Showing posts with label jazz. Show all posts
Showing posts with label jazz. Show all posts

Sunday, 3 December 2023

WES - by: Michael Gunadi | Staccato, December 2023

“WES”
Staccato, December 2023
By: Michael Gunadi


Judul ini sama sekali bukan plesetan istilah WIS dalam bahasa Jawa yang artinya sudah. WES dalam judul ini adalah WES MONTGOMERY. Legenda Jazz Guitar yang juga influencer Musik Jazz yang tentu saja tanpa melalui Instagram. Seperti biasa, kaum sok tahu, sok ritis, belagu bergaya musisi top dengan sikap tidak peduli alla Cosmopolitan dan Metropolitan, akan bertanya: Apa untungnya tahu hal macam begini? Untuk apa juga kita tahu hal begini. Jawabannya seperti biasa. Tidak ada untungnya sama sekali. Apalagi dari sisi materi. Sama sekali tidak ada untungnya. Lho?! Ya. 


Dan memang apa juga untungnya belajar Piano setengah mati. Meskipun misalnya anda juara dunia 29 kali, apakah ada untungnya dari sisi materi? Belum tentu dan bahkan TIDAK. Jawaban pertanyaan untuk apa adalah, tahu hal begini harapannya akan ada sedikit relung yang bisa menginspirasi kita semua. Agar hidup ini tidak makin sulit dan makin menderita dalam cacaruca carut marut dunia yang makin disruptif dan deseptif.

Wednesday, 11 May 2022

Jejak Jazz - by: Michael Gunadi | Staccato, May 2022

JEJAK JAZZ
By: Michael Gunadi
Staccato, May 2022

 

Peringatan rekaman Jazz pertama, lebih dari 100 tahun yang lalu juga menandai awal dari perdebatan yang hingga kini masih berlangsung, demikian tulis kolomnis musik Christian Blauvelt. Kala itu lima anggota band naik lift ke Lantai 12 gedung Victor Talking Machine Company di 38th Street New York City. Kala itu, Band akan bermain. Mereka, para anggota Band, mengenakan kemeja putih dengan kerah atas dikancing dan tanpa dasi, lengkap dengan jaket makan malam hitam dengan kerah mengkilap. 



Lagu yang dimainkan kuintet ini sebetulnya  konyol, dan tidak dibuat dengan keterampilan teknis terbaik.  Momen yang paling berkesan adalah ketika klarinet meniru suara ayam jantan; sebuah cornet (terompet Militer) menirukan kuda yang merintih, dan trombon mengimitasi bunyi lenguhan seekor sapi. Tentu itu bukan The Beatles dalam show Ed Sullivan. hahahahaha. Namun itu adalah momen yang sangat penting dalam sejarah musik AS. Tanggalnya 26 Februari 1917, dan lagu baru ini, Livery Stable Blues oleh Original Dixieland Jass Band, adalah rekaman Jazz pertama. Lagu yang mereka mainkan kemudian dikenal sebagai LIVERY STABLE BLUES. (Blues Kandang Ternak ).


Wednesday, 31 March 2021

Armando's Rhumba in Heaven - by: Michael Gunadi | Staccato, April 2021

“ARMANDO'S RHUMBA IN HEAVEN”
by: Michael Gunadi
Staccato, April 2021


KEPERGIAN TOKOH JAZZ DUNIA

Tanggal 9 Pebruari 2021 dunia musik berduka. Blantika musik berbelasungkawa. Ranah musik Jazz menangis. Deretan tokoh tokoh dunia menjadi tercekat dan pilu. Armando Anthony Corea atau dikenal sebagai Chick Corea, meninggal akibat penyakit yang telah lama dideritanya. Bagi orang yang skeptis, mungkin akan berkata begini: “Yaaaaa sudahlah. Dah mati. Kita doain aja deh. Ok. Itu bagus. 

Bagi orang yang agak konsen dengan prospek musik mungkin akan mengatakan: Ya, mari kita lanjutkan karya dan perjuangannya. Apalagi COVID-19 belum kelar. Musik nggak boleh mati”. Hmmm sangat bagus juga. Bagi orang yang sangat kritis, plus sedikit usik, mungkin pertanyaannya akan menjadi seperti: “Emangnya siapa tuh Chick Corea? Hebat banget ya? Jasa apa dia sama musik?” Tidak salah. Baik dan sah saja.

Monday, 3 October 2016

TAKE FIVE - by: Michael Gunadi (Staccato, October 2016)

“TAKE FIVE”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, October 2016

PEMBAHARUAN DALAM MUSIK JAZZ
Popularitas Musik Jazz memang menurun drastis dalam satu dekade belakangan ini. Meski demikian, di beberapa negara di Amerika dan sebagian Asia, sekolah-sekolah umum tetap memasukkan Musik Jazz dalam pelajaran seni dan budaya. Di beberapa konservatori terkemuka, Jazz juga masih tetap diajarkan. Terutama dalam segi progresi harmoni dan keterampilan improvisasi.

Rupanya meski sudah terseok-seok dan sekarat, napak tilas Musik Jazz tidak pernah berhenti. Senantiasa menorehkan pesan dalam perjalanan peradaban manusia. Pesan yang diusung Musik Jazz adakalanya terasa usang. Karena peradaban modern sudah tak lagi bercumbu dengan kejamnya rasialisme dan kesenjangan sosial yang merajalela. Namun pesan yang diusung Musik Jazz dalam hal cultural enrichment atau pengayaan budaya, nampak akan tetap up to date untuk selang waktu yang lama.

Jazz dalam napak tilasnya memang menawarkan pembaharuan. Pembaharuan cara pandang sosio-kultural. Pembaharuan sikap dan mentalitas persamaan warna kulit. Dan jangan pernah dilupakan bahwa dalam esensinya, Jazz adalah mazhab yang anti kemapanan. Dalam arti senantiasa bersifat progresif untuk mengarah pada sesuatu yang lebih baik. Hal ini berlaku pula pada budaya yang senantiasa bersifat konservatif atau nyaris kolot. Mereka tak luput dari rambahan dan jamahan tangan Jazz. Untuk diperbaharui dalam ranah yang lebih membumi dalam esensi manusiawi.

Sunday, 7 August 2016

JAZZ SIGHT READING - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, August 2016)

“JAZZ SIGHT READING”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, August 2016


APA ITU SIGHT READING?
Agak susah untuk memadankan istilah SIGHT READING ke dalam Bahasa Indonesia. Saya pribadi lebih suka memakai istilah LINTAS BACA sebagai padanan istilah sight reading. sight reading terdapat pada ujian musik. Terutama ujian musik internasional, seperti: ABRSM, Trinity Guildhall, bahkan Yamaha Music, dan juga sekolah atau kursus ataupun konservatori (dalam tanda petik) di tanah air.

Dalam pelaksanaannya, sight reading berwujud: seseorang disodori sebuah naskah musik. Kesulitannya sepadan dengan grade nya. Kemudian naskah musik tersebut DIBACA SELINTAS. Umumnya yang dimaksud selintas adalah sekitar 30 detik saja. Dan bisa sampai 5 menit untuk sight reading grade Diploma. Setelah melakukan lintas baca, kemudian naskah musik tersebut dimainkan.

Parameter keberhasilannya adalah MEMAINKAN NASKAH MUSIK TERSEBUT PERSIS SAMA, TERMASUK DETAIL KECILNYA – sesuai dengan apa yang tertulis. Bagi sebagian orang, lintas baca atau sight reading ini adalah sebuah adegan horor nan mencekam yang sampai bisa bikin stress, gemetaran, dan bahkan perasaan mual.


TUJUAN SIGHT READING
Sebetulnya, apa sih tujuan nya ujian musik internasional menyertakan sight reading? Kenapa kok tidak cukup hanya MAIN LAGU dan tangganada saja? Kan katanya ujian performance? Ya pokoknya perform lagu, bagus, tanpa salah, kelar kan? Kok pake dimacem-macemin suruh lintas baca segala? Hmm... Bagi siswa yang menekuni Musik Klasik, sight reading adalah hal yang mutlak perlu! Mengapa? Jangan pernah lupa, bahwa Musik Klasik adalah BUDAYA LITERER. Jadi Musik Klasik HARUS DIBACA. Perkara sudah baca kemudian main dengan hafalan dan khataman itu lain cerita.

Baca lintas juga merupakan indikator penguasaan konsep dasar musik, yakni struktur dan pola. Jika seseorang mampu melakukan lintas baca dengan memuaskan, hampir dipastikan bahwa ia sangat paham dengan struktur dan ragam pola dalam sebuah sajian musik.

Friday, 15 July 2016

MUHAMMAD ALI DALAM KENANGAN JAZZ - by: Michael Gunadi (Staccato, July 2016)

“MUHAMMAD ALI 
DALAM KENANGAN JAZZ”
oleh: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, July 2016

MUHAMMAD ALI IN MEMORIAM
Petinju legendaris Muhammad Ali, telah meninggal dunia belum lama ini pada usia 74 tahun. Dunia merasa kehilangan salah satu tokoh, yang ikut mengukir perjalanan sejarah napak tilas peradaban manusia, khususnya di abad ke-20. Muhammad Ali dinobatkan sebagai salah seorang atlet terbesar di abad ke-20. Ali juga dirayakan sebagai atlet yang namanya paling berkibar di abad ke-20. Sosok Muhammad Ali bukan semata seorang petinju. Tak cuma atlet olah raga keras. Dan juga bukan seorang yang dengan jumawa mengobral rangkaian omong kosong. Muhammad Ali adalah sosok yang ikonik. Sebuah nama besar dalam pribadi tangguh. Sosok legenda sejati dan yang terpenting, sepanjang karir dan masa hidupnya, Ali telah banyak memberikan kontribusi bagi kemanusian dan ikut mencerahkan wajah dunia.

BENANG EMAS MUHAMMAD ALI & MUSIK JAZZ
Menjadi menarik,untuk sejenak melakukan renungan dan permenungan. Menarik benang emas antara sosok Muhammad Ali dan Musik Jazz. Bukan sebagai hal yang mengada-ada. Bukan mencari sensasi dengan mencocok-cocokkan fakta. Namun mencari esensi sisi kemanusiaan dan budaya. Bukankah sebuah budaya pada hakekatnya adalah cerminan napak tilas kemanusiaan yang nyata dan bukan sekedar angan yang ngungun dan utopis belaka?

Monday, 6 June 2016

SAX - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, June 2016)

"SAX"
by: Michael Gunadi Widjaja 
Staccato, June 2016


Hmmm... saya seorang pria yang pastinya sangat menikmati indahnya perempuan... ehem... saya seorang pemusik imajinasi saya lebih banyak berawal dari musik. Seperti contohnya saat saya berpikir tentang saxophone... saya akan berimajinasi tentang ekpresi perempuan saat mereka mendengar suara saxophone atau memainkan alat musik ini... felling beauty and sexy! Really? No… No… No… saya bukan salah menulis judul. Tulisan saya kali ini memang tentang SAX bukan SEX. Apa itu SAX? Bagaimana SAX?? siapa SAX? Mari kita mulai mengenalnya... sudah cukup saya bermain dengan imajinasi saya...


PENEMU SAXOPHONE
Dinand-Belgium Sax adalah nama panggilan akrab dari ADOLPHE SAX. Sang penemu alat musik SAXOPHONE. Nama si penemu yang satu ini memang tidaklah setenar hasil temuannya. Bahkan sangat jauh tenggelam dibanding artis musik yang memainkan alat temuannya. Jika kita sempat melancong ke New York, di kawasan 42nd street dekat On Broadway maupun Off Broadway, kita akan menemukan begitu banyak orang memainkan saxophone.

Friday, 6 May 2016

OTAK MUSISI JAZZ: "JAZZ AMAZING!" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, May 2016)

OTAK MUSISI JAZZ: 
"JAZZ AMAZING!"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, May 2016


FENOMENA EFEK MOZART
Ketika EFEK MOZART diperkenalkan, dunia tercengang. Saat itu diyakini bahwa memang ada keterkaitan perkembangan otak janin yang baik ketika diberi asupan musik-musik karya Wolfgang Amadeus Mozart, yang tentu saja telah diseleksi terlebih dahulu. Belakangan efek Mozart ini mulai menuai kontroversi. Ada yang melakukan sanggahan, bahkan ada yang mengkait-kaitkan dengan sekte aliran kepercayaan yang sesat, dan malahan dituduh sebagai propaganda agama tertentu.

BLACK BOX MECHANISM
EFEK MOZART memang harus diakui, bekerja dengan sistem BLACK BOX MECHANISM. Black Box Mechanism ini kerap kita jumpai dalam dunia kedokteran. Misalnya saat kita mengkonsumsi obat, KITA DAN BAHKAN SI DOKTER SENDIRI PUN TIDAK PERNAH TAHU JALANNYA SI OBAT SECARA DETAIL.Yang ditengarai dokter adalah RESULT ATAU HASIL AKHIR DAN EFEK SAMPINGNYA. Tapi rincian KASAT MATA nya tidak pernah diketahui. Itulah Black Box Mechanism. Efek Mozart pun demikian. Dunia tidak pernah melihat dengan kasat mata bagaimana melodi-melodi, harmoni, dan ritme karya Mozart bisa membuat pertumbuhan otak janin secara lebih prima.

Sampai disini, dunia dan tentu saja kita, menjadi terselimuti oleh teka-teki. Pertanyaan besar dalam ranah musik: APAKAH MEMANG BENAR MUSIK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN OTAK? Jikapun YA, apakah pengaruhnya BISA DILIHAT SECARA KASAT MATA? Simak jawabannya dalam artikel kali ini!

Thursday, 7 April 2016

JAZZ ITU BIRU - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, April 2016)

"JAZZ ITU BIRU"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, April 2016


MAKNA WARNA BIRU
Warna BIRU, dalam psikologi warna, dimaknai sebagai ungkapan: kedalaman dan kesetimbangan. Warna biru juga dipertautkan dengan hal rasa percaya, kesetiaan, kebijaksanaan, pengabdian tanpa pamrih, iman, kebenaran, dan nuansa Surgawi. Terlepas dari nilai subyektifitas yang tentu sangat kental mewarnainya, ada satu hal yang tak dapat dipungkiri: sejuk! Jika Anda manusia normal dan masih dalam kondisi sehat rohani, Anda pasti akan merasakan dan berujar, bahwa biru adalah sejuk dan menenangkan.

Jadi jika ada ungkapan semacam: biru nya rinduku. Hmm ... mungkin maksudnya adalah kerinduan tulus, namun tidak mengumbar napsu secara liar. Kemudian bagaimana jika ada sebuah lembaga atau badan atau sebuah usaha yang melabelkan biru? Tentu. Dan ini sangat jelas. Harapannya adalah agar badan usaha tersebut sedikit banyak akan “berpola tingkah” seperti makna filosofis biru.

Denny Bensusan

THE BLUE NOTE
Dalam ranah Musik Jazz, biru bukan hanya sebuah label. Biru bukan hanya warna yang jika dipandang memberi kesejukan. Dalam Jazz, biru adalah sebuah fenomena. Bahkan tak berlebihan, jika dikatakan bahwa JAZZ ITU BIRU. Kisahnya diawali pada 30 September 1981. Danny Bensusan mendirikan kafe, resto, dan club di 131 West 3rd Street di kawasan Greenwich Village, kota New York. Nama kafe, club, serta restorannya adalah BLUE NOTE.

 
HERBIE HANCOCK "CANTALOUPE ISLAND" at BLUE NOTE 

Sunday, 6 March 2016

HARMONI DALAM JAZZ - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, March 2016)

"HARMONI DALAM JAZZ"
(MENELUSURI JALUR KLASIK SAMPAI JAZZ)
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, March 2016



APA ARTI HARMONI?
Secara sederhana tanpa menggampangkan, harmoni dapat dimaknai sebagai TELAAH TENTANG AKOR DAN PERGERAKANNYA. Akor sendiri dibangun dari beberapa nada. Jadi jika satu nada saja, namanya bukan akor. Sebagai konsekuensinya dalam mempelajari harmoni, berarti kita mutlak untuk mempelajari musik yang bersifat POLYPHONIC dan BUKAN MONOPHONIC.

MONOPHONY, POLYPHONY, DAN SISTEM TONAL
Musik primitif, tentu saja bersifat monophony. Pada abad ke-12, Leonin dan Perotin mengarang apa yang dikenal sebagai ORGANUM. Bentuk komposisi dimana sebuah suara berdengung pada satu nada yang tetap, sementara suara lain “bergerak”. Prinsip semacam ini pada abad pertengahan berkembang ketika para rahib di zaman Paus Gregorius I “bernyanyi” dengan menggunakan CANTUS FIRMUS. Bukan lagi hanya satu suara yang bertahan, melainkan banyak suara yang fungsinya kemudian menjadi lagu pokok. Ini adalah dasar pertama bagi musik polyphony. Dari satu suara, kemudian banyak suara dan mengalir, muncullah apa yang dikenal sebagai FUGA atau FUGUE. Dalam fuga, aliran dan tabrakan suara mulai mengenal ATURAN YANG KETAT. Meski dalam Fuga perdana, teknik yang diapakai adalah TEKNIK IMITASI (IMITATION). Yakni suara lain bergerak sebagai “tiruan” jalur suara dasar.


Thursday, 4 February 2016

POLITIJES: POLITIK DALAM MUSIK JAZZ - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, February 2016)

POLITIJES:
POLITIK DALAM MUSIK JAZZ
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, February 2016


DEFINISI POLITIK DALAM MUSIK
“POLITIJES” adalah istilah yang saya buat untuk merangkum seluk beluk dan sepak terjang Musik Jazz dalam ranah politik. Jadi POLITIJES adalah POLITIJAZZ yang adalah Jazz in The Politics. Terlebih dahulu perlu ditekankan bahwa pengertian politik di tiap negara dan bangsa adalah sangat berbeda. Dalam tulisan ini politik yang dimaksud BUKAN POLITIK PRAKTIS DAN PRAKSIS, melainkan adalah hal ikhwal yang berkenaan dengan hidup berbangsa dan bernegara.

MUSIK SEBAGAI PROPAGANDA
Sudah lama sebetulnya, musik menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam politik. Adolf Hitler menggunakan musik karya Richard Wagner dan Ludwig van Beethoven sebagai alat propaganda keunggulan Ras Aria Jermania. Sampai detik ini pun propaganda sedemikian masih terjadi. Meski tentu saja maksud dan tujuannya sangat berbeda. Kita tentu telah maklum, Partai Politik di Indonesia saat ini rame-rame membuat MARS PARTAI, membuat “LAGU KEBANGSAAN PARTAI,” dan tak ada kampanye partai yang tak menyertakan musik. Secara khusus, Jazz sebetulnya adalah mazhab atau genre music yang kental sekali dalam interaksinya dengan ranah politik.


BE BOP: SUARA KEBEBASAN DALAM MUSIK JAZZ
Awalnya adalah ketika lahir aliran dalam Musik Jazz yang dikenal sebagai BE BOP. Saat itulah orang kulit hitam di Amerika terpanggil untuk menyuarakan kebebasan. Dan rupanya, Jazz menyuarakan kebebasan secara jauh lebih baik dibandingkan dengan milyaran kata. Seorang Charlie Parker memainkan “NOW IS THE TIME” yang kala itu seperti sebuah tanda dimulainya perubahan sosial masyarakat kulit hitam. Charles Mingus membuat musik berjudul “FABLE OF FAUBUS” pada tahun 1959 sebagai reaksi atas sikap ORVAL FAUBUS yang saat itu adalah Gubernur yang sangat rasis terhadap orang kulit hitam di negara bagian Arkansas (baca: ARKANSAU).

Wednesday, 6 January 2016

JAZZ IS DEAD!!! - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, January 2016)

"JAZZ IS DEAD!!!"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, January 2016



NAMA BAND ASAL AMERIKA
“Jazz is Dead” sebetulnya adalah nama sebuah band di Amerika Serikat. Band ini unik karena mengusung lagu Pop yang “abadi” dan dimainkan dalam cita rasa dan nuansa Jazz. Misi sebenarnya dari band ini adalah sebuah parodi, sebuah sindiran, bahwa Jazz telah “mati,” sehingga harus mengusung lagu-lagu yang aslinya sama sekali tidak Jazz. Menjadi menarik, ketika ternyata Jazz is Dead bukan hanya sebuah nama Band. Namun sebuah fenomena. Fenomena yang menunjukkan pada kita bahwa Musik Jazz benar-benar telah mati atau mati suri, atau sekarat.


KRISIS DI AMERIKA
Berawal pada tahun 2008 di Amerika Serikat. Sebuah pusat pendidikan Musik Jazz, INTERNATIONAL ASSOCIATION OF JAZZ EDUCATOR (IAJE), kala itu mengumumkan bahwa lembaga ini mengalami kebangkrutan. Yang menjadi kambing hitam adalah posisi tawar Dollar Amerika (USD) yang sangat lemah. Langkah itu mempunyai efek domino yang sangat mengejutkan. Serentak Festival Jazz di pantai timur dan pantai barat USA batal terselenggara. Radio-radio dan televisi swasta pun malas menyiarkan Jazz, karena dianggap sudah tidak layak jual. Jurnal-jurnal dan publikasi tentang Jazz juga mendadak berhenti atau terhenti. Benar-benar sebuah keadaan MATI. Fenomena demikian masih berlanjut hingga hari ini.

Saturday, 5 December 2015

"JAZZ STARTER KIT" - by: Michael Gunadi Widjaja

"JAZZ STARTER KIT"
by: Michael Gunadi Widjaja



BELAJAR JAZZ: HARUS MULAI DARIMANA?
Dari napak tilas Jazz yang panjang, ada seuntai tali ungu yang senantiasa menarik ditarik dan diulur. Bahwa keterlibatan orang kulit putih lah yang menyebabkan Jazz dapat dipelajari dengan metode yang akademik. Pianis, trompetis, saxophonis, dan -is -is Jazz legendaris, tidak pernah menyamakan persepsi secara literer seperti anggota orkestra Musik Klasik. 

Mereka, para jazzer legendaris ini bermain Jazz bagaikan MENGOBROL dengan topik obrolan yang bagai di kedai kopi. Bahasa yang dipergunakan kadang berbeda. “Lho kok bisa ngobrol dengan bahasa berbeda??!!” Bisa, sangat bisa karena ada kesamaan PASSION. Hal sedemikian tadi oleh pemusik Ras Eropa diselidiki, kemudian dipelajari, lantas kemudian diolah dan hasilnya adalah metoda belajar Jazz seperti yang kita kenal sekarang di seantero dunia, tentu termasuk di tanah air kita. 

Jadi dengan demikian, apa bisa dikatakan bahwa jaman sekarang orang bisa belajar Jazz? Jawabannya YA. Persoalannya adalah: Cara belajar macam apa yang tersedia sekarang ini? Itulah yang dimaksud dengan JAZZ STARTER KIT.

Thursday, 5 November 2015

"THE POWER OF CHORD" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, November 2015)

"THE POWER OF CHORD"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, November 2015


DEFINISI AKOR
Satu hal yang sulit dipisahkan dari keberadaan dan perkembangan musik adalah CHORD atau AKOR. Secara sederhana CHORD adalah dua buah bunyi atau lebih yang dibunyikan bersamaan. Meski bisa juga sebuah akor dibunyikan secara arpegiated way atau “dipecah”. Dalam musik bertonalitas yang berbudaya barat, akor yang paling lazim hadir dalam bentuk TRIAD. Dari situlah kita mengenal akor mayor, minor, diminished dan augmented. Yang seiring berjalannya peradabanakan mendapat varian-varian dan derivat-derivat yang ada kalanya sangat rumit.

Akor menentukan apa yang dikenal sebagai unsur harmoni pada musik. Dalam harmoni inilah musik diperkaya nuansanya. Berbagai adukan dan adonan rasa dalam musik akan semakin kaya dengan harmoni. Jadi dapatlah dikatakan bahwa akor memiliki kekuatan dan atau kemampuan. Itulah THE POWER OF CHORD. Kemampuan atau kekuatan akor akan semakin nyata jika ia berada dalam keadaan “bergerak”. Dengan demikian, kita mengenal pergerakan akor atau dalam istilah teknisnya adalah CHORD PROGRESSION.

Tuesday, 6 October 2015

"JAZZ RASA INDONESIA" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, October 2015)

"JAZZ RASA INDONESIA"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, October 2015


BUT FIRST, IT’S COFFEE TIME!
Terlebih dahulu saya awali paparan ini dengan sekelumit cerita tentang KOPI. Yang pertama kali mengenal biji kopi adalah orang-orang dari Ethiopia Afrika. Kemudian dengan berjalannya waktu dan peradaban manusia, kopi menjadi minuman olahan yang digemari di lebih dari 70 negara dan bangsa. Bukan saja digemari, kopi malahan sekarang ini menjadi salah satu ciri dari peradaban budaya suatu bangsa. 

Orang Italia sangat berbangga dengan seni kopi cappuccino. Orang Amerika sangat girang dengan gaya sajian kopi gaya Amerika atau lebih dikenal sebagai americano. Penduduk Jazirah Arab juga mendapat banyak perhatian dunia dengan produk kopi Arabica. Sementara Brazil dan Costa Rica tersenyum puas dengan kopi nya yang memiliki keasaman tinggi. 

Di Indonesia pun, ada beberapa sajian dan jenis biji kopi yang ditaruh respek banyak bangsa. Kopi Aceh dengan aroma rasa dan teknik penyajian yang khas. Papua yang rasa kopinya fruity serta Mandailing dan Gayo. Negara yang baru kelar berperang seperti Vietnam pun mereguk manfaat dengan cara penyajian kopi alla Vietnam dengan poci dan gelas plus filter yang menyatu.


JAZZ = KOPI
Jazz sepertinya identik dengan kopi. Berasal dari sebuah asimilasi kultur Afrika Eropa, Jazz berkembang menjadi salah satu bagian integral budaya musikal suatu bangsa. Orang mengenal Ahmad Jamal, pianis Jazz yang menawarkan Jazz rasa Timur Tengah. Antonio Carlos Jobim dan Luis Bonfa serta Mango Santamaria dengan Jazz rasa Latin Amerika Selatan. Makato Ozone yang membuat ramuan Jazz dengan etnik Jepang, serta masih banyak lagi. 

Sunday, 6 September 2015

"All about That BASS" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, September 2015)

"All about That BASS"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, September 2015


DEFINISI BASS
Dalam ranah komposisi musik, bass adalah adalah bunyi dengan frekuensi terendah. Bass juga adalah alas atau dasar fondasi bagi bangunan struktur harmoni musik. Di jaman Baroque, fungsi bass terangkum dalam berbagai aturan dan pula figure nya. Maka, ranah Musik Klasik mengena; normatisasi dan figure bass sebagai: Basso Continuo, Basso Concertante dan juga Bass yang norma serta figurnya berpatokan pada karakter suara manusia (pria). Fungsi tersebut sebetulnya berubah sejalan dengan berjalannya peradaban manusia. Orang kemudian mulai mengenal Musik Populer. Dalam ranah ini, fungsi bass ditambah sebagai THESIS PEMBERAT dalam aliran irama. Lalu bagaimana dengan keberadaan bass dalam Musik Jazz?


Monday, 3 August 2015

"CLASSIC TO JAZZ" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, August 2015)

"CLASSIC TO JAZZ"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, August 2015


Terlebih dahulu, layak dipertanyakan: 
Dapatkah judul tersebut diubah menjadi JAZZ TO CLASSIC?

MENGAPA TIDAK JAZZ TO CLASSIC?
Begini duduk persoalannya. Di Indonesia, jika misalnya ada orang ingin belajar Jazz, katakanlah piano Jazz, maka yang akan diterimanya adalah segala hal menyangkut DASAR BERMAIN PIANO. Dia harus mengenal posisi bermain yang baik dan benar tanpa dapat menimbulkan cidera dan siksaan fisik lainnya (Silahkan membaca Artikel Jelia Megawati Heru, M.Mus.Edu “Bermain Piano Tanpa Rasa Nyeri” pada Staccato edisi Juli 2015).

Jari-jemari dan tangannya harus disiapkan untuk dapat layak tanggap terhadap geografi alat musik piano. Dia juga harus sedapat mungkin tidak buta huruf alias bisa membaca notasi balok. Lalu dia juga mendapat keterangan tentang unsur-unsur dasar musik. Kemudian dia juga diberikan porsi menu latihan harian agar keterampilan jemari tangan sesuai dengan perkembangan musikalitasnya. Hal – hal seperti itu MUTLAK ADALAH RANAH MUSIK KLASIK. Karena secara adi kodratinya, Musik Klasik lahir dan berkembang jauh sebelum Musik Jazz.

Friday, 3 July 2015

"TENSI DALAM MUSIK JAZZ" - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, July 2015)

"TENSI DALAM MUSIK JAZZ"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, July 2015


DEFINISI TENSION (TENSI)
Perkataan “tensi“ bagi kebanyakan orang, selalu dihubungkan dengan istilah TEKANAN DARAH dalam ranah medis. Orang akan kebingungan dan seperti kebakaran jenggot jika tahu bahwa “tensi” nya mendadak naik. Kata “tensi“ juga kerapkali dipertautkan sebagai padanan istilah tegangan. Simak misalnya ungkapan berikut ini: “Wah rapat tadi ‘tensi’ nya tinggi. Semua yang hadir wajahnya berkerut dan cemberut.” Dalam ranah musik pun dikenal istilah TENSI atau TENSION. Pengertian radikalnya tentu tidak sama dengan ranah medis dan ranah keseharian, namun esensi muatannya agaknya bisa menjadi sama.

TENSI DALAM MUSIK JAZZ
Dalam artikel kali ini, kita akan menelisik makna TENSI dalam Musik Jazz. Terlebih dahulu mari kita simak sedikit paparan situasi berikut ini: Salah satu yang menarik – jika memang ada yang tertarik, untuk orang belajar Jazz adalah karena akornya yang “tidak biasa.” Dalam bahasa slang ala musisi, akor dengan karakter seperti itu lazim dicelotehkan sebagai “Akor MIRING.“ Dalam ranah musik teori, karakter akor demikian, diberi istilah sebagai AKOR DISSONAN

Thursday, 4 June 2015

SEKILAS TELISIK PENTATONIK (Bagian Ke-2) - by: Michael Gunadi Widjaja

 "SEKILAS TELISIK PENTATONIK" (Bagian Ke-2)
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, Juni 2015


Kita sudah membicarakan tentang asal muasal adanya tangga nada pentatonik, pada bagian ke-1. Kita juga sudah menelisik tangganada pentatonik MAYOR. Dalam bagian ke-2 ini akan dibicarakan secara agak lebih khusus tentang TANGGANADA PENTATONIK MINOR. Pentatonik Minor saya anggap cukup signifikan dan relevan dibicarakan secara khusus, mengingat pertaliannya yang sangat erat dengan Tangganada BLUES, yang adalah salah satu cikal bakal aplikasi tangganada dan modus tangganada dalam Musik Jazz Modern.

RELASI TANGGANADA MAYOR PENTATONIK & MINOR PENTATONIK
Dalam ranah musik teori, sering dinyatakan bahwa TANGGANADA MINOR PENTATONIK ADALAH MODUS DARI TANGGANADA MAYOR PENTATONIK. Apa maksudnya??? Yakni bahwa baik minor maupun Mayor Pentatonik, keduanya memiliki KANDUNGAN NADA-NADA YANG SAMA. yang berbeda adalah POROSNYA. Sehingga, meski nada-nadanya sama, namun jika porosnya berbeda, akan menghasilkan nuansa atau impresi atau rasa atau kesan musikal yang jelas sekali berbeda.