MILES "JAZZ" DAVIS
Oleh: Michael Gunadi Widjaja
Artikel Staccato November 2013
Jika kita ingin
bicara tentang Musik Jazz, belumlah lengkap dan afdol kiranya, jika kita tidak
membicarakan MILES DAVIS. Sosok
pembaharu Musik Jazz sekaligus legenda dan ikon Musik Jazz. Miles Davis adalah
seorang pemain terompet, komposer, dan pemenang 9 kali Grammy Awards untuk
musisi dan album Jazz terbaik dunia. Miles Davis bukan hanya sosok musisi dan komposer
belaka, melainkan seseorang yang dengan sosok, karisma dan dedikasinya, telah
memberikan sumbangsih luar biasa pada pertumbuhan dan perkembangan Musik Jazz. Membicarakan
Miles Davis adalah sebuah permenungan napak tilas Musik Jazz, dalam langkah
sebagai budaya umat manusia yang turut mewarnai jalannya peradaban dunia. Data
yang tersaji dalam artikel ini semua saya ambil dari catatan kuliah saya semasa
di Perth, Australia.
Miles Davis
lahir sebagai anak dari keluarga yang secara ekonomi sudah mapan. Ayahnya
adalah seorang dokter gigi dan ibunya adalah seorang guru musik. keadaan
keluarga Miles Davis, jelas berbeda dengan keadaan musisi Jazz pada umumnya. Jazz
dalam esensinya adalah suara kaum miskin, buruh melarat yang terdesak, diperbudak,
dan dirampas kemerdekaannya. Sedangkan Miles Davis adalah anak keluarga mapan.
Pertanyaannya adalah:
“BAGAIMANA SESEORANG DARI KELUARGA MAPAN
AKAN MAMPU MENYUARAKAN JAZZ YANG ADALAH MUSIK KAUM MARJINAL?”
AKAN MAMPU MENYUARAKAN JAZZ YANG ADALAH MUSIK KAUM MARJINAL?”
Dalam ranah
seperti itulah Miles Davis melegenda.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN MUSIK MILES DAVIS
Miles Davis
mulai mengenal terompet pada usia 13 tahun. Ayahnya memperkenalkan Miles pada ELWOOD BUCHANAN - seorang terompetis
handal. Dari Elwood Buchanan, Miles Davis mempelajari teknik meniup terompet
yang baik dan benar, yakni TANPA VIBRATO
- tidak seperti Louis Armstrong yang
bunyi terompetnya penuh dengan vibrato. Dengan demikian dapatlah dikatakan
bahwa sejak awal Miles Davis sudah mendapat pendidikan bermusik secara baik dan
benar, bukan berpijak pada naluri semata, sebagaimana umumnya para musisi Jazz.
Sejak awal, Miles Davis sudah dirambah metodologi Musik Klasik. Bekal ini pulalah yang menjadikan Miles sudah menjadi
terompetis profesional sejak duduk di bangku SMA. Saat berusia 17 tahun, Miles
Davis mendapat kehormatan dengan diajak bergabung dalam kelompok Megastar Jazz
oleh Dizzie Gillespie dan Charlie Parker. Karir bermusik Miles
Davis terus berkembang dan pada tahun 1944, dimana ia memutuskan untuk
mempelajari musik di Juilliard School.
Di sekolah musik yang setara konservatori itulah, Miles Davis mengembangkan
gaya improvisasi dalam tempo cepat.
Pada tahun 1945,
atas persetujuan ayahnya, Miles Davis keluar dari sekolah Juilliard dan
sepenuhnya menjadi musisi profesional. Bersama Charlie Parker, ia mulai membuat
rekaman. Pada masa itu hanya musisi yang benar-benar punya kemampuan yang bisa
masuk dapur rekaman. Tidak seperti jaman sekarang yang bahkan ibu rumah tangga
bersuara kecekik pun bisa membuat rekaman. Di tahun 1949, Miles Davis mulai
membuat gebrakan yang sangat berani dalam blantika Musik Jazz. Ia membuat grup
dengan format yang sangat tidak lazim. Seperti eksplorasi penggunaan alat musik
french horn, trombone, dan tuba. Gebrakan Miles Davis ini oleh para
kritikus musik dinyatakan sebagai tonggak keberadaan JAZZ MODERN.
Miles Davis "So What?"
KIPRAH MILES DAVIS
Ketenaran dan
nama besar yang disandangnya, membuat Miles Davis tergelincir. Pada tahun 1950
ia mengalami kecanduan parah akan heroin. Miles Davis mati-matian mengatasi
kecanduannya akan heroin dan passion
terhadap musik sajalah yang akhirnya bisa membebaskan dirinya dari kecanduan
heroin. Sebuah pelajaran yang berharga bagi kita. bahwa dalam blantika musik, ketenaran
dapat menjadi sebuah bencana. Namun akhirnya, musik itu sendiri jugalah yang
mengambil peran mengatasi bencana akibat ketenaran seseorang. Masih dalam taraf
penyembuhan ketergantungan heroin, pada tahun 1954 Miles Davis tampil memukau
pada New Port Jazz Festival. Kala
itu dia membawakan lagu “Round Midnight.” Tiupan terompet
Miles Davis saat itu masih merupakan frase permainan trumpet yang tetap membuat
decak kagum para pencinta Jazz hingga sekarang ini. Sukses dalam festival Jazz
tersebut, membuahkan sebuah kontrak rekaman oleh perusahaan rekaman besar, yakni
Columbia Record. Dalam menjalani
kontrak rekaman inilah, Miles Davis membentuk group tetap yang diantaranya
beranggotakan saxophonist John Coltrane.
Kiprah Miles Davis dalam kontrak rekaman, memberi semburat makna pada kita. Bahwa
untuk sebuah proyek musik yang “besar”
sangat diperlukan kawan bermain yang solid dan sehati, serta bersifat permanen.
Buah dari kontrak rekaman ini adalah diperkenalkannya pada dunia album “Porgy
and Bess” dan “Kind of Blue.” Khusus untuk “Kind
of Blue” dinobatkan sebagai album Jazz paling laris sepanjang sejarah
Jazz sampai hari ini.
GEBRAKAN REVOLUSIONER MILES DAVIS
Pada tahun 1960,
Miles Davis mulai mengusung sebuah konsep baru dalam Musik Jazz. Kala itu, ia
menggandeng beberapa musisi progresif berkemampuan tinggi. seperti Wayne Shorter, Joe Zawinul, dan bahkan musisi
sekaliber Chick Corea, John Mclaughlin,
dan Drummer Billy Cobham. Tak sekedar
mengolah rasa “baru” dengan musisi-musisi tenar, Miles Davis juga mengolah apa
yang kemudian dikenal sebagai FUSION
JAZZ. Konsep Fusion Jazz dari Miles Davis diilhami oleh totalitas dan
passion dari gitaris Rock, Jimi Hendrix.
Konsep Fusion
Jazz ditampilkan oleh Miles Davis pada Festival
Woodstock yang sangat revolusioner. Karena melahirkan sebuah generasi yang menyebut
dirinya generasi bunga - yang cinta damai, dan bebas sebebas bebasnya. Maka
melantunlah karya yang diberi judul “Bitches Brew.” Hal yang unik
adalah, meski bercorak Jazz, musik “Bitches Brew” diterima semua kalangan, bahkan
majalah The Rolling Stone, yang adalah majalah Musik Rock, memajang foto Miles
Davis untuk cover depan. Reaksi kalangan Jazz tradisional pun menerima dengan
baik konsep pembaharuan dalam Fusion Jazz. Kita dapat memaknai bahwa sukses Miles Davis dalam hal semacam ini
adalah merupakan kerja keras dari ketrampilan musik yang tinggi, kejeniusan
berkonsep, dan kecerdikan membidik selera masyarakat. Hal yang sangat jarang dimiliki
bahkan oleh musisi Jazz kaliber dunia sekalipun.
Miles Davis 50th Anniversary "Kind of Blue"
Pada tahun 1975,
untuk kedua kalinya, Miles Davis kembali mengalami kecanduan obat. Dan untuk
kedua kalinya pula, musik menyelaraskan hidupnya. Kali ini musik diperkuat
dengan kehadiran seorang perempuan, yang kemudian dinikahinya, namanya Cicely Tyson. Pada tahun 1979 sampai
1981, Miles Davis kembali membuat gebrakan. Kali ini dengan men“jazz”kan
lagu-lagu yang dipopulerkan oleh Michael
Jackson dan Rocker Cindy Lauper.
Gebrakan kali ini menebar kritik yang teramat sangat pedas dan bertubi-tubi. Diantaranya
yang paling pedas adalah dari terompetis Wynton
Marsalis. Wynton Marsalis dengan pedas mengatakan bahwa apa yang dilakukan
Miles Davis sama sekali bukan Jazz. Menghadapi kritikan semacam itu, Miles Davis
tidak kemudian kebakaran jenggot (karena
dia tidak jenggotan…hahahahaha). Cara Miles Davis menghadapy kritikan
Wynton Marsalis sangat unik!!! Pada festival Jazz di Vancouver, dengan tanpa
pemberitahuan apapun, sekonyong-konyong Miles Davis naik panggung dan ikut main
saat Wynton Marsalis tampil!!! Hadirin gempar, hiruk pikuk histeris. Sebuah
langkah unik, ksatria, dan jantan telah digelar Miles Davis pada publik dunia.
Pada tahun 1986,
lagi-lagi Miles Davis membuat gebrakan. Kali ini adalah mengawinkan Jazz dengan
synthesizer, computer, dan musik dari loop sampling. Untuk ide dan
terobosannya, Miles davis dianugerahi Grammy Award untuk rekaman Jazz terbaik. Albumnya
berjudul “TUTU” dan merupakan sebuah penghormatan untuk Uskup Desmond Tutu, politisi Afrika.
Miles Davis
mungkin akan terus dan terus membuat gebrakan. Hingga radang saluran pernapasan
menghantarkannya berpulang pada Sang Khaliq. Namun setidaknya ada banyak harta
warisan Miles Davis bagi umat semesta, yakni sosok manusia biasa yang dengan kerja keras, ketekunan, ambisi, dan
kecerdikan mampu mengolah karunia Sang Ilahi.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.