Showing posts with label fugue. Show all posts
Showing posts with label fugue. Show all posts

Wednesday, 1 September 2021

BWV 846 - by: Michael Gunadi | Staccato, September 2021

BWV 846
By: Michael Gunadi
Staccato, September 2021


Prelude ini teramat sangat terkenal. Semua pianis top pasti memainkannya. Prelude ini juga dimainkan pada berbagai instrumen. Termasuk juga untuk gitar klasik. Ada beberapa versi cetakan partitura nya. Namun tentu yang edisi urtext facsimile lebih pas untuk dijadikan landasan analisa. 

 

Dalam edisi facsimile, dicetak reproduksi tulisan tangan asli dari komposernya. Sebetulnya sangat menarik jika kita menjadi detektif, untuk menyelidiki sedikit lebih dalam tentang prelude yang amat terkenal ini. Kita bisa berpangkal tolak dari perspektif sejarah tahun 1720, tahun Prelude ini dikarang oleh JS.Bach. 

 

Untuk keperluan telaah sejarah, kita tak perlu pusing-pusing untuk berandai-andai. Bagaimana sih dulu di zamannya Bach memainkan Prelude ini? Sama sekali tidak perlu. Lanskap dan arsitektur komposisi Prelude ini dapat dikatakan sangat sempurna. Jadi Anda bisa memainkannya dalam instrumen apapun. Anda juga bisa mentranspose dalam tonalitas kunci nada apapun. Bahkan Anda bisa bereksperimen untuk memainkan Prelude ini dari belakang. Semua hasilnya tetap bagus, bermutu dan mempesona.

Saturday, 21 July 2012

Mengenal Fuga (Bagian 3)


MENGENAL FUGA BACH
(Bagian 3)


Setelah bagian Exposition lengkap, dilanjutkan dengan bagian Development atau pengembangan. Sebelum mencapai bagian Development, sebuah fuga lazim di dahului dengan Episode. Secara popular, sebuah EPISODA pada prinsipnya adalah rangkaian imitasi berdasar motif dari subyek namun telah di fragmentasi.

Di dalam Development, materi subject dikembangkan. Cara pengembangannya, seringkali memakai teknik-teknik:
  • Inversi 
  • Retrograde (ditulis dari belakang ke depan). Misal sebuah subject terdiri dari nada C G E G A F D, maka Retrograde nya menjadi: F A G E G C 
  • Dimunuisi: Pengurangan nilai ritmik 
  • Augmentasi: Penambahan nilai ritmik
Berikut di paparkan langkah-langkah yang mestinya baik jika diikuti jika orang, atau siswa jurusan komposisi ingin mengarang Fuga ataupun menganalisis.
  • Pahami dulu, apakah Fuga tersebut terdiri dari Exposition, Development dan Conclusion. Sebab tak semua Fuga terdiri dari tiga bagian semacam itu. 
  • Tentukan akhir atau ending dari tiap bagian. Biasanya dilihat dari cadens harmoninya. Namun jangan sampai terjebak. Tidak setiap cadens merupakan akhir dari sebuah bagian. namun setiap bagian jelas dan selalu diakhiri dengan cadens. 
  • Cadens yang terdapat pada Fuga, lazimnya adalah cadens authentic ( V – I) Cadens yang sifatnya deceptive ( V – vi ) dan juga cadens plagal ( IV – I). Payahnya, cadens dalam Fuga sangat sulit ditelusur. Karena, jangan dilupakan, Fuga senantiasa memakai teknik garapan counter point yang berupa nada-nada yang terajut berkesinambungan. 
  • Pada bagian Exposition, tentukan dahulu mana subject nya. Jangan keliru dengan answer. Pada Fuga karya J.S Bach, nada bass hampir selalu merupakan answer dan bukan thema subyek. Ketika subyek sudah dijawab, dalam artian bunyi lain sudah memberi jawab pada thema subyek, maka selalu bunyi yang tadinya membawakan subyek, melanjutkan dengan counter subject. 
  • Pada bagian development, tetap dipakai counterpoint. Untuk memudahkan analisa, adalah baik jika dipahami bahwa aplikasi counterpoint dalam development bisa berwujud: Augmentation, Diminuition, melodic inversion, double counterpoint, pedal point, modulation, sekwensi dan bahkan canon. 
  • Secara khusus perlu diperhatikan tentang middle entry, atau tengahan. Middle entry dapat berwujud sebagai STRETTO. Stretto tercapai ketika bunyi 1 sedang membunyikan subyek, belum selesai, namun sudah dijawab bunyi yang lain.
Hal lain yang senantiasa layak diingat adalah bahwa Fuga TIDAK PERNAH tampil dengan urutan yang baku dan terurut. Jangan pernah mengira bahwa subyek hanya sekali saja di bagian depan. Tidak dan bukan demikian. Subyek bisa muncul kembali dan kembali lagi.


Thursday, 19 July 2012

Mengenal Fuga (Bagian I )

MENGENAL FUGA BACH
(Bagian I )


Fuga adalah padanan bahasa Indonesia untuk FUGUE (baca: Fyug, English). Dalam komposisi musik, Fuga dapat dikatakan sebagai sebuah kulminasi teknik komposisi. Fuga sangat rumit dan bagi sebagian pemusik terutama siswa jurusan komposisi, Fuga adalah sebuah momok yang menakutkan. Paparan ini sekedar mengenalkan Fuga dengan pendekatan yang diusahakan “lebih bersahabat”. Paparan ini bersifat popular dan sama sekali bukan sebuah telaah ilmiah. Sumber pustaka tidak dicantumkan karena paparan ini adalah sebuah paparan dari hasil konklusi dan bukan sebuah term paper.
.
Apa gunanya mengenal Fuga? SAMA SEKALI TAK ADA GUNANYA! Hanya saja, dapat dikatakan bahwa Fuga adalah salah satu pencapaian tertinggi dalam teknik komposisi musik. Jadi yang gemar dan minat berkomposisi, adalah baik (meski tak berguna..hehehehe..) untuk mengenal Fuga.
Sebetulnya, Fuga adalah teknik komposisi. Dan bukan bentuk komposisi. Syarat berlakunya teknik Fuga adalah, bahwa komposisinya harus terdiri dari dua bunyi atau lebih. Fuga senantiasa diawali dengan THEMA, yang sering disebut SUBYEK. Subyek ini diwujudkan dengan sebuah Imitasi, yakni dimainkan dalam laras yang berbeda
.
Dalam perkembangannya, Fuga kemudian dimaknai tidak saja sebagai teknik komposisi melainkan juga terdapat makna derivative. Fuga dalam leksikon bahasa Inggris dipadankan dengan “kejar-kejaran”. Makna derivatifnya misalnya istilah FUGARE dalam bahasa Italia yang padanan maknanya adalah “mengejar”.

Secara structural, Fuga terdiri dari tiga bagian
  • Exposition (Pemaparan)
  • Development (Pengembangan)
  • Recapitulation (Risalah)
Pada abad pertengahan, Fuga masih dipersamakan dengan teknik komposisi CANON. Mulai abad 17 barulah Fuga diasosiasikan dengan teknik Kontrapunktal atau Counterpoint.

Lanskap kompositoris Fuga, selalu diawali dengan THEMA. Thema ini biasanya pendek saja. Thema ini dianggap sebagai subyek atau “pelaku”. Subyek inilah yang merupakan materi bagian Exposition atau pemaparan. Jadi bagian 1 dari Fuga, yakni exposisi, isinya memaparkan thema.

Yang terjadi dalam bagian exposition adalah: Bunyi ke-1 menyatakan thema. Setelah bunyi ke-1 selesai menyatakan thema, disusul bunyi ke-2 menyatakan thema. Namun dalam laras atau pitch yang berbeda. Setelah bunyi ke-2 selesai menyatakan thema, disusul pernyataan thema oleh bunyi ke-3. Juga dalam laras berbeda. Jika semua bunyi sudah selesai menyatakan thema, maka dikatakan bahwa BAGIAN EXPOSITION SUDAH SELESAI DAN LENGKAP.
.
Paragraf di atas hanya menggambarkan alur yang terjadi dalam bagian pertama yakni exposition. Dalam kenyataannya, Fuga tidaklah sesederhana itu. Saat bunyi satu menyatakan thema, tetap saja ada progresi harmoni. Dan saat bunyi ke-2 menyatakan thema, bunyi ke-1 bukan cuma diam bengong saja. Melainkan memainkan fungsi mendukung pernyataan tematik bunyi ke-2. Dan bunyi ke-3, meskipun gilirannya setelah bunyi ke-2, bukan berarti menunggu diam dan bengong. Tetap saja ada peran tiap bunyi saat bunyi yang lain menyatakan thema. Dan inilah yang membuat sebuah Fuga sangat sulit dan rumit serta membuat sakit kepala jika harus menganalisa. Saya sendiri menghabiskan waktu lebih dari 3 tahun untuk bisa menghasilkan analisa Fuga yang representatif.
.
Setelah bagian exposition lengkap, Fuga akan mengalir pada bagian development. Sebelum menapak pada bagian development, seringkali dibunyikan terlebih dahulu sebuah frase penghubung. Frase penghubung ini disebut EPISODE. DISINILAH PERSOALAN ANALISA MULAI TIMBUL!!! wkwkwkwkwkw….karena seringkali kita jadi bingung dan pusing… Ini nih bagian episode, apa masih termasuk thema ya????…nah loe !!!! Ditambah lagi bahwa sifat Fuga BUKANLAH SEBUAH LANSKAP KOMPOSITORIS YANG MUTLAK. Kok bisa ??? ya bisa dong..bisa..wheeeeeekkkkk….

Berikut saya rangkum semesta pembahasan dalam bagian pertama Fuga 
dalam diagram yang saya buat: