Showing posts with label sight reading. Show all posts
Showing posts with label sight reading. Show all posts

Sunday, 7 August 2016

JAZZ SIGHT READING - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, August 2016)

“JAZZ SIGHT READING”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, August 2016


APA ITU SIGHT READING?
Agak susah untuk memadankan istilah SIGHT READING ke dalam Bahasa Indonesia. Saya pribadi lebih suka memakai istilah LINTAS BACA sebagai padanan istilah sight reading. sight reading terdapat pada ujian musik. Terutama ujian musik internasional, seperti: ABRSM, Trinity Guildhall, bahkan Yamaha Music, dan juga sekolah atau kursus ataupun konservatori (dalam tanda petik) di tanah air.

Dalam pelaksanaannya, sight reading berwujud: seseorang disodori sebuah naskah musik. Kesulitannya sepadan dengan grade nya. Kemudian naskah musik tersebut DIBACA SELINTAS. Umumnya yang dimaksud selintas adalah sekitar 30 detik saja. Dan bisa sampai 5 menit untuk sight reading grade Diploma. Setelah melakukan lintas baca, kemudian naskah musik tersebut dimainkan.

Parameter keberhasilannya adalah MEMAINKAN NASKAH MUSIK TERSEBUT PERSIS SAMA, TERMASUK DETAIL KECILNYA – sesuai dengan apa yang tertulis. Bagi sebagian orang, lintas baca atau sight reading ini adalah sebuah adegan horor nan mencekam yang sampai bisa bikin stress, gemetaran, dan bahkan perasaan mual.


TUJUAN SIGHT READING
Sebetulnya, apa sih tujuan nya ujian musik internasional menyertakan sight reading? Kenapa kok tidak cukup hanya MAIN LAGU dan tangganada saja? Kan katanya ujian performance? Ya pokoknya perform lagu, bagus, tanpa salah, kelar kan? Kok pake dimacem-macemin suruh lintas baca segala? Hmm... Bagi siswa yang menekuni Musik Klasik, sight reading adalah hal yang mutlak perlu! Mengapa? Jangan pernah lupa, bahwa Musik Klasik adalah BUDAYA LITERER. Jadi Musik Klasik HARUS DIBACA. Perkara sudah baca kemudian main dengan hafalan dan khataman itu lain cerita.

Baca lintas juga merupakan indikator penguasaan konsep dasar musik, yakni struktur dan pola. Jika seseorang mampu melakukan lintas baca dengan memuaskan, hampir dipastikan bahwa ia sangat paham dengan struktur dan ragam pola dalam sebuah sajian musik.

Thursday, 8 December 2011

Sight Reading bagi Pemain Gitar Klasik – Sebuah Pengantar


Pengertian sight reading menurut HARVARD DICTIONARY OF MUSIC : The performance of a piece of music on seeing it for the first time

Jika kita perhatikan rumusan kamus musik Harvard tersebut,sight reading bukanlah sekedar membaca partitura dengan seketika.Tetapi sudah pada takaran performance.Menampilkan seutuhnya apa yang tekstual.Dan bagi pemain gitar,ada beberapa hal yang menjadikan sight reading layak untuk mendapat perhatian lebih seksama.

Berbeda dengan piano misalnya.Gitar dalam sejarah perkembangannya sempat dianggap sebagai piranti musical yang inferior.Barulah setelah rintisan Fransisco Tarrega dan pendobrakan oleh Andres Segovia,gitar mendapatkan pamornya.Situasi yang sedemikian menjadikan pemain gitar dituntut untuk lebih handal dalam menyikapi perkembangan musik di abad millennium seperti sekarang.

Musik di jaman sekarang banyak dipengaruhi oleh aktifitas komunitas.Dan komunitas musik,harus diakui,banyak di dominasi oleh bentuk ensemble dan orkestra besar.Forma ensemble dan orkestra menuntut kemampuan sight reading yang prima.Agar efisiensi latihan dapat tercapai tanpa harus bertele-tele.Untuk dapat eksis,pemain gitar mau tidak mau harus bias “ikut berbicara” dalam komunitas semacam itu.Dan pijakan awalnya tentu saja adalah KEMAMPUAN SIGHT READING.

Sight Reading tentu sangat berbeda dengan reading atau membaca partitura untuk keperluan pagelaran.Bukan ke sesaat(an)nya saja yang berbeda.Namun hal esensial yang membedakan adalah bahwa membaca bagi keperluan pagelaran senantiasa dilakukan dengan upaya polesan,interpretasi.Sight reading tidak demikian.Sight reading yang baik adalah mampu membunyikan apa yang tertulis secara tekstual.Secara teknis,lazimnya sight reading yang layak semestinya dapat mewujudkan :
  • Penguasaan ritmik
  • Akurasi nada
  • Frasering
  • Marka-marka musik

Bagi pemain gitar,parameter kelayakan sight reading tersebut menuntut sebuah penguasaan teknis dan ketrampilan.Gitar sangat berbeda dengan piano dalam hal fleksibilitas pencapaian nada.Juga notasi pada gitar adalah polyphone yang berada hanya dalam satu system staff.Hal ini dalam beberapa kasus dapat menjadi sangat rumit.Karena dengan system staff yang single,seorang pemain gitar dituntut untuk dapat melafalkan kalimat musik dengan ketepatan fungsional tiap jalur bunyi.

Beberapa orang menganggap sight reading adalah sebuah seni yang berhubungan dengan kodrat pembawaan seseorang.Banyak pula yang berpendapat bahwa sight reading tidak lain adalah sebuah ketrampilan teknis yang dapat dipelajari dan dilatih.Apapun sikap pendiriannya,sight reading sudah menjadi “bahasa” dalam pergaulan komunitas musik.Dan sebagaimana sebuah bahasa tutur atau sastra literer,hanya dapat terjalin jika kita membiasakan diri.Membiasakan diri untuk melakukan sight reading sebanyak mungkin secara berkesinambungan.