTA BESAR JAZZ, karena andilnya yang sangat besar bagi popularitas musik Jazz.
  • Pemain Jazz pertama yang tampil dengan iringan orkestra lengkap adalah Mary Lou William.
  • Venue atau tempat pertunjukan Jazz pertama yang sepenuhnya terintegrasi untuk pertunjukan Jazz adalah CAFÉ SOCIETY.
  • Pada awal kelahirannya, Jazz adalah jenis musik untuk easy listening belaka. Namun saat ini Jazz sudah menjadi semacam kebutuhan, bahkan untuk acara seperti resepsi pernikahan.
  • Club Jazz tertua adalah “THE VILLAGE VANGUARD,” yang sudah buka sejak 1935 di New York.
  • Pemain Saxophone Jazz pertama yang melakukan rekaman adalah SIX BROWN BROTHERS. Sebelumnya, mereka adalah pemain Band yang mengiringi pertunjukan sirkus.
  • Jazz sangat unik. Tidak pernah ada dua pemusik Jazz yang permainannya sama, bahkan untuk lagu yang sama.
  • Istilah COOL dan HIP berasal dari kaum Jazz.
  • Gitaris Jazz yang paling berpengaruh adalah Django Reinhardt. Dia hanya bermain dengan dua jari kanan karena jari-jari tangan kanannya nyaris habis akibat kecelakaan kebakaran.
  • Komposer musik piano, Scott Joplin, oleh para kritikus musik dinobatkan sebagai RAJA GAYA RAGTIME.
  • Pemusik kulit hitam pertama yang bergabung dalam Big Band kulit putih adalah Roy Eldridge.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.