Friday 31 December 2021

Wanted: New Normal Music | by: Michael Gunadi | Staccato, January 2022

WANTED: NEW NORMAL MUSIC
By: Michael Gunadi
Staccato, January 2022


Pada tanggal 18 Agustus 2021, liputan6.com merilis sebuah berita yang sangat mengejutkan, yakni bahwa Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan: virus Corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tidak akan hilang dalam waktu cepat. Mungkin butuh waktu 5-10 tahun lagi kita tetap hidup dengan virus Corona."Pandemi ini tidak akan hilang dengan cepat. Mungkin akan menjadi epidemi. Dan, kita harus hidup dengan mereka 5 tahun atau 10 tahun lagi," kata Budi dalam konferensi pers di YouTube Kemenkeu.

 

Sudah tentu, pernyataan Menkes tersebut merupakan sebuah Warning sekaligus juga arahan pada semua elemen masyarakat. Bahwa kita tidak bisa lagi hidup “bebas” seperti sebelum ada Pandemi Covid-19. dan setidaknya “belenggu” ini akan memasung kita untuk kurun waktu 5 sampai 10 Tahun. Warning Menkes tersebut tentu tidak pas jika kita tanggapi dengan kekhawatiran dan/atau ketakutan yang berlebihan. Akan lebih arif dan bijaksana jika Warning Menkes tersebut, kita respon dengan kewaspadaan sekaligus mencari terobosan dan rumusan. Akan bagaimanakah kehidupan kita di segala bidang, setidaknya untuk 5 sampai 10 tahun mendatang?

Tuesday 7 December 2021

Duduk di Dua Kursi - by: Michael Gunadi | Staccato, December 2021

“DUDUK DI DUA KURSI”
By: Michael Gunadi
Staccato, December 2021

 


Mestinya Jika Anda pencinta Musik Klasik atau sekedar menggemari Musik Klasik pun, anda “harus” setidaknya pernah mendengar nama Friedrich Gulda. Ia adalah pianis kenamaan asal Austria. Berbedadengan pianis kenamaan lainnya seperti Daniel Barenboim, Andras Schiff, Evgeny Kissin, Gulda bukan semata pianis. Gulda adalah pemusik sejati. Lebih dari itu, Gulda adalah pemusik yang berhasil duduk di dua kursi. Kursi kemapanan musik klasik yang aristokrasi dan kursi Musik Jazz yang penuh aroma pemberontakan. Keberadaan Gulda, hanya bisa disamai oleh Frank Zappa. Pemusik yang juga berada dalam dua belahan “dunia”.



Pada 28 Maret 1999, dunia dikejutkan dengan satu berita. Bahwa Friedrich Gulda, sang pianis kenamaan, tenar dan bahkan legendaris, telah meninggal dunia. Sontak saja para pemusik, kritikus musik, kaum kerabat dan kolega, beramai-ramai memberikan tribute. Dengan macam macam cara. Ada yang melalui pidato, menggelar konser, membuat artikel, tulisan reportase dan seabreg bentuk penghormatan lainnya. Hanya selang beberapa kemudian, tiba-tiba Gulda muncul di depan publik dan seolah membiarkan para wartawan untuk tahu. Bahwa ia TIDAK/BELUM mati. Dan malahan mengumumkan akan menggelar sebuah “KONSER KEBANGKITAN. Tentu saja, berbagai kalangan menjadi terbelalak dan ternganga. Tapi itulah Friedrich Gulda. Pemusik yang tak pernah lepas dari sensasi.

Monday 1 November 2021

Menalar Penjarian Tangganada - by: Michael Gunadi | Staccato, November 2021

MENALAR PENJARIAN TANGGANADA
by: Michael Gunadi
Staccato, November 2021


Di dunia ini, dalam kehidupan kita sebagai manusia, banyak hal yang asal usulnya tidak kita ketahui. Misalnya saja peralatan memasak batu yang ditemukan di Wajak Tulungagung yang diklaim sebagai piranti cikal bakal manusia purba. Lalu relief di Candi Borobudur yang terbilang banyak juga mengeksplorasi adegan bercinta. Bagaimana konsep pemikiran dan asal usulnya. Kemudian juga peninggalan Kerajaan Kalingga yang diklaim sudah memiliki sistem irigasi persawahan. Semua itu tidak kita ketahui pasti cikal bakalnya. Demikian juga dalam musik. Banyak yang kita tak tahu pasti, bahkan sama sekali tak tahu cikal bakalnya. Salah satunya adalah: PENJARIAN DALAM MEMAINKAN TANGGANADA.

 

Tangganada atau SCALE didefinisikan sebagai urutan nada nada dengan pola tertentu dan diakhiri oktaf nada yang pertama. Memainkan dan melatih Tangganada, disinyalir dapat meningkatkan penguasaan geografi instrumen anda.  Di Gitar Klasik, mestinya setiap siswa dan siapapun yang belajar Gitar Klasik, “wajib” memainkan Tangganada versi Maha Gitaris Andre Segovia.

Wednesday 1 September 2021

BWV 846 - by: Michael Gunadi | Staccato, September 2021

BWV 846
By: Michael Gunadi
Staccato, September 2021


Prelude ini teramat sangat terkenal. Semua pianis top pasti memainkannya. Prelude ini juga dimainkan pada berbagai instrumen. Termasuk juga untuk gitar klasik. Ada beberapa versi cetakan partitura nya. Namun tentu yang edisi urtext facsimile lebih pas untuk dijadikan landasan analisa. 

 

Dalam edisi facsimile, dicetak reproduksi tulisan tangan asli dari komposernya. Sebetulnya sangat menarik jika kita menjadi detektif, untuk menyelidiki sedikit lebih dalam tentang prelude yang amat terkenal ini. Kita bisa berpangkal tolak dari perspektif sejarah tahun 1720, tahun Prelude ini dikarang oleh JS.Bach. 

 

Untuk keperluan telaah sejarah, kita tak perlu pusing-pusing untuk berandai-andai. Bagaimana sih dulu di zamannya Bach memainkan Prelude ini? Sama sekali tidak perlu. Lanskap dan arsitektur komposisi Prelude ini dapat dikatakan sangat sempurna. Jadi Anda bisa memainkannya dalam instrumen apapun. Anda juga bisa mentranspose dalam tonalitas kunci nada apapun. Bahkan Anda bisa bereksperimen untuk memainkan Prelude ini dari belakang. Semua hasilnya tetap bagus, bermutu dan mempesona.

Saturday 31 July 2021

MENANTANG - Duel Dalam Musik Klasik | by: Michael Gunadi | Staccato, August 2021

“MENANTANG”
DUEL DALAM MUSIK KLASIK
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, August 2021


Zaman sekarang ini, dimana pandemi COVID-19 masih maharajalela, entah bagaimana dengan peta persaingan para pemusik. Saya rasa, persaingan tetap ada. Hanya saja, karena sudah sama-sama loyo, sama-sama cemas dan takut, pasarnya juga sepi, jadi persaingannya tak lagi frontal. Apalagi dalam masa pandemi, dipergunakan daring yang jelas berpeluang lebih kecil untuk konfrontasi persaingan secara frontal. Padahal, entah dari segi moral, konfrontasi persaingan yang terbuka sudah menjadi bagian dari napak tilas sejarah musik.


Kita tidak bisa mengatakan: “Oh, itu bagian dari sejarah Musik Klasik....” Tidak bisa. Karena saat konfrontasi terbuka itu terjadi, tak ada pengkotak-kotakan ini Musik Klasik, ini Musik Pop, ini Musik anu, ini Musik itu. Jadi ya konfrontasi terbuka dalam bentuk MENANTANG, dari sisi historis adalah bagian tak terpisahkan dari aroma dan napas perjalanan musik itu sendiri.

 

Dunia mencatat, bahwa “menantang”, tantang-tantangan di antara para pemusik (klasik), dapat dikatakan sudah sampai taraf yang mengerikan. Bahkan sudah mulai mempertaruhkan nyawa, berujung penjara, dan menimbulkan spekulasi serta skeptisisme di kalangan yang bahkan mengklaim dirinya sangat cinta musik. Hal yang mendasari “konfrontasi menantang” ada beberapa. Semuanya bisa bersifat subyektif ataupun juga ada nilai obyektifnya.

Wednesday 30 June 2021

SANG PEMBAHARU: WAR OF ROMANTICS - Franz Liszt VS Richard Wagner | by: Michael Gunadi | Staccato, July 2021

SANG PEMBAHARU
By: Michael Gunadi
Staccato, July 2021


Pada paruh ke-2 dari tahun 1800, sejarah musik mencatat sebuah peristiwa besar, yakni yang dikenal dalam sejarah musik sebagai WAR OF THE ROMANTICSIstilahnya memang PERANG. Namun tanpa tanding dan jelas tak ada korban jiwa. War of The Romantics, sesungguhnya lebih tepat dilukiskan sebgai perang dalam artian konflik. Antara dua faham filosofia musik yang berbeda.  Aliran filosofi yang pertama adalah yang dikenal sebagai THE NEW GERMAN SCHOOL.

Monday 31 May 2021

Generatio Speculativa - by: Michael Gunadi | Staccato, June 2021

GENERATIO SPECULATIVA
by: Michael Gunadi
Staccato, June 2021

Messiaen's Church Window

APAKAH ANDA SUKA MUSIK?

Suatu ketika jika Anda ditanya, apakah Anda suka musik? Dan sebelum dituduh bahwa Anda orang yang kurang berbudaya, pasti tanpa pikir panjang Anda akan menjawab: “Ya, saya suka musik. Kemudian bisa saja si penanya dengan agak kepo dan kurang ajar, bertanya lagi. Musik apa yang Anda suka. Sampai disini, jika Anda memiliki kecerdasan yang lumayan, maka dalam benak Anda akan berkecamuk berbagai pertimbangan. 

 

Namun jika Anda kurang cerdas, agak seperti keledai, maka Anda akan secara spontan saja asal njeplak menyebutkan jenis musik yang “sering Anda nikmati” meski belum tentu Anda suka. Hal-hal semacam itu, acapkali terjadi dalam kehidupan kita. Dan dalam keadaan demikian, kita menjadi bagian dari generatio speculativa. Sadar ataupun tak sadar. Generasi yang sering berspekulasi.

Friday 30 April 2021

Salah Main - by: Michael Gunadi | Staccato, May 2021

“SALAH MAIN”
By: Michael Gunadi
Staccato, May 2021


SALAH MAIN sebetulnya istilah yang penulis familiarkan sebagai padanan istilah PERFORMANCE MISTAKE. Tentu artikel ini TIDAK mengulas salah main dari sisi pendidikan musik, namun lebih kepada paparan yang umum saja serta ringan seringan kepulan asap kopi di sore hari yang tidak jelas. Salah main ini sebetulnya, disadari atau tidak, sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi apresiasi musik. Khususnydi bumi persada tercinta ini. B

 

anyak orang yang sok paham musik, mengamati kemudian dengan seenaknya saja nyerocos komentar: Ahhhh jelek. Salah-salah mainnya. Ada yang lebih tega lagi, nonton pertunjukan musik sambil ngitungin berapa kali kesalahan yang dibuat oleh penampilnya. Sebetulnya, sikap dan tindakan ini sah dan baik baik saja. Anda perform di hadapan khalayak, ya Anda harus siap ditelanjangi dan dibugilin dengan segala macam caci maki umpatan serapah. termasuk yang paling mengada-ada dan dibuat-buat.

Wednesday 31 March 2021

Armando's Rhumba in Heaven - by: Michael Gunadi | Staccato, April 2021

“ARMANDO'S RHUMBA IN HEAVEN”
by: Michael Gunadi
Staccato, April 2021


KEPERGIAN TOKOH JAZZ DUNIA

Tanggal 9 Pebruari 2021 dunia musik berduka. Blantika musik berbelasungkawa. Ranah musik Jazz menangis. Deretan tokoh tokoh dunia menjadi tercekat dan pilu. Armando Anthony Corea atau dikenal sebagai Chick Corea, meninggal akibat penyakit yang telah lama dideritanya. Bagi orang yang skeptis, mungkin akan berkata begini: “Yaaaaa sudahlah. Dah mati. Kita doain aja deh. Ok. Itu bagus. 

Bagi orang yang agak konsen dengan prospek musik mungkin akan mengatakan: Ya, mari kita lanjutkan karya dan perjuangannya. Apalagi COVID-19 belum kelar. Musik nggak boleh mati”. Hmmm sangat bagus juga. Bagi orang yang sangat kritis, plus sedikit usik, mungkin pertanyaannya akan menjadi seperti: “Emangnya siapa tuh Chick Corea? Hebat banget ya? Jasa apa dia sama musik?” Tidak salah. Baik dan sah saja.

Sunday 28 February 2021

Perempuan Perkasa di Balik Beethoven - by: Michael Gunadi | Staccato, March 2021

PEREMPUAN PERKASA 
DI BALIK BEETHOVEN
by: Michael Gunadi
Staccato, March 2021


Nama Nannette Streicher seakan terpinggirkan oleh kancah sejarah dunia. Namun, ia sebetulnya adalah salah satu pembuat dan pemilik pabrik keyboard terbaik di masanya.

Kisahnya diawali dengan sebuah dokumen dari sketsa original Piano Sonata karya Beethoven. Sketsa tersebut dimiliki oleh Museum dan Pustaka The Morgan. Pada bagian tepi, seorang penerbit dari Inggris, Vincent Novello menuliskan bahwa dokumen tersebut sampai kepadanya dari seorang sahabat dekat Beethoven yakni Nyonya Streicher.

Pada Desember 2020 kita semua, pencinta Musik Klasik memperingati 250 tahun kelahiran Beethoven. Namun sosok perempuan hebat seperti Nannette Streicher tetap tak dianggap dan terpinggirkan dalam ljalur lini masa napak tilas sejarah hidup Beethoven. Padahal dapat dikatakan, Nannette Streicher adalah seorang perempuan tangguh. Pengrajin keyboard/piano kelas wahid di zamannya. 

Sunday 31 January 2021

Berpacu Dalam Virtual - by: Michael Gunadi | Staccato, February 2021

BERPACU DALAM VIRTUAL
By: Michael Gunadi
Staccato, February 2021


KEADAAN COVID-19 YANG TIDAK MENENTU

Hingga tulisan ini dibuat, keadaan dunia akibat pandemi COVID-19 tetap belum menentu, bahkan semakin membingungkan. Terutama yang berkaitan dengan kapan pandemi ini akan berakhir dan bagaimana endingnya. Menghadapai ketidakpastian yang semakin carut marut, warga dunia jelas tidak tinggal diam. Bahkan sejak awal pandemi, warga dunia sudah bersama sama bergerak. Bergerak dalam keserempakan ragam. Yakni agar kemanusiaan dan nilai nilai manusiawi tidak tergerus atas nama kecemasan, ketakutan dan kekhawatiran.


KEBERADAAN SENI MUSIK DI ERA PANDEMI

Meski terseok-seok dan nyaris hilang asa, seni, termasuk musik, tetap dipertahankan keberadaannya. Karena seni lah salah satu unsur budaya yang membuat manusia masih layak disebut sebagai makhluk bermartabat. Cara yang diempuh adalah rame rame berpacu dalam VIRTUAL. Orkestra virtual, ensemble virtual, memberikan harapan palsu virtual, lesson virtual, ujian virtual, dan bahkan konser siswa virtual.

Friday 1 January 2021

SECANGKIR TIPS MENGORKESTRASI (Bagian ke-2) - by: Michael Gunadi | Staccato, January 2021

SECANGKIR TIPS MENGORKESTRASI 
(Bagian ke-2)
by: Michael Gunadi Widjaja

Staccato, January 2021 



RESUME BAGIAN PERTAMA

Bagi yang tidak sempat mengikuti bagian ke-1, berikut adalah resumenya: 

 

Semesta pembicaraan kita adalah mengorkestrasi

  • Perbedaan antara mengaransir dan mengaransemen
  • Menentukan keperluan orkestrasinya
  • Kemudian ukuran besar orkestrasi, berkaitan dengan JENIS instrumennya
  • Bagaimana membuat ide musikal
  • Bagaimana membuat konsep musikal
  • Menentukan jalur bunyinya
  • Menentukan berapa instrumen dalam tiap jalur bunyi
  • Pengelompokkan instrumen berdasar warna bunyinya
  • Secara sederhana, ini adalah pekerjaan BALANCE AND BLENDING