Disini saya ingin menghantar pembaca untuk
sejenak menikmati alunan biola yang cukup menghanyutkan emosi kita.
Kita digiring pada rasa sedih, tetapi juga ada perasaan tenang yg menyentuh
setiap relung terdalam hati kita. Satu kelembutan yg begitu lembut, satu
keanggunan yg elegan... Inilah kesejatian alunan DAWAI-DAWAI BIOLA.
Ada satu
ungkapan yang terkenal tentang cinta:“Love is a many splendored things.”
Cinta memang satu kata berjuta makna. Tak habis-habisnya orang berbicara
tentang cinta. Tak bosan-bosannya cinta itu diobral. Dan seolah tak lekang dan
tak pupus upaya orang untuk mencari lesejatian cinta. Tak jengah pula orang
berulang-ulang mencoba memaknai cinta. Maka tak mengherankan, jika cinta
kemudian memperoleh takhtanya dalam ranah yang merupakan pengejawantahan
kulminasi cipta dan karsa manusia: SENI.
Sudah
terlampau banyak seni bicara tentang cinta. Meski demikian makna cinta yang
disemburatkan ranah seni seolah malah menjadi penyegar aroma cinta setiap insan
di muka bumi ini. Tak terkecuali yang disemburatkan seni musik. Diantara
beragam pengungkap cinta dalam ranah musik, salah satunya adalah dawai. Dawai
yang senantiasa sarat permenungan. Dawai yang kadang banyak memunculkan
kontroversi. Dan dawai yang adalah titian sanubari dalam memaknai sebuah
karunia Ilahi yang agung - CINTA.
Nicolo Paganini terkenal dan dikenal sebagai composer dan
virtuoso biola. Paganini malahan orang pertama di dunia yang menggelar recital
solo biola tanpa iringan.Hingga ada ungkapan bahwa jika Paganini memainkan
biolanya,maka setan – setan di neraka pun akan ikut menari.
Selain
virtuositasnya yang “sangat tidak umum” dalam bermain biola, Paganini juga
memiliki kegemaran memainkan gitar. Bahkan kegemarannya ityu sudah dapat
dikatakan sebagai sebuah obsesi. Paganini berteman naik dengan Mauro Giuliani. Giuliani
adalah seorang virtuoso gitar. Konon kabarnya mereka sering bertukar instrument sambil
berkelakar. Sepanjang karirnya, Paganini juga membuat puluhan komposisi untuk
gitar.
Salah satu karya Paganini yang terkenal bahkan melegenda
adalah Caprice atau Capriccio no 24. Karya
ini sebetulnya untuk biola solo tanpa pengiring.Namun sedemikian terkenalnya
karya ini,sehingga orang mentranskripsi untuk instrument lain. Dari semua
transkripsi, gitar klasiklah yang paling terkenal dan dikenal.Karena kedekatan
passion Paganini pada gitar klasik.
Yang membuat Capriccio Paganini menjadi demikian tersohor
adalah, struktur dan alur melodinya yang melodius, akordis dan familiar untuk
diapresiasi. Dari sudut pandang classical guitar performance, Caprice 24 ini juga
memiliki berbagai teknik dan musikalitas yang tak akan ada habisnya untuk
diolah.
Secara structural, Capriccio 24 terdiri dari THEMA – VARIASI VARIASI
dan CAUDAL atau ekor penutup.
Thema sangat akordis dan banyak digunakan not semi quaver. Tantangannya
adalah bagaimana memainkan semi quaver dalam tempo lumayan cepat. Juga harus
diperhatikan adanya “kebocoran” bunyi. Itulah sebabnya banyak gitaris papan atas
memainkan bagian thema tidak pada first position. Karena jika pada first
position maka nada E aka nada di dawai 1 yang tone colornya SANGAT TIDAK SAMA
dengan dawai lainnya.
Variasi 1 adalah arpeggio dengan struktur inverted. Polanya 5
– 3 -1.Arpeggio ini dilakukan dengan triplet dan board position yang sangat
jauh jangkauannya.
Variasi 2 sering dimainkan secara Harmonic Octaf. Namun
banyak juga gitaris papan atas yang memainkan variasi 2 ini hanya sebagaimana
konteksnya.
Berbagai variasi dalam Caprice 24 paganini, memiliki tingkat
kesulitan dan musikalitas yang berbeda-beda. Secara musical, sebetulnya caprice
ini hanya memakai progresi II V I dalam minor. nada-nadanya sangat
akordis. Dexteritas nya juga sebetulnya tidaklah terlalu sulit. Hanya
saja, memainkan Caprice 24 Paganini dalam transkripsinya untuk gitar klasik, selalu
menyisakan pertanyaan:
AKAN DIBAWA KEMANA
MUSIKNYA? APAKAH GITARISTIK ATAUKAH
BIOLINISTIIK (biolas banget).
Jika kita memilih biolinistik,maka pendekatan teknis
permainan gitar kita haruslah se boil;a mungkin. Terutama pergeseran oktaf yang
sejajar harus seperti biola jika melakukan bow oktaf. Ini sulit dan menuntut
sebuah color.
Pada esensinya, Caprice 24 paganini adalah sebuah kulminasi
virtuositas. Dan uniknya, dilakukan dalam kerangka sebuah Capriccio, yang adalah music
jenaka.
Berikut ini disajikan video Lie Jie, murid John
William.
Aransemennya adalah versi gurunya. Sangan kompleks dan penuh explorasi
teknik.
Berikutnya adalah arransemen sangat sederhana namun
dilakukan
dengan frasering yang pas dan sangat passionate.