"THE POWER OF CHORD"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, November 2015
DEFINISI AKOR
Satu hal yang sulit dipisahkan
dari keberadaan dan perkembangan musik adalah CHORD atau AKOR. Secara sederhana CHORD adalah dua buah bunyi
atau lebih yang dibunyikan bersamaan. Meski bisa juga sebuah akor
dibunyikan secara arpegiated way atau “dipecah”. Dalam musik bertonalitas yang
berbudaya barat, akor yang paling lazim hadir dalam bentuk TRIAD. Dari situlah kita
mengenal akor mayor, minor, diminished dan augmented. Yang seiring berjalannya peradabanakan
mendapat varian-varian dan derivat-derivat yang ada kalanya sangat rumit.
Akor menentukan apa yang
dikenal sebagai unsur harmoni pada musik. Dalam harmoni inilah musik diperkaya nuansanya. Berbagai adukan dan
adonan rasa dalam musik akan semakin kaya dengan harmoni. Jadi dapatlah dikatakan
bahwa akor memiliki kekuatan dan atau kemampuan.
Itulah THE POWER OF CHORD. Kemampuan
atau kekuatan akor akan semakin nyata jika ia berada dalam keadaan “bergerak”. Dengan demikian, kita mengenal
pergerakan akor atau dalam istilah teknisnya adalah CHORD PROGRESSION.
The power of chord ini sudah barang tentu dijumpai juga dalam Musik
Jazz. Apalagi sudah semakin umum ditengarai bahwa Jazz adalah sebuah genre
musikal yang memiliki kekhasan dari sisi
harmoni. Sering kita dengar ungkapan yang membosankan, menjijikkan, dan memuakkan
seperti ini: “Gile loe. Loe main Jazz ya?
Waaaahhh sulit tuh, chordnya miring-miring!“
PROGRESI II-V-I
Kita juga acap kali mendengar tentang
beberapa siswa musik yang kesulitan dan berkeringat dingin, serta stress sakit kepala
ketika dihadapkan dengan akor Jazz yang bisa sangat rumit dan kompleks. Harmoni dalam Musik Jazz memang sangat tidak sederhana. Namun bukan kompleksitasnya
yang penting. Yang lebih utama adalah THE POWER OF CHORD itu sendiri. Dalam artian
adalah progresi chord saat Jazz Chord dalam Jazz harmoni itu “bergerak”. Ada
baiknya kita menilik sebuah Chord Progression yang sangat popular dari sekian
banyak Chord Progression, yakni PROGRESI
II-V-I atau 2-5-1.
Dalam kunci mayor,
progresi II-V-I adalah:
ii = akor minor
V= akor Dominant
atau Dominant Septim (Dom-7th)
I = akor mayor.
Jadi jika kita bermain
dalam kunci nada D Mayor,
maka progresi II-V-I
nya adalah: Em - A(7) - D.
Jangan dikira bahwa progresi
II-V-I ini monopoli Musik Pop dan Musik Jazz saja. Musik Klasik pun memakai progresi
semacam ini. Silahkan simak contoh berikut dari Prelude in C Major, karya
JS.Bach yang teramat sangat terkenal
dari buku Well Tempered Klavier jilid 1:
PROGRESI II-V-I DALAM MUSIK JAZZ
Lalu jika Musik Klasik pun
memakai progresi II-V-I, kira-kira apa perbedaan antara progresi II-V-I dalam
Musik Klasik dan Musik Jazz?
Nampak sangat jelas bahwa dalam
Musik Jazz, unsur II-V-I menjadi lebih progresif
sifatnya dan lebih “kaya”. Sebetulnya
ada berbagai afeksi dan bahkan impressi dari progresi II-V-I ini. Afeksinya bisa
macam-macam, dari mulai kesan sendu sampai romantis. Mungkin hal sedemiikian terkesan
terlalu subyektif. Yang penting dipahami adalah bahwa progresi II-V-I memiliki
POWER sebagai CADENCE atau kalimat penutup.
Secara teknis, dalam Musik Jazz fungsi “memuluskan”
keberadaan akor Tonic (tingkat I dalam tangganada mayor) sebagai penutup satu
kalimat musik.
Berikut disertakan modus yang paling lazim dipakai
jika seorang siswa Jazz ingin melakukan improvisasi dengan kerangka progresi II-V-I.
Berikut ini merupakan latihan olah bunyi dalam progresi II-V-I bagi para pemula Jazz. Jika mereka meluangkan sedikit waktu setiap hari memainkan latihan ini maka akan segera terasa The Power of Chord nya.
LATIHAN I
LATIHAN II
Bach dulu lah baru jazz
ReplyDelete