Showing posts with label song. Show all posts
Showing posts with label song. Show all posts

Monday, 1 April 2019

MUSIK DAN KEBANGGAAN BERBANGSA - by: Michael Gunadi (Staccato, April 2019)

“MUSIK DAN KEBANGGAAN BERBANGSA”
by: Michael Gunadi
(Staccato, April 2019)


FENOMENA MARS
Pernah ada suatu masa di Indonesia, dimana orang keranjingan lagu MARS. Organisasi politik bikin Mars. Kampus bikin Mars. Organisasi massa bikin Mars. Bahkan sampe RT dan kumpulan emak-emak bikin Mars. 

Kenapa orang bisa keranjingan Mars? 
Ada banyak jawaban. Tetapi pada esensinya, Mars membuat kumpulan orang menjadi memiliki energi. Energi untuk bergerak memenuhi dan mewujudkan cita-cita dan hasratnya. Sebetulnya bukan hanya MARS. Semua musik, apapun genre nya mampu memainkan peran demikian. Tentu sejauh digagas dan dikreasi sebagaimana layaknya. Menurut kepatutan dan tata norma masyarakatnya.


KESENIAN SEBAGAI WUJUD RASA BANGGA BERBANGSA
Kampanye Politik, dari mulai Presidential election sampai memilih lurah, tak pernah lepas dari musik. Partai Golkar di era mantan Presiden Soeharto, bahkan merilis beberapa seri rekaman. Isinya Lagu, musik dan sejenisnya. 

Hal demikian masih berlangsung sampai hari ini. Meski tentu saja formatnya berbeda. Sebagaimana Mars, musik dalam kumpulan organisasi, mampu memberi movement spirit. Semangat untuk bergerak. Bahasa kerennya berjuang. Dan, ini yang sangat penting, musik, apapun itu, memberi PRIDE ATAU RASA BANGGA.

Monday, 3 October 2016

TAKE FIVE - by: Michael Gunadi (Staccato, October 2016)

“TAKE FIVE”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, October 2016

PEMBAHARUAN DALAM MUSIK JAZZ
Popularitas Musik Jazz memang menurun drastis dalam satu dekade belakangan ini. Meski demikian, di beberapa negara di Amerika dan sebagian Asia, sekolah-sekolah umum tetap memasukkan Musik Jazz dalam pelajaran seni dan budaya. Di beberapa konservatori terkemuka, Jazz juga masih tetap diajarkan. Terutama dalam segi progresi harmoni dan keterampilan improvisasi.

Rupanya meski sudah terseok-seok dan sekarat, napak tilas Musik Jazz tidak pernah berhenti. Senantiasa menorehkan pesan dalam perjalanan peradaban manusia. Pesan yang diusung Musik Jazz adakalanya terasa usang. Karena peradaban modern sudah tak lagi bercumbu dengan kejamnya rasialisme dan kesenjangan sosial yang merajalela. Namun pesan yang diusung Musik Jazz dalam hal cultural enrichment atau pengayaan budaya, nampak akan tetap up to date untuk selang waktu yang lama.

Jazz dalam napak tilasnya memang menawarkan pembaharuan. Pembaharuan cara pandang sosio-kultural. Pembaharuan sikap dan mentalitas persamaan warna kulit. Dan jangan pernah dilupakan bahwa dalam esensinya, Jazz adalah mazhab yang anti kemapanan. Dalam arti senantiasa bersifat progresif untuk mengarah pada sesuatu yang lebih baik. Hal ini berlaku pula pada budaya yang senantiasa bersifat konservatif atau nyaris kolot. Mereka tak luput dari rambahan dan jamahan tangan Jazz. Untuk diperbaharui dalam ranah yang lebih membumi dalam esensi manusiawi.

Friday, 15 July 2016

MUHAMMAD ALI DALAM KENANGAN JAZZ - by: Michael Gunadi (Staccato, July 2016)

“MUHAMMAD ALI 
DALAM KENANGAN JAZZ”
oleh: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, July 2016

MUHAMMAD ALI IN MEMORIAM
Petinju legendaris Muhammad Ali, telah meninggal dunia belum lama ini pada usia 74 tahun. Dunia merasa kehilangan salah satu tokoh, yang ikut mengukir perjalanan sejarah napak tilas peradaban manusia, khususnya di abad ke-20. Muhammad Ali dinobatkan sebagai salah seorang atlet terbesar di abad ke-20. Ali juga dirayakan sebagai atlet yang namanya paling berkibar di abad ke-20. Sosok Muhammad Ali bukan semata seorang petinju. Tak cuma atlet olah raga keras. Dan juga bukan seorang yang dengan jumawa mengobral rangkaian omong kosong. Muhammad Ali adalah sosok yang ikonik. Sebuah nama besar dalam pribadi tangguh. Sosok legenda sejati dan yang terpenting, sepanjang karir dan masa hidupnya, Ali telah banyak memberikan kontribusi bagi kemanusian dan ikut mencerahkan wajah dunia.

BENANG EMAS MUHAMMAD ALI & MUSIK JAZZ
Menjadi menarik,untuk sejenak melakukan renungan dan permenungan. Menarik benang emas antara sosok Muhammad Ali dan Musik Jazz. Bukan sebagai hal yang mengada-ada. Bukan mencari sensasi dengan mencocok-cocokkan fakta. Namun mencari esensi sisi kemanusiaan dan budaya. Bukankah sebuah budaya pada hakekatnya adalah cerminan napak tilas kemanusiaan yang nyata dan bukan sekedar angan yang ngungun dan utopis belaka?

Wednesday, 7 January 2015

"Cinta Dalam Sepenggal Jazz" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, January 2015)

"CINTA DALAM SEPENGGAL JAZZ"
(Greetings to The New World 2015)
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, January 2015


ATAS NAMA CINTA
Dalam napak tilasnya menjalani peradaban dunia, ada satu hal yang paling banyak dibicarakan manusia, sekaligus menginspirasi kehidupannya: CINTA. Ada bermacam jenis dan sifat cinta. Ada banyak torehan yang dilakukan cinta. Ada banyak tindakan yang diambil atas nama cinta. Sepertinya cinta sudah merupakan “dewata” dalam relung kehidupan manusia. Jadi tidaklah terlalu mengherankan jika seni, sebagai satu media pengungkap rasa, juga seakan tiada hentinya mengekspos cinta. Lukisan dalam bahasanya sendiri bercerita tentang cinta, termasuk elemen pembangkitnya seperti kemontokan, kelangsingan, dan keindahan tubuh. Sastra dan prosa meliriskan ungkapan cinta dengan pernyataan verbal yang kadang menyayat terkadang juga mengharu biru. Seni kriya mengabadikan morfologi citra cinta. Dan… musik, sebagai sebuah seni adiluhung dengan gramatik yang teramat luas, tentu tak melewatkan celah untuk bisa mengungkap cinta.

Tuesday, 28 January 2014

GUITAR TRILOGY (by: Michael Gunadi Widjaja)

GUITAR TRILOGY
Composed by: Michael Gunadi Widjaja
Maybe you're all willing to hear my new composition for one nylon string guitar
Its a trilogy in three movements:

I Stuck
II Freak

III Hello Samba


When feel tired you will be stuck, or even freak...
but some hope can make you shake bumpy bumpy :) 


Friday, 16 August 2013

"ROMANZA" - by: Michael Gunadi Widjaja

"ROMANZA"
Oleh: Michael Gunadi Widjaja


Romanza, sebuah kisah cinta. Dalam cinta memang terdapat berbagai rupa kisah. Tak sekedar asmara. Tak sekedar nafsu, juga tak sekedar kasih yang dalam tatanan kulminasinya seringkali menyisakan absurditas. Namun apapun formanya, cinta senantiasa menarik dan cinta selalu memiliki kisahnya sendiri.

Kisah cinta banyak dimanifestasikan manusia. Dari prosa yang liris sampai puisi cabul yang kering dan menjijikkan. Dari lagu cinta yang dinyanyikan dengan berteriak-teriak sampai karya masterpiece komposer legendaris. Juga dari mulai torehan gambar hati, angsa berciuman hingga ilustrasi persetubuhan yang liar yang panas.


Bagi penggemar musik gitar, ada sebuah romanza yang tentu telah akrab didengar. Hampir semua pemain gitar klasik di seluruh dunia memainkannya: “ROMANCE D’AMOUR” - sebuah musik cinta yang abadi. Sebagian orang mengatakan bahwa komposer Romance de Amor adalah Vincente Gomez. Sebagian lagi menganggapnya adalah anonim, tak dikenal, dan merupakan sebuah melodi yang folklorik. Apapun itu, yang pasti Romance De Amor pertama kali dipopulerkan oleh gitaris Narcisso Yepez. Saat itu Yepez memainkan Romance De Amor sebagai ilustrasi film.

Friday, 9 August 2013

"Mengenal Hak Cipta Musik" - by Michael Gunadi Widjaja

"MENGENAL HAK CIPTA MUSIK"
Oleh: Michael Gunadi Widjaja


Di Indonesia, ada sebuah organisasi yang menamakan dirinya KCI (Karya Cipta Indonesia). KCI adalah sebuah organisasi nirlaba. Berpusat di Golden Plaza Fatmawati Jakarta (www.kci.or.id). Organisasi ini bergerak dalam bidang hak cipta musik. Hak cipta musik merupakan salah satu hak intelektual. Dan agaknya tidak berlebihan, jika kita meluangkan waktu sejenak untuk sekedar berkenalan dengan hak cipta musik.

Hak cipta musik dapat dikatakan adalah hak khusus yang diberikan kepada pengarang lagu dan/atau musik dan penerusnya (ahli warisnya) untuk mengumumkan lagu dan/atau musik, dan memperbanyak lagu dan/atau musik karangannya. Adapun yang dimaksud mengumumkan lagu adalah sebuah hak khusus dalam hubungannya dengan tampilan musik. Baik untuk musik hidup maupun siaran televisi atau radio. Hal ini dalam hukum tentang hak cipta, dikenal sebagai Performing Rights. Sedangkan memperbanyak lagu dan/atau musik berkaitan dengan duplikasi atau penggandaan materi musiknya.


Hak cipta musik adalah sebuah hak intelektual. Hak intelektual yang berkaitan dengan properti. Dalam konteks ini, properti yang dimaksud adalah lagu dan/atau musik. Ada perbedaan mendasar pada paradigma hak intelektual dalam properti dengan hukum properti umum. Perbedaannya dapat diilustrasikan misalnya kita membeli CD yang berisi nyanyian. Kita memiliki hak atas CD nya, tetapi BUKAN ATAS NYANYIANNYA. Jadi kita berhak memutar atau menggunakan CD yang telah kita beli hanya dan untuk kepentingan pribadi yang sifatnya non-komersial.

"Pembajakan Semu Terhadap Karya Musik" - by Michael Gunadi Widjaja

“PEMBAJAKAN SEMU 
TERHADAP KARYA MUSIK”
Oleh: Michael Gunadi Widjaja



“Setiap Anda memutar lagu karya Gesang, 
bisa jadi Anda sudah mencuri periuk nasinya.”

Kalimat tersebut terpampang pada booklet resmi dari KARYA CIPTA INDONESIA, sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang hak cipta musik di Indonesia. Hak cipta karya musik, dalam highlight KCI dihubungkan dengan periuk nasi seseorang, yakni Almarhum Pak Gesang. Dan bicara tentang periuk seseorang, agaknya memang kita harus mau untuk sedikit mengernyitkan kening. Dan memang hak cipta musik di Indonesia masih menyisakan permasalahan yang tidak ringan.

Hak cipta terhadap karya musik dalam artikel ini saya batasi menjadi dua hal: Printed Material dan Audio Material. Yang tergolong printed material adalah karya yang dicetak, baik buku maupun partitura musik, dan atau musik. Sedangkan audio material yang saya maksud adalah karya yang diperdengarkan. Tentu dalam bentuk rekaman. Dan pembajakan yang kali ini saya bicarakan, bukan pembajakan seperti VCD yang marak. Pembajakan dalam tulisan ini adalah pembajakan semu atau saya beri istilah PSEUDO PIRACY. Dan pseudo piracy ini terjadi dalam lingkup pemanfaatan komputer.

Saturday, 8 June 2013

Fantastic Suite "Wetland" for Guitar and Piano

FANTASTIC SUITE "WETLAND"
for Guitar and Piano
Composed by: Jun-ichi Nihashi


A good repertoire for guitar and piano is rare to find. 
This could be an alternative for a great repertoire, for an advanced guitarist and pianist. 


About the Fantastic Suite "WETLAND" for Guitar and Piano
This unique ensemble of the piano and guitar aspires to discover new possibilities for its medium. The theme is about fantasy and dream, that reflects the nature of wetland from the dawn until the evening with the stars. 

Tuesday, 25 December 2012

CATATAN SEPUTAR CHRISTMAS CAROL


CATATAN SEPUTAR CHRISTMAS CAROL


SILENT NIGHT
Syair ditulis oleh Joseph Mohr dan lagu adalah komposisi Franz Gruber.Lagu ini memang diperuntukkan bagi perayaan Natal.Terjadi tatkala orgel Gereja setempat mendadak rusak dikrikitin tikus.Pater Joseph Mohr yang kebingungan secara tanpa sengaja mengeluarkan gulungan kertas lusuh dari saku jubahnya.berisi syair yang pernah ditulisnya.Kemudian dia menyerahkan syair tersebut kepada Franz Gruber,seorang guru SD yang juga pemain gitar,untuk digubah menjadi lagu.SILENT NIGHT pertama kali diperdengarkan pada 1818 di Gereja Santo Nicholas Obendorf.


ADESTE FIDELES
Ditulis pada abad 13 dan diperuntukkan sebagai HIMNE.Banyak simpang siur seputar siapa komposernya.Beberapa musikolog meyakini bahwa Himne ini digubah oleh JOHN FRANCIS WADE.Dan dipopulerkan oleh Gereja Katolik Inggris.


JINGLE BELLS
 Ditulis oleh James Lord Pierpont (1822–1893) dan pertama kali dipublikasikan dengan title "One Horse Open Sleigh" pada musim gugugr 1857. Jingle Bells lebih popular sebagai Lagu natal meskipun sebetulnya ditulis bagi perayaan syukur pada Thanksgiving Day.


The First Noel
Judul aslinya adalah The First Nowell (sering ditulis sebagai The First Noël) adalah lagu tradisional Inggris yang kemudian menjadi “klasik”.,Banyak sejarawan music menganggap lagu ini berasal dari abad 18 atau lebih awal.Kata “NOEL” berasal dari bahasa Perancis yang maknanya adalah NATAL atau kelahiran.Pertama kali dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul Carol Ancient and Modern terbitan 1823
JOT TO THE WORLD
Syair nya adalah PSALM 98 dalam Kitab Suci Katolik.Sebetulnya syair lagu ini lebih bersifat memuliakan Yesus dalam penyelamatan dan kemuliaanNya ketimbang lagu kelahiran Juru Selamat.Musiknya adalah komposisi Lowell Mason pada tahun 1839.Namun banyak musikolog yang menganggap Lowell mason hanya mengadaptasi dari melodi karya Georg Friedrich Handel