Showing posts with label biography. Show all posts
Showing posts with label biography. Show all posts

Friday, 28 February 2025

HIKMAH BAGI SEORANG KOMPOSER - by: Michael Gunadi | Maret 2025

“HIKMAH BAGI SEORANG KOMPOSER”
By: Michael Gunadi
Staccato, Maret 2025


Kita akan bicara tentang HIKMAH dalam carut marutnya ranah musik. Hikmah ya. Bukan Hikmat. Ohhh beda ya,Pak? Ya. Sangat beda. Dalam KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA, hikmah diberi batasan leksikografi sebagai: hikmah/hik·mah/ n 1 kebijaksanaan (dari Allah): kita memohon -- dari Allah Swt.; 2 sakti; kesaktian: -- kata-kata; 3 arti atau makna yang dalam; manfaat: wejangan yang penuh --;berhikmah/ber·hik·mah/ v 1 berguna; bermanfaat; 2 memiliki kesaktian (kekuatan gaib dan sebagainya). Wah maknanya banyak dan luas banget yaaa. Gini lah. Kita ambil satu contoh mudah saja. Misal dalam kalimat: semua kejadian itu pasti ada hikmahnya. Dengan pemaknaan sebagaimana saripati kalimat semacam itulah kita akan menarik hikmah dalam ranah musik.

 

Perjalanan kita akan mulai dengan menjenguk JOHAN SEBASTIAN BACH. Seorang komposer yang sangat luar biasa. Lebih dari berbakat. Lebih dari Jenius. Bach mungkin adalah manusia penggubah musik paling hebat sepanjang napak tilas kehidupan manusia. Karya nya abadi karena memang begitu layak untuk diabadikan. Satu hal yang unik adalah, bahwa Bach semasa hidupnya bukanlah seorang Megastar. Hidupnya jauh dari Glamour. Jauh dari histeria puja puji massa seperti misalnya Franz Liszt. Bach sangat bersahaja. Profilnya juga tidak flamboyan sebagaimana misalnya Nicolo Paganini. Iya pun tidak elegante bergaya priyayi sebagaimana Mendelssohn. Bach juga bukan pemusik eksentrik sebagaimana Mozart. Bach biasa saja sebagai manusia.

 

Bach itu tidak macam-macam. Sepanjang hidupnya ia nyaris tak pernah jalan-jalan, healing-healing ke luar kota. Pakaiannya juga itu itu saja. Makanannya juga bolak-balik Apple Struddle dan makanan Jerman ndeso yang sederhana. Hidupnya dapat dikatakan tertib. Selain, tentu saja ini yang menarik, anaknya banyak. Benar-benar bukan Keluarga Berencana. Banyak orang yang heran dan tak habis pikir. Bagaimana bisa dengan anak segitu banyaknya, seorang Bach masih bisa menghasilkan komposisi musik yang luar biasa. Jawabannya: Gereja. Ya. Bach ini penggereja yang setia. Ia bukan Katolik namun seorang Kristen Protestan. Ya sebetulnya fakta semacam itu tidaklah penting. Namun ya, faktual hal hal semacam itu masih sering disebut dan dinyatakan. Gereja itulah yang berfungsi sebagai living studio bagi Bach. Ia bisa menyepi dan berkonsentrasi serta bereksperimen dengan ide musikalnya. Bebas merdeka dari gangguan hiruk pikuk kikuk anak–anaknya.

Thursday, 31 October 2024

SISI LAIN CHOPIN - by: Michael Gunadi | Staccato, November 2024

“MENILIK CHOPIN ALLA BEDA”
SISI LAIN CHOPIN
By: Michael Gunadi
Staccato, November 2024


Lazimnya orang mengenal Chopin sebagai komposer piano. Banyak menganggap bahwa jika sudah bisa memainkan karya Chopin, maka seseorang menjadi berhak untuk disebut sebagai “bisa” main piano. Kata BISA berada dalam tanda petik, yang maksudnya adalah sangat relatif. Kenapa relatif? Karena untuk dapat memainkan musik Chopin, seseorang mestinya tak hanya berurusan dengan teknik semata. Melainkan kedalaman untuk tahu emosional karya nya dan juga mampu mengkaji secara inteligensia apa yang tersirat dibalik yang tersurat. Sebut saja misalnya TEMPO RUBATO yang menjadi salah satu ciri khas karya Chopin. Begitu banyak orang memainkan Walts karya Chopin dengan tempo yang strict. Persis seperti memainkan Waltz dari Johann Strauss. Beberapa lagi dengan sangat tolol dan bodoh memainkan Waltz Chopin dengan Phrasering atau pengkalimatan yang dipenggal dengan sesuka hatinya dengan dalih ia memainkan TEMPO RUBATO.

 

Bicara tentang Chopin, kita berbicara tentang satu pribadi yang sangat kompleks. Melafalkan namanya saja banyak yang salah. Orang dengan sok tahu dan sok ke Perancis Perancisan menyebutnya sebagai SYOPANG. Untunglah era internet memberi pencerahan yang luar biasa bagi orang sok tahu, koplak dan songong untuk melafalkan nama Chopin sebagai (Syopen, pen dilafalkan seperti pulpen). Selama hidupnya Chopin bukanlah seorang yang narsis. Ia tidak seperti Pianis Instagram masa kini yang gemar pamer sampai pakai topi kelinci, main Piano dengan menjungkir balikkan badan, pura pura menangis sedih haru di tengah capaian siswanya. Chopin adalah pribadi yang tertutup. Ia pemalu. Ia memainkan musik piano sebagai satu kebutuhan hidupnya dan sama sekali tidak mencita citakan dirinya untuk glamour sebagaimana pianis kagetan yang tenar lewat potongan Instagram.

Wednesday, 28 February 2024

MAESTRO: Menghadirkan Bernstein di Layar Kaca | by: Michael Gunadi | Staccato, March 2024

MAESTRO: MENGHADIRKAN BERNSTEIN DI LAYAR KACA
By: Michael Gunadi 
Staccato, March 2024


“Lhoini film kan, Pak?”. “Iya. Film”. “Kenapa layar kaca, Pak?!..Kenapa bukan layar lebar?!”. “Ya karena kita di Indonesia, film dengan konten seperti ini tidak mungkin tayang di layar lebar alias Bioskop”. Anda bisa menyaksikannya di Netflix. Dan memang, Maestro adalah sebuah film tentang Leonard Bernstein. Salah seorang dirigen paling akabar dalam peradaban estetika manusia.

 

Maestro sejatinya adalah film drama biografi produksi Amerika tahun 2023 yang berpusat pada hubungan asmara dan rumah tangga antara komposer Amerika Leonard Bernstein dan istrinya Felicia Montealegre.Film ini disutradarai oleh Bradley Cooper yang juga berperan sebagai Leonard Bernstein, dari skenario yang ditulisnya bersama Josh Singer. Tak kepalang tanggung, beberapa nama besar dalam perfilman dunia menjadi produser film ini, yakni Martin Scorsese, Cooper, Steven Spielberg, Kristie Macosko Krieger, Fred Berner, dan Amy Durning. Film ini dibintangi juga oleh Carey Mulligan sebagai Montealegre; Matt Bomer, Maya Hawke, dan Sarah Silverman yang tampil sebagai peran pendukung.

Sunday, 3 December 2023

WES - by: Michael Gunadi | Staccato, December 2023

“WES”
Staccato, December 2023
By: Michael Gunadi


Judul ini sama sekali bukan plesetan istilah WIS dalam bahasa Jawa yang artinya sudah. WES dalam judul ini adalah WES MONTGOMERY. Legenda Jazz Guitar yang juga influencer Musik Jazz yang tentu saja tanpa melalui Instagram. Seperti biasa, kaum sok tahu, sok ritis, belagu bergaya musisi top dengan sikap tidak peduli alla Cosmopolitan dan Metropolitan, akan bertanya: Apa untungnya tahu hal macam begini? Untuk apa juga kita tahu hal begini. Jawabannya seperti biasa. Tidak ada untungnya sama sekali. Apalagi dari sisi materi. Sama sekali tidak ada untungnya. Lho?! Ya. 


Dan memang apa juga untungnya belajar Piano setengah mati. Meskipun misalnya anda juara dunia 29 kali, apakah ada untungnya dari sisi materi? Belum tentu dan bahkan TIDAK. Jawaban pertanyaan untuk apa adalah, tahu hal begini harapannya akan ada sedikit relung yang bisa menginspirasi kita semua. Agar hidup ini tidak makin sulit dan makin menderita dalam cacaruca carut marut dunia yang makin disruptif dan deseptif.

Tuesday, 7 December 2021

Duduk di Dua Kursi - by: Michael Gunadi | Staccato, December 2021

“DUDUK DI DUA KURSI”
By: Michael Gunadi
Staccato, December 2021

 


Mestinya Jika Anda pencinta Musik Klasik atau sekedar menggemari Musik Klasik pun, anda “harus” setidaknya pernah mendengar nama Friedrich Gulda. Ia adalah pianis kenamaan asal Austria. Berbedadengan pianis kenamaan lainnya seperti Daniel Barenboim, Andras Schiff, Evgeny Kissin, Gulda bukan semata pianis. Gulda adalah pemusik sejati. Lebih dari itu, Gulda adalah pemusik yang berhasil duduk di dua kursi. Kursi kemapanan musik klasik yang aristokrasi dan kursi Musik Jazz yang penuh aroma pemberontakan. Keberadaan Gulda, hanya bisa disamai oleh Frank Zappa. Pemusik yang juga berada dalam dua belahan “dunia”.



Pada 28 Maret 1999, dunia dikejutkan dengan satu berita. Bahwa Friedrich Gulda, sang pianis kenamaan, tenar dan bahkan legendaris, telah meninggal dunia. Sontak saja para pemusik, kritikus musik, kaum kerabat dan kolega, beramai-ramai memberikan tribute. Dengan macam macam cara. Ada yang melalui pidato, menggelar konser, membuat artikel, tulisan reportase dan seabreg bentuk penghormatan lainnya. Hanya selang beberapa kemudian, tiba-tiba Gulda muncul di depan publik dan seolah membiarkan para wartawan untuk tahu. Bahwa ia TIDAK/BELUM mati. Dan malahan mengumumkan akan menggelar sebuah “KONSER KEBANGKITAN. Tentu saja, berbagai kalangan menjadi terbelalak dan ternganga. Tapi itulah Friedrich Gulda. Pemusik yang tak pernah lepas dari sensasi.

Wednesday, 31 March 2021

Armando's Rhumba in Heaven - by: Michael Gunadi | Staccato, April 2021

“ARMANDO'S RHUMBA IN HEAVEN”
by: Michael Gunadi
Staccato, April 2021


KEPERGIAN TOKOH JAZZ DUNIA

Tanggal 9 Pebruari 2021 dunia musik berduka. Blantika musik berbelasungkawa. Ranah musik Jazz menangis. Deretan tokoh tokoh dunia menjadi tercekat dan pilu. Armando Anthony Corea atau dikenal sebagai Chick Corea, meninggal akibat penyakit yang telah lama dideritanya. Bagi orang yang skeptis, mungkin akan berkata begini: “Yaaaaa sudahlah. Dah mati. Kita doain aja deh. Ok. Itu bagus. 

Bagi orang yang agak konsen dengan prospek musik mungkin akan mengatakan: Ya, mari kita lanjutkan karya dan perjuangannya. Apalagi COVID-19 belum kelar. Musik nggak boleh mati”. Hmmm sangat bagus juga. Bagi orang yang sangat kritis, plus sedikit usik, mungkin pertanyaannya akan menjadi seperti: “Emangnya siapa tuh Chick Corea? Hebat banget ya? Jasa apa dia sama musik?” Tidak salah. Baik dan sah saja.

Tuesday, 31 March 2020

DOWN - by: Michael Gunadi | Staccato, April 2020

“DOWN”
By: Michael Gunadi
Staccato, April 2020


MAKNA KATA “DOWN”
Sudah tentu para pembaca setuju. Jika dalam beberapa kesempatan, kata DOWN bisa menimbulkan rasa dan suasana kurang nyaman. Down berarti turun, tidak naik, alias tidak ada pencapaian. Down identik dengan keterpurukan. Down menyiratkan makna kelelahan, keputusasaan dan bahkan apatis karena kekecewaan yang amat sangat traumatis, dan memang, DOWN merujuk pada keadaan sedemikian.
Siapapun bisa down. Tentu para pemusik mengalaminya. Dari mulai dihina sebagai pekerjaan bermasa depan suram. Karya yang dicibir. Penampilan yang dibully. Bahkan acapkali dan kerap kali hasil keringat terluput dari upah. Siapapun itu, baik pemusik kampung maupun Maestro kelas dunia bisa mengalaminya.

Monday, 30 April 2018

SCHUMANN'S TRÄUMEREI: "AROMA MIMPI" - by: Michael Gunadi (Staccato, May 2018)


SCHUMANN’S TRÄUMEREI:
“AROMA MIMPI”
by: Michael Gunadi
Staccato, May 2018


Alkisah ada seorang anak yang berbakat dan cinta musik. Sejak awal ia bercita cita jadi pemusik, namun seperti biasa, kuno, klise dan membosankan, keluarga terutama ayahnya, mendesak dia supaya menjadi ahli hukum. Si anak pun menuruti ayahnya untuk sekolah hukum. Seperti biasa, kuno, klise dan membosankan, cinta musik nya lebih besar daripada kuliah hukum.

Ia pun berhenti dan malah mengambil kursus musik memperdalam apa yang telah didapatinya. Singkat cerita anak itu akhirnya jadi pemain piano. Entah bagaimana hal ikhwalnya. Dia pacaran dan menikahi anak guru musiknya. Cerita belum habis, si pemain piano ini, setelah menikah mendadak stress, kena sifilis, agak eksentrik, cengeng, dan berusaha bunuh diri sampe tangannya cacat. Karena sudah tidak bisa lagi bermain piano, jadilah ia seorang KOMPOSER!

ROBERT SCHUMANN & CLARA SCHUMANN

ROBERT SCHUMANN & CLARA SCHUMANN
Si anak tersebut adalah ROBERT SCHUMANN. Seorang komposer akbar Musik Klasik yang karyanya seolah “wajib” dimainkan oleh siapa saja yang belajar piano. Dan istrinya, anak dari si guru musik, adalah CLARA SCHUMANN. Perempuan bersahaja dan sederhana, namun sebetulnya adalah pianis hebat dan dalam hal komposisi, malahan lebih hebat dari suaminya.

Robert dan Clara Schumann. Pasangan pemusik yang melegenda. Bukan saja karena karyanya, melainkan karena hubungan asmara mereka yang aneh, unik, dan seolah terselubungi kabut sutera misteri. Clara tipe perempuan soleha yang menerima dengan tulus keadaan suaminya yang stress depresi dan menjadi eksentrik cengeng kekanak-kanakan.

Robert Schumann sendiri adalah sosok yang asyik dengan dirinya sendiri. Imajinasi dan khayalannya sangat ngungun menggapai asa. Ia adalah komposer yang boleh dibilang sangat produktif dalam berkaya. Banyak karyanya yang menjadi benar-benar klasik hingga hari ini. Salah satunya yang sangat terkenal dan menjadi trade mark nya adalah TRÄUMEREI.

Wednesday, 28 February 2018

EROICA - by: Michael Gunadi (Staccato, March 2018)

EROICA
by: Michael Gunadi
(Staccato, March 2018)


SOSOK BEETHOVEN
Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar nama BEETHOVEN? Bagi Anda yang hanya tahu sedikit tentang Musik Klasik, mungkin segera terlintas di benak Anda melodi “ODE TO JOY” yang sangat terkenal. Atau mungkin juga tema Sinfoni ke-5 nya yang mirip irama ketukan pintu.

Bagi Anda yang sama sekali tak kenal sosok Bethoven, rasanya anda perlu mendengar meski tak harus mendengarkan, karya musiknya. Agar anda ikut mencecap dan mencicip karya musik dari salah satu orang yang paling berpengaruh dalam perjalanan peradaban budaya umat manusia.

Bagi Anda yang bergelut dalam Musik Klasik, hampir pasti hal-hal berikut yang akan terlintas dibenak Anda: keras, kasar, temperamental, sakit tuli, miskin, dan selalu gagal dalam jalinan cinta. Sifat-sifat dan keadaan tadi memang seolah menjadi trade mark Beethoven.

BEETHOVEN'S SYMPHONY NO. 3 in E-flat Major (BBC Prom)
Conductor: Daniel Barenboim

IKON KEPAHLAWANAN
Ada satu lagi hal yang tidak adil jika tak dikemukakan. BEETHOVEN ADALAH IKON PERJUANGAN. IKON KEPAHLAWANAN dan bahkan sampai hari ini, Jerman masih mengadakan festival bertemakan sosok Beethoven sebagai bentuk perjuangan dan pahlawan kebudayaan.

Wednesday, 1 November 2017

4 MITOS KELIRU TENTANG BACH - by: Michael Gunadi (Staccato, November 2017)

“4 MITOS KELIRU TENTANG BACH”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, November 2017


Johann Sebastian Bach, adalah salah satu komposer yang karya dan sosoknya tetap popular hingga hari ini. Tentunya, selain Beethoven dan Mozart. Popularitas Bach seolah abadi. Hal ini dikarenakan beberapa hal. Sebagian adalah fakta sejarah dan sebagian lagi adalah mitos. Sebelum kita menguak lebih dalam tentang Bach, ada baiknya kita mengerlingkan mata, untuk sejenak menatap fakta tentang mengapa Bach itu penting dan layak diperbincangkan.

FUGA: KARYA MONUMENTAL BACH
Semasa hidupnya, Bach adalah komposer yang mengarang banyak sekali lagu dan musik. Karya monumentalnya terletak pada kepiawaiannya mengolah nada dalam bentuk FUGA. Di zaman Baroque, periode semasa Bach hidup dan berkarya, FUGA merupakan kulminasi tertinggi bagi seni olah bunyi.


Dalam Fuga atau Fugue, seorang komposer dituntut sangat ketat pada aturan dan norma namun juga harus memiliki kreativitas luar biasa agar Fuga yang dikarangnya tidak menjadi membosankan dan kedodoran. Bach sangat piawai dalam hal ini. Bach juga adalah seorang jenius dalam teknis komposisi yang disebut counterpoint atau kontrapunkt. Dimana sebuah jalur bunyi akan dibarengi jalur bunyi lain dalam arah berlawanan (counter/kontra).

Monday, 4 September 2017

MUTIARA BERKUBANG LUMPUR - by: Michael Gunadi (Staccato, September 2017)

“MUTIARA BERKUBANG LUMPUR”
by: Michael Gunadi Widjaja
(Staccato, September 2017)


Dalam ranah seni, dimungkinkan tersembul mutiara dalam kubangan lumpur. Totalitas dan intensitas berkesenian, adalah MUTIARA. Dalam kubangan kehidupan sang seniman, yang bagi sebagian orang adalah lumpur.

Sosok yang kontroversial, Jimi Hendrix. Orang menjulukinya sebagai Dewa Gitar, A Guitar Man for All Season. Teknik permainan gitarnya masih tetap dipelajari oleh para pemain gitar hingga hari ini. Pendekatan musikalnya tetap dikagumi dan dijadikan acuan terutama bagi penggemar musik Blues. Namun sisi kelam kehidupannya juga kerap dipertanyakan dan sebagian masih berupa teka-teki yang tragis bahkan sangat tragis. Terlepas dari semua kontroversi pada dirinya, ada sisi lain yang menarik dari sosok Jimi Hendrix. Ia adalah pahlawan, A HERO. Yang berjuang melalui seni. Jimi Hendrix adalah satria, dengan pedang berupa gitar.


SEKILAS TENTANG JIMI HENDRIX
Nama asli Jimi hendrix adalah James Marshall. Lahir di Seattle, Washington 7 November 1942 dan meninggal di London pada 18 September 1970. Jimi Hendrix adalah anak dari seorang Negro dan Indian Amerika. Dua ras yang saat itu mengalami diskriminasi yang luar biasa. Diskriminasi rasial itulah yang mewarnai karir Jimi Hendrix sebagai pemain gitar yang otodidak.

Monday, 6 June 2016

SAX - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, June 2016)

"SAX"
by: Michael Gunadi Widjaja 
Staccato, June 2016


Hmmm... saya seorang pria yang pastinya sangat menikmati indahnya perempuan... ehem... saya seorang pemusik imajinasi saya lebih banyak berawal dari musik. Seperti contohnya saat saya berpikir tentang saxophone... saya akan berimajinasi tentang ekpresi perempuan saat mereka mendengar suara saxophone atau memainkan alat musik ini... felling beauty and sexy! Really? No… No… No… saya bukan salah menulis judul. Tulisan saya kali ini memang tentang SAX bukan SEX. Apa itu SAX? Bagaimana SAX?? siapa SAX? Mari kita mulai mengenalnya... sudah cukup saya bermain dengan imajinasi saya...


PENEMU SAXOPHONE
Dinand-Belgium Sax adalah nama panggilan akrab dari ADOLPHE SAX. Sang penemu alat musik SAXOPHONE. Nama si penemu yang satu ini memang tidaklah setenar hasil temuannya. Bahkan sangat jauh tenggelam dibanding artis musik yang memainkan alat temuannya. Jika kita sempat melancong ke New York, di kawasan 42nd street dekat On Broadway maupun Off Broadway, kita akan menemukan begitu banyak orang memainkan saxophone.

Friday, 8 November 2013

MILES "JAZZ" DAVIS - Artikel Staccato November 2013 by: Michael Gunadi Widjaja

MILES "JAZZ" DAVIS
Oleh: Michael Gunadi Widjaja
Artikel Staccato November 2013


Jika kita ingin bicara tentang Musik Jazz, belumlah lengkap dan afdol kiranya, jika kita tidak membicarakan MILES DAVIS. Sosok pembaharu Musik Jazz sekaligus legenda dan ikon Musik Jazz. Miles Davis adalah seorang pemain terompet, komposer, dan pemenang 9 kali Grammy Awards untuk musisi dan album Jazz terbaik dunia. Miles Davis bukan hanya sosok musisi dan komposer belaka, melainkan seseorang yang dengan sosok, karisma dan dedikasinya, telah memberikan sumbangsih luar biasa pada pertumbuhan dan perkembangan Musik Jazz. Membicarakan Miles Davis adalah sebuah permenungan napak tilas Musik Jazz, dalam langkah sebagai budaya umat manusia yang turut mewarnai jalannya peradaban dunia. Data yang tersaji dalam artikel ini semua saya ambil dari catatan kuliah saya semasa di Perth, Australia.

Friday, 30 August 2013

In Memoriam: "BEN PASARIBU" - by: Michael Gunadi Widjaja

In Memoriam: "BEN PASARIBU"
by: Michael Gunadi Widjaja

sumber: malaymusic

Orang kebanyakan hanya mengenal jenis musik seperti Klasik, Pop, Jazz, dan Rock. Belum banyak orang yang mengenal dengan apa yang disebut Musik Kontemporer. Musik Kontemporer memang bukanlah genre musik yang gemerlap. Musik Kontemporer senantiasa mengolah lakunya sendiri untuk senantiasa menjalankan sebuah pembaharuan. Itulah mengapa keberadaan Musik Kontemporer seolah “terasing” di tengah hingar bingar dan gegap gempita serta gemerlapnya jenis musik yang lain. Keadaan ini tidak saja terjadi di tanah air, di negara Eropa dan Amerika Serikat pun Musik Kontemporer harus menikmati kesunyiannya.

Musik Kontemporer secara popular dapat dimaknai sebagai musik yang mengedepani jaman. Untuk senantiasa mengedepani jaman itulah, Musik Kontemporer senantiasa mengupayakan hal baru. Baru dalam arti tata gramatika dan idiom bermusik, baru dalam konsep maupun baru dalam penggunaan ragam alat musik dan eksplorasi terhadap bunyi. Tautan dari pembaharuan ini adalah revitalisasi atau pemberian “daya hidup” yang baru bagi Musik Tradisi. Wujud nyatanya berupa garapan musik gendhing dengan tata komposisi Musik Barat atau gamelan yang diperlakukan tidak lagi sebagai sebuah ensembel, namun tiap piranti gamelan dapat berdiri sendiri - tentu dengan teknik permainan yang mengeksplorasi bunyi dengan cara baru.

Nilai positif dari pertumbuhan Musik Kontemporer adalah hidupnya kembali Musik Tradisi. Musik Tradisi seolah mendapat “baju baru” untuk bersama-sama berbicara dengan sama lantang pada blantika musik dunia. Di Indonesia, ada tiga tokoh utama Musik Kontemporer: Sapto Rahardjo, Slamet Abdul Sjukur, dan Ben Pasaribu.

Saturday, 8 June 2013

Fantastic Suite "Wetland" for Guitar and Piano

FANTASTIC SUITE "WETLAND"
for Guitar and Piano
Composed by: Jun-ichi Nihashi


A good repertoire for guitar and piano is rare to find. 
This could be an alternative for a great repertoire, for an advanced guitarist and pianist. 


About the Fantastic Suite "WETLAND" for Guitar and Piano
This unique ensemble of the piano and guitar aspires to discover new possibilities for its medium. The theme is about fantasy and dream, that reflects the nature of wetland from the dawn until the evening with the stars. 

Tuesday, 25 October 2011

200 Tahun Franz Liszt : Sang Pionir yang Misterioso


Franz Liszt senantiasa identik dengan piano.Senantiasa identik dengan teknik pianistik yang di luar umum.Sangat sedikit orang tersadar bahwa seorang Franz Liszt sebetulnya adalah seorang pionir.Pianist,Music Inventor,Music Educator,Composer,dengan subtilitas yang kadang misterius.

Memang salah satu kulminasinya adalah komposisi piano yang dianggap sebagai puncak dalam literature piano. Sebagai murid Carl Czerny,Liszt dididik dan dilatih secara militant.Dalam dua tahun Liszt sama sekali tak memainkan pieces namun hanya berlatih teknik dan finger dexterity.Fenomena ini menyemburatkan pada kita,bahwa piano bukan sekedar instrument musical.Piano dalam satu sisi dunia adalah sebuah perjuangan totalitas dengan presisi dan militansi yang hamper sempurna

Franz Liszt  menciptakan PUISI SIMFONI .Sebuah forma simfonia bentuk tunggal.Forma ini merupakan revolusi terhadap forma simfonia dan konserto sebelumnya,yang senantiasa memakai bentuk 3 atau 5 movements.Bentuk Puisi Simfoni Franz Liszt inilah yang mengilhami dan hamper menjadi forma baku bagi simfonia modern dan kontemporer.

Friday, 21 October 2011

Leonard Bernstein : The Conductor At Work


Yang membedakan Bernstein dan Karajan barangkali adalah, Bernstein bermazhab Wiener. Sementara Karajan lebih ke arah Mannheimer.Bernstein terkenal dengan emosinya yang meledak-ledak dan ekstrim.Sementara Karajan kaku, presisi, perfeksionis namun gallant.

Bagi Bernstein, podium adalah arena Ballet. Bernstein dapat dengan ekstrimnya meledak ledak dan meletup letup sambil melakukan “tariannya”.

Thursday, 20 October 2011

Horowitz Gallop


Musik membahasakan dirinya sendiri.Bahasanya dapat dengan fasih dilantunkan oleh para virtuoso.Dari kefasihan virtuositas itulah lahir para legenda.Yang senantiasa dikenang,dibicarakan,dan di sisi lain senantiasa terselimuti misteri.Salah satunya adalah Vladimir Horowitz
Sebagai pianis, Horowitz sangat fenomenal.Gaya musiknya banyak ditengarai sebagai beraliran romantik.Horowitz sangat fenomenal dalam berpuisi melalui piano.Disamping itu,Horowitz dikenal memiliki tone color yang fantastic.Puisi pianistik nya dapat berada dalam tone mellow yang mendayu bahkan mengharu biru.Bisa juga menjadi garang bak auman singa.Pencapaian tone color ini tak dapat dilepaskan dari control finger dexterity secara anatomical yang mumpuni.

Anatomical finger dexterity control ini pulalah yang memunculkan aspek fenomenal dari Horowitz.Kecepatannya memainkan oktaf parallel nyaris tak tertandingi.Gerakan jarinya saat memainkan blocking chord yang progresif,juga sangat fenomenal.Banyak pianis jaman kita yang memiliki kecepatan.Yang membadakan mereka dengan Horowitz adalah,bahwa Horowitz dengan kecepatan jemarinya yang luar biasa,tetaplah manusiawi.Puisi pianistiknya tetap mengalir sebagaimanan irama kehidupan itu sendiri.Tanpa terjebak menjadi atraksi acrobat jari.

Tuesday, 18 October 2011

Herbert Von Karajan Sang Jenderal


Popularitas Herbert Von Karajan seolah tak lekang oleh jaman.tak pupus oleh berkembangnya arus selera musikal.Popularitas Karajan seiring jalan dengan beberapa kontroversi yang seolah merindik dalam setiap langkahnya.

Orang mengidentikkan Karajan dengan Berlin Philharmoniker.Dan meski Karajan adalah Austria,disiplin musikalnya sangatlah Mannheimer dan JERMAN.Sublimasinya dengan Berlin Philharmoniker pun tidaklah semulus rumah tangga pasangan abadi.Affair Karajan dengan seorang pemain Klarinet sempat membuat garis-garis keretakan dalam hubungan Karajan dengan Berlin Philharmoniker.