Showing posts with label competition. Show all posts
Showing posts with label competition. Show all posts

Sunday, 30 June 2024

UJI | by: Michael Gunadi | Staccato, July 2024

UJI
By: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, July 2024


Dalam pembelajaran musik, belum tentu berupa pendidikan ya, karena bisa saja pengajarnya sama sekali tidak paham akan psikologi pendidikan, dikenal adanya evaluasi. Evaluasi pembelajaran musik ini status dan tarafnya berbeda dengan evaluasi sekolah umum. Dalam pembelajaran, atau ya sudahlah, pengajaran musik, evaluasi, terutama di kursusan musik dan/atau sekolah musik, sifatnya lebih kepada Progress Report. Dan Progress Report ini lebih kepada pertanggung jawaban terhadap parents yang dalam hiruk pikuk ini adalah BOSS. Yang membayar biaya pembelajaran musik. Jadi, karena Boss keluar duit dia harus dapat “laporan” dong, tentang progress atau kemajuan anaknya. Dalam Androgogi, atau terhadap Adult Learner, siswa dewasa, juga perlu ada laporan semacam itu. Karena bisa saja si suami atau si koko, si sugar daddy yang keluar duit.

 


Ada beberapa jenis Progress Report yang dilakukan kursusan dan/atau “sekolah” musik di Indonesia. Kata SEKOLAH diberi tanda kutip karena sekarang teramat banyak sekolah yang tidak punya kurikulum. Tidak paham beda kurikulum dan silabus itu apa. Hanya contek sana sini ambil mentah-mentah dari pihak lain. Tapi ya sudahlah. Bentuk Progress Report yang paling sederhana adalah berupa LAPORAN TERTULIS bagi parents. Persis seperti buku Rapor sekolah umum. Anaknya selama sekian waktu sudah bisa ini itu. Kekurangannya ini itu. Harapan ke depannya begini begitu. Kemudian ada lagi Konser. Baik Studio Konser yang biasanya si siswa main dengan jadwal yang tidak jelas, dihadapan staf Tata Usaha Sekolah, pakai celana pendek, kaos renang juga nggak apa-apa. Naaah, Parentsnya akan melihat, bahwa ini lho anak loe ini bisanya begini doang.

Tuesday, 1 February 2022

Kompetipret - by: Michael Gunadi | Staccato, February 2022

KOMPETIPRET
SISI GELAP KOMPETISI PIANO
by: Michael Gunadi
Staccato, February 2022

 


Seorang pianis, komposer, pendidik musik dan pembaharu musik rakyat Hongaria, Bela Bartok, berkata begini: Competitions are for horses, not artists. 

Selain Bartok, Gitaris John Christopher William, seorang gitaris klasik legendaris, berkata begini: No, basically I don’t like or approve of competitions on any instrument. I don’t think music can be evaluated like a race – dalam sebuah wawancara oleh Austin Prichard-Levy, 1 Januari 2010. 

Dari dua quotes tersebut, tentu masih banyak musisi lain yang memiliki pendapat senada, bisa kita simpulkan bahwa sebagian legenda musik “membenci“ kompetisi. Alasannya senada. Bahwa seni tidak bisa atau tidak layak diadu. 

Sebetulnya, jika kita agak membuka pikiran, para tokoh dan legenda musik tersebut bukan membenci kompetisi dalam arti sebagaimana kita benci akan kelakuan buruk seseorang. Tidak demikian. Secara tersirat, beliau-beliau tersebut memberikan warning atau peringatan pada kita semua. Akan hal-hal yang akan terjadi dan bisa terjadi dalam sebuah kompetisi. Sisi kelam dan aspek yang tertabukan dalam ranah kompetisi musik. Dalam rangkaian itulah tulisan ini dibuat. Diberi judul KOMPETIPRET, Hal-hal yang pret pret dalam kompetisi musik. Maksudnya tentu bukan menakut-nakuti anda agar tidak ikut kompetisi musik. Bukan. Melainkan memberi anda petunjuk, info dan seluk beluk gamblang agar anda tahu pasti apa yang anda ikuti.

Saturday, 31 July 2021

MENANTANG - Duel Dalam Musik Klasik | by: Michael Gunadi | Staccato, August 2021

“MENANTANG”
DUEL DALAM MUSIK KLASIK
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, August 2021


Zaman sekarang ini, dimana pandemi COVID-19 masih maharajalela, entah bagaimana dengan peta persaingan para pemusik. Saya rasa, persaingan tetap ada. Hanya saja, karena sudah sama-sama loyo, sama-sama cemas dan takut, pasarnya juga sepi, jadi persaingannya tak lagi frontal. Apalagi dalam masa pandemi, dipergunakan daring yang jelas berpeluang lebih kecil untuk konfrontasi persaingan secara frontal. Padahal, entah dari segi moral, konfrontasi persaingan yang terbuka sudah menjadi bagian dari napak tilas sejarah musik.


Kita tidak bisa mengatakan: “Oh, itu bagian dari sejarah Musik Klasik....” Tidak bisa. Karena saat konfrontasi terbuka itu terjadi, tak ada pengkotak-kotakan ini Musik Klasik, ini Musik Pop, ini Musik anu, ini Musik itu. Jadi ya konfrontasi terbuka dalam bentuk MENANTANG, dari sisi historis adalah bagian tak terpisahkan dari aroma dan napas perjalanan musik itu sendiri.

 

Dunia mencatat, bahwa “menantang”, tantang-tantangan di antara para pemusik (klasik), dapat dikatakan sudah sampai taraf yang mengerikan. Bahkan sudah mulai mempertaruhkan nyawa, berujung penjara, dan menimbulkan spekulasi serta skeptisisme di kalangan yang bahkan mengklaim dirinya sangat cinta musik. Hal yang mendasari “konfrontasi menantang” ada beberapa. Semuanya bisa bersifat subyektif ataupun juga ada nilai obyektifnya.

Sunday, 1 March 2020

DIAKUI - by: Michael Gunadi | Staccato, March 2020

“DIAKUI”
By: Michael Gunadi
(STACCATO, March 2020)



STATUS “DIAKUI”
Jika anda sempat membaca sejarah musik, maka anda akan dengan mudah menemukan serangkaian paparan catatan sejarah. Yang menunjukkan, mendokumentasi, dan memaparkan ambisi dan keinginan manusia, untuk memperoleh status DIAKUI dalam bidang musik. Ayah Beethoven, sengaja memalsukan usia Beethoven. Menjadi lebih muda beberapa tahun. Agar dapat diakui sebagai “ANAK AJAIB” yang sebanding dengan ketenaran Mozart kala itu. 


Para Raja, bangsawan dan pejabat negara, di zaman Bach, di zaman Mozart, banyak yang berlomba-lomba mempelajari alat musik. Sekedar untuk memperoleh status “DIAKUI”. Kala itu, seseorang yang mendapat status DIAKUI dalam bidang seni, termasuk musik, dianggap memiliki cita rasa dan kehalusan budi yang rupawan. Dengan sendirinya, akhlak dan perangainya pun dianggap luhur. Muaranya adalah jenjang karir dan harta yang bergelimang. Hal semacam ini terus berlangsung. Bahkan menjadi lebih marak setelah revolusi industri. Saat instrumen musik, khususnya piano sudah menjadi sebuah sarana pokok dalam rumah tangga masyarakat kebanyakan.

Wednesday, 1 January 2020

SPEKULASI - by: Michael Gunadi | Staccato, January 2020

“SPEKULASI”
By: Michael Gunadi
Staccato, January 2020

Piano Battle

PERSAINGAN KETAT
Semua orang di dunia sekarang ini, hampir tanpa kecuali, tahu, mengerti dan paham, bahwa hidup dan kehidupan saat ini sangat sulit. Persaingan dan keadaan yang tak menentu dan tak dapat diperkirakan, menjadikan hidup dan kehidupan sangat sulit untuk bisa mendapatkan kelayakan secara ekonomis dan kualitatif. 

Dulu, jika anda masuk “dapur” rekaman, anda sudah menjadi artis top. Keadaan ekonomi anda akan melimpah ruah. Anda kaya, dan tentu saja kualitas hidup anda menjadi layak dan bahkan sangat layak. Jaman sekarang, “dapur” rekaman sudah dimiliki oleh hampir semua orang yang memiliki gadget. Semua orang bisa menjadi artis rekaman. 

Thursday, 7 April 2016

GITAR KLASIK DI FLS2N - by: Michael Gunadi Widjaja

"GITAR KLASIK DI FLS2N"
by: Michael Gunadi Widjaja


APA ITU FLS2N?
FLS2N adalah FESTIVAL DAN LOMBA SENI SISWA NASIONAL. Sebagai penyelenggara adalah KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH serta DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH. Ini adalah sebuah acara lomba seni bertaraf nasional dan resmi diadakan, diurus, dan diatur oleh Pemerintah Pusat. Pelaksanaannya pada bulan April 2016. Untuk tingkat SD, SMP, SMA, termasuk kejuruan. Dimulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan kota, karesidenan, propinsi, dan nasional. Final tingkat nasional senantiasa diadakan bergilir di ibu kota Propinsi. Sesuai dengan data, final FLS2N berlangsung dengan sangat bagus sebagaimana layaknya pertunjukan seni berkelas internasional - mulai dari tata panggung sampai administrasi manajemen pelaksanaannya.

Pada tahun 2016 ini, FLS2N mencamtumkan satu mata lomba seni yakni GITAR KLASIK. Menjadi menarik untuk mencoba menarik benang merah pemaknaan peristiwa ini. Sebagai sebuah penelaahan diri sekaligus permenungan. Tujuannya agar di masa mendatang pelaksanaan acara semacam ini dapat diselenggarakan dengan lebih layak lagi.