Monday, 4 March 2013

JAZZ ROCK: "Perkawinan Budaya Yang Mengguncang Dunia" - Artikel Staccato Maret 2013

JAZZ ROCK:
"PERKAWINAN BUDAYA 

YANG MENGGUNCANG DUNIA"
(Artikel Staccato, edisi Maret 2013)

Oleh: Michael Gunadi Widjaja


Jika kita menonton acara konser Jazz pada era sepuluh tahun terakhir ini, agak sulit bagi kita untuk menentukan jenis Jazz apa yang ditampilkan para pemusiknya. Sebagian orang berujar, bahwa tidaklah penting menggolong-golongkan Jazz ke dalam jenis atau alirannya. Lets just enjoy the music whatever it is. Sebagian lagi merasa penting dengan pemahaman klasifikasi musik,khususnya Jazz. Alasannya,bagaimana mungkin kita dapat mengapresiasi dengan baik sebuah genre musik,khususnya Jazz, jika kita tak paham seluk beluk dan ragam alirannya. Apapun pijakan sikapnya, nampaknya adagium jazz senantiasa berlaku: Jazz tidak pernah dapat dimengerti namun selalu dapat dinikmati”. Adagium tersebut semakin kokoh dengan sifat Jazz yang bagaikan “open source music”. Kenyal terhadap masukan semua unsur dari beragam genre musikal. Kekenyalan Jazz menjadikannya arena “perkawinan” dari beragam genre musik. Baik yang mentradisi maupun yang membawa panji sebagai sebuah entitas modernitas. Salah satu modus perkawinan tersebut adalah JAZZ ROCK.

Dari istilahnya,tentu seketika dapat kita pahami bahwa Jazz Rock adalah gabungan dari Jazz dan Rock.Sebuah penggabungan, yang bukan fusi. Fusi adalah peleburan. Dalam Jazz Rock, elemen Jazz dan elemen Rock masih dapat ditengarai identitasnya. Kadang muncul juga sebutan Rock Jazz. Inversi nama ini sama sekali tidak menunjukkan dominasi elemen tertentu. Jazz Rock dan Rock Jazz adalah identik. Untuk lebih mengakrabi Jazz Rock, yang adalah perkawinan berbagai elemen dari dua budaya musik yang berbeda, ada baiknya kita tengok sekilas terlebih dahulu, perbedaan dan persamaan antara Jazz dan Rock.

PERBEDAAN ANTARA JAZZ DAN ROCK
JAZZ
  • Umumnya disajikan secara instrumental
  • Sajian vocal disertai teknik Scat (seperti orang berceloteh)
  • Jiwanya adalah improvisasi dan dilakukan dengan konsep yang relatif bebas
  • Umumnya dimainkan dengan piranti musik akustik
  • Tata gramatika musiknya sangat progresif dengan akord-akord berstruktur kompleks
  • Format musiknya adalah : Tema - tema diolah dengan improvisasi
  • Peran penting pada alat musik tiup dan juga piano
ROCK
  • Umumnya berupa sajian musik vocal dengan isi teks yang diutamakan
  • Menggunakan piranti elektronis dan teknologi olah bunyi
  • Tata gramatik musiknya menggunakan akord dengan struktur relatif bersahaja
  • Format musiknya adalah lagu berbait. Mirip lagu pop pada umumnya
  • Peran penting pada gitar dan drum set

Persamaan Jazz dan Rock adalah bahwa kedua genre musik ini memiliki sumber yang sama , yakni musik Blues. Juga sama-sama memiliki ritme yang kuat dan ada variasi sinkopatis (pemindahan aksen/tekanan pada pola irama). Dan sama-sama juga kurang mengolah tema. Pada Jazz dan juga Rock,melodi pokok atau cantus firmus sering bahkan selalu disajikan dengan jumlah kalimat musik (phrase) yang sedikit dan tidak diolah atau bersahaja. Hal ini menjadi nyata jika kita bandingkan tema dalam Jazz dan Rock dengan tema komposisi musik klasik.


Jazz Rock adalah sebuah “perkawinan” - penyatuan dua budaya. Budaya ini berkait juga sikap dan gaya hidup para pemusiknya. Di sisi inilah problematika Jazz Rock muncul. Sampai sejauh mana sebetulnya sublimasi atau totalitas penggabungan elemen Jazz dan Rock. Apakah elemen Jazz dan elemen Rock benar-benar memperoleh kesejajaran dalam Jazz Rock. Hal ini menarik jika kita menyoroti sebuah kenyataan sosio kultural bahwa:
  1. Seorang pemusik Jazz yang oleh sebab tertentu mengarah ke Rock akan memiliki kecenderungan untuk berperan serta dalam segi komersialisasi musik
  2. Pemusik Rock yang juga oleh sebab tertentu mengarahkan konsep musiknya ke Jazz biasanya memiliki kecenderungan umtuk mengembangkan konsep bermusik yang lebih mengutamakan “mutu”
Dari dua perilaku kultural tersebut dapatlah dipahami bahwa senantiasa ada gap, Ada kesenjangan porsi antara elemen Jazz dan elemen Rock dalam sebuah genre Jazz Rock. Dapat terjadi elemen jazz lebih dominan atau sebaliknya.Namun apapun problematikanya, Jazz Rock dalam kenyataannya telah mengguncang dunia. Bukan saja blantika musik, namun Jazz Rock juga telah menorehkan sejarah baru dalam cara pandang penyatuan budaya dalam kerangka estetika.

Jazz Rock lahir dan kepopulerannya segera mengguncang dunia pada sekitar 1960. Jazz Rock pernah mengalami masa surut, namun kemudian “lahir kembali” pada dekade 80-an. Awal kemunculan Jazz Rock ditandai dengan terbitnya album Bitches Brew oleh pemain terompet legendaris Miles Davis. Pengembangan Jazz Rock kemudian dimotori oleh pemain Jazz yang tadinya berada dalam genre Mainstream Jazz - Chick Corea, kelompok Weather Report pimpinan Joe Zawinul - pianis yang juga mantan anggota koor The Vienna Boys Choir dan juga Frank Zappa - pemusik legendaris yang kontroversial yang berpijak pada multi genre musikal.


Mencermati Jazz Rock sebagai perkawinan dua budaya, nampaknya akan membawa kita untuk masuk lebih dalam kepada pemaknaan keadaan sosial budaya dalam kehidupan kita. Bahwa sebuah perkawinan bukanlah sebuah pengorbanan jati diri. Sebagaimana dalam Jazz Rock, perkawinan (baca:pernikahan) agaknya harus dimaknai bahwa laki-laki dan perempuan tetap pada akar budaya dan jati dirinya masing-masing. Keragaman itu diletakkan dalam kesekitaran untuk mencapai harmonia atau keselarasan kehidupan sesuai konsep kehidupan yang disepakati. Juga dalam prernikahan senantiasa ada dominasi.Sama halnya dengan Jazz Rock, tidaklah mungkin untuk memaksakan kesetaraan apalagi dalam bentuk persamaan proporsi peran. Namun yang penting, apapun jenis dominasinya sejauh masih ada kerangka harmoni semua akan mengacu pada sesuatu yang “indah.

Merujuk pada Jazz Rock, perkawinan dapat juga dimaknai sebagai sebuah sinergi. Semestinya lembaga-lembaga dalam pemerintahan kita juga senantiasa bersinergi. Namun faktualnya, meski secara hirarki ada dua lembaga yang sepadan kedudukannya, sinergi tidaklah senantiasa berarti persamaan porsi peran dan kekuasaan. Dalam segi-segi tertentu akan mucul dominasi. Yang esensial adalah meletakkan jatidiri pada semesta keselarasan. Jazz Rock memberi pelajaran pada kita. Jika ingin mengguncang dunia tidak cukup dengan tebar pesona. Namun dengan kematangan konseptual.Untuk sampai pada harmoni kehidupan yang sejati.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.