"SAX"
by: Michael Gunadi Widjaja
Hmmm... saya seorang pria yang pastinya
sangat menikmati indahnya perempuan… ehem…
Saya seorang pemusik. Imajinasi saya lebih banyak berawal dari musik.
Seperti
contohnya saat saya berpikir tentang saxophone, saya akan berimajinasi tentang
ekpresi perempuan saat mereka mendengar suara saxophone atau memainkan alat
musik ini… felling beauty and sexy!
Really? No… No… No…
Saya bukan salah menulis judul.
Tulisan saya kali ini
memang tentang SAX bukan SEX.
Apa itu SAX? Bagaimana SAX? Siapa SAX?
Mari kita
mulai mengenalnya… sudah cukup saya bermain dengan imajinasi saya… :)
Sax adalah nama panggilan akrab dari ADOLPHE SAX,
sang penemu alat musik SAXOPHONE.
Nama si penemu yang satu ini memang tidaklah setenar hasil temuannya, bahkan
sangat jauh tenggelam dibanding artis musik yang memainkan alat temuannya. Jika
kita sempat melancong ke New York, di kawasan 42nd street dekat On
Broadway maupun Off Broadway, kita akan menemukan begitu banyak orang memainkan
saxophone. Kepopuleran Saxophone terutama di kalangan masyarakat kulit hitam di
AS setara dengan popularitas bola basket. Jelas popularitas sedemikian tak
dimiliki Adolphe Sax sang penemu saxophone. Demikian juga jika kita bicara tentang
artis pemain saxophone. Terutama yang demikian populer seperti Grover Washington Jr., Kenny G, Sadao Watanabe, dan legenda
jazz saxophone seperti Ornette Coleman,
dan John Coltrane. Adolphe Sax sama
sekali tak sebanding dengan mereka dalam soal popularitas.
Sejenak
mengenal Adolphe Sax memiliki beberapa relung yang kiranya menarik untuk digali
dan digauli lebih intens. Adolphe Sax adalah sosok yang sebetulnya adalah
pelaku sejati musik dunia, namun kejayaannya sama sekali tak terbalut
ketenaran. Dan dalam menapaki karya monumentalnya ada banyak pernik-pernik sisi
kehidupan manusiawi yang sedikit banyak dapat lebih menggairahkan aroma
bermusik kita.
ADOLPHE
SAX
|
Adolphe Sax
lahir di Dinant dekat sungai Maas pada 6 Nopember 1814. Ia putra seorang
pembuat alat-alat musik. Sejak usia 12 tahun Adolphe sudah dapat mengerjakan
pekerjaan pembuatan alat-alat musik. Karya pertamanya adalah merubah konstruksi
bass klarinet. Waktu itu bass klarinet tidak mempunyai tonalitas yang akurat. Adolphe
mengubah katup-katup nya dan benar-benar menjadikan bass klarinet sebagai
sebuah alat musik bertonalitas presisi. Ayahnya menyekolahkan Adolphe di sebuah
konservatori. Sejak itu Adolphe sering bermimpi dan berangan-angan tentang
sebuah alat musik dengan warna bunyi yang khas. Pada 1848 impiannya dia
wujudkan. Terbentuklah alat musik tiup berkatup banyak. Alat tersebut
dinamainya saxophone. Hal utama yang dapat kita petik adalah seringkali sebuah karya besar dimulai dari
mimpi dan angan. Tepatlah kiranya ungkapan yang berbunyi “BE
A DREAM MAKER AND ALSO A DREAM CATCHER!” - Jadilah pemimpi dan peraih mimpi!
Pada awalnya saxophone kurang diminati, kalah populer dengan klarinet. Saat itulah Adolphe kemudian membawa penemuannya di Perancis. Saat berada di Perancis banyak orang mulai tertarik dengan alat musik temuannya, namun tak sedikit pula yang ingin secara licik mencuri rahasia penemuan Adolphe. Dari fakta ini kita bisa memaknai bahwa sejak berabad silam trik dan keculasan serta kecurangan dalam dunia musik sudah mulai marak, dan itu tetap terjadi hingga masa sekarang. Bagaimana karya seseorang dengan licik dan culas serta curang dibajak oleh para pengusaha rakus yang kebetulan memiliki uang.
Kepopuleran
saxophone tidak terlepas dari ketulusan “orang-orang baik”. Mereka adalah pemusik
dan komposer yakni: Berlioz, Meyerheer, Ambroise
Thomas, dan juga dirigen ternama saat itu yakni Habaneck. Melalui karya merekalah saxophone perlahan tapi pasti
meraih popularitasnya. Jadi sebetulnya awal kegemilangan saxophone berawal dari
komposisi Musik Klasik. Meski kemudian saxophone tidak dapat dipisahkan dari
Musik Jazz.
Back to my imagination :)
Keunikan
saxophone adalah pada bentuk pipa yang melengkung. Anatomi ini menyebabkan nada
rendah yang dihasilkan memiliki warna bunyi yang khas. Secara musikologis bunyi
saxophone bersifat eksotik dan erotik. Dan karakter warm and mellow nya pas
untuk berbicara dalam ranah Musik Jazz. Musik Jazz senantiasa bicara pada
hakekat umum fenomenologis ketertindasan dan perjuangan kemerdekaan jiwa. Jiwa
yang merdeka, hangat, dan senantiasa ada banyak cinta di sana.
Grover Washington "Winelight"
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.