Showing posts with label violin. Show all posts
Showing posts with label violin. Show all posts

Friday, 1 January 2021

SECANGKIR TIPS MENGORKESTRASI (Bagian ke-2) - by: Michael Gunadi | Staccato, January 2021

SECANGKIR TIPS MENGORKESTRASI 
(Bagian ke-2)
by: Michael Gunadi Widjaja

Staccato, January 2021 



RESUME BAGIAN PERTAMA

Bagi yang tidak sempat mengikuti bagian ke-1, berikut adalah resumenya: 

 

Semesta pembicaraan kita adalah mengorkestrasi

  • Perbedaan antara mengaransir dan mengaransemen
  • Menentukan keperluan orkestrasinya
  • Kemudian ukuran besar orkestrasi, berkaitan dengan JENIS instrumennya
  • Bagaimana membuat ide musikal
  • Bagaimana membuat konsep musikal
  • Menentukan jalur bunyinya
  • Menentukan berapa instrumen dalam tiap jalur bunyi
  • Pengelompokkan instrumen berdasar warna bunyinya
  • Secara sederhana, ini adalah pekerjaan BALANCE AND BLENDING

Sunday, 18 August 2013

"DAWAI CINTA" - by: Michael Gunadi Widjaja

"DAWAI CINTA"
Oleh: Michael Gunadi Widjaja



Disini saya ingin menghantar pembaca untuk sejenak menikmati alunan biola yang cukup menghanyutkan emosi kita. Kita digiring pada rasa sedih, tetapi juga ada perasaan tenang yg menyentuh setiap relung terdalam hati kita. Satu kelembutan yg begitu lembut, satu keanggunan yg elegan... Inilah kesejatian alunan DAWAI-DAWAI BIOLA.

Ada satu ungkapan yang terkenal tentang cinta: “Love is a  many splendored things.” Cinta memang satu kata berjuta makna. Tak habis-habisnya orang berbicara tentang cinta. Tak bosan-bosannya cinta itu diobral. Dan seolah tak lekang dan tak pupus upaya orang untuk mencari lesejatian cinta. Tak jengah pula orang berulang-ulang mencoba memaknai cinta. Maka tak mengherankan, jika cinta kemudian memperoleh takhtanya dalam ranah yang merupakan pengejawantahan kulminasi cipta dan karsa manusia: SENI.

Sudah terlampau banyak seni bicara tentang cinta. Meski demikian makna cinta yang disemburatkan ranah seni seolah malah menjadi penyegar aroma cinta setiap insan di muka bumi ini. Tak terkecuali yang disemburatkan seni musik. Diantara beragam pengungkap cinta dalam ranah musik, salah satunya adalah dawai. Dawai yang senantiasa sarat permenungan. Dawai yang kadang banyak memunculkan kontroversi. Dan dawai yang adalah titian sanubari dalam memaknai sebuah karunia Ilahi yang agung - CINTA.


Monday, 10 December 2012

"ASA KEMBARA" on STACCATO December 2012

"ASA KEMBARA"
The Exotic Indonesian Solo Violin Composition
by Michael Gunadi Widjaja
on STACCATO (December 2012)



get the score: CLICK HERE

ASA KEMBARA is a piece for unaccompanied solo violin. 
It's made ​​to meet the wishes of Prof. Mathias Boegner
for the performance in Thailand (2011). 

Prof Mathias wanted a composition that is "new" 
with Indonesian atmosphere. 
 Because the piece for the unaccompanied solo violin 
from Indonesian composer is still rare.

ASA portray sound of wanderer of Asa or expectations, 
that longing for satisfaction. 
The instinct and desire that wanders after the wild lust, flirtation and pain.


The composition landscape of wanderer could be heard 
from the music that's written without bars. 
The odyssey of hope is not "constrained" by a certain meters. 

The primary material is the sound it selves. 
It sounds very dissonant tone and lots of clashes, 
because in the wanderings, 
a hope almost never resolved in an absolute harmony.
 
Hear "Asa Kembara" HERE
 

Sunday, 28 October 2012

"ASA KEMBARA" - The Exotic Indonesian Solo Violin Composition

 "ASA KEMBARA"
The Exotic Indonesian Solo Violin Composition
by Michael Gunadi Widjaja


ASA KEMBARA is a piece for unaccompanied solo violin. 
It's made ​​to meet the wishes of Prof. Mathias Boegner
for the performance in Thailand (2011). 

Prof Mathias wanted a composition that is "new" 
with Indonesian atmosphere. 
 Because the piece for the unaccompanied solo violin 
from Indonesian composer is still rare.

ASA portray sound of wanderer of Asa or expectations, 
that longing for satisfaction. 
The instinct and desire that wanders after the wild lust, flirtation and pain.


The composition landscape of wanderer could be heard 
from the music that's written without bars. 
The odyssey of hope is not "constrained" by a certain meters. 

The primary material is the sound it selves. 
It sounds very dissonant tone and lots of clashes, 
because in the wanderings, 
a hope almost never resolved in an absolute harmony.
 
Hear "ASA KEMBARA" HERE

Get the score:
CLICK HERE

Saturday, 28 July 2012

IT'S CAPRICE ON GUITAR!!! (THE PAGANINI CAPRICE 24 ON CLASSICAL GUITAR)


IT'S CAPRICE ON GUITAR!!! 
(THE PAGANINI CAPRICE 24 ON CLASSICAL GUITAR)


Nicolo Paganini terkenal dan dikenal sebagai composer dan virtuoso biola. Paganini malahan orang pertama di dunia yang menggelar recital solo biola tanpa iringan.Hingga ada ungkapan bahwa jika Paganini memainkan biolanya,maka setan – setan di neraka pun akan ikut menari. 

Selain virtuositasnya yang “sangat tidak umum” dalam bermain biola, Paganini juga memiliki kegemaran memainkan gitar. Bahkan kegemarannya ityu sudah dapat dikatakan sebagai sebuah obsesi. Paganini berteman naik dengan Mauro Giuliani. Giuliani adalah seorang virtuoso gitar. Konon kabarnya mereka sering bertukar instrument sambil berkelakar. Sepanjang karirnya, Paganini juga membuat puluhan komposisi untuk gitar.


Salah satu karya Paganini yang terkenal bahkan melegenda adalah Caprice atau Capriccio no 24. Karya ini sebetulnya untuk biola solo tanpa pengiring.Namun sedemikian terkenalnya karya ini,sehingga orang mentranskripsi untuk instrument lain. Dari semua transkripsi, gitar klasiklah yang paling terkenal dan dikenal.Karena kedekatan passion Paganini pada gitar klasik.

Yang membuat Capriccio Paganini menjadi demikian tersohor adalah, struktur dan alur melodinya yang melodius, akordis dan familiar untuk diapresiasi. Dari sudut pandang classical guitar performance, Caprice 24 ini juga memiliki berbagai teknik dan musikalitas yang tak akan ada habisnya untuk diolah.

Secara structural, Capriccio 24 terdiri dari THEMA – VARIASI VARIASI dan CAUDAL atau ekor penutup.

Thema sangat akordis dan banyak digunakan not semi quaver. Tantangannya adalah bagaimana memainkan semi quaver dalam tempo lumayan cepat. Juga harus diperhatikan adanya “kebocoran” bunyi. Itulah sebabnya banyak gitaris papan atas memainkan bagian thema tidak pada first position. Karena jika pada first position maka nada E aka nada di dawai 1 yang tone colornya SANGAT TIDAK SAMA dengan dawai lainnya.

Variasi 1 adalah arpeggio dengan struktur inverted. Polanya 5 – 3 -1.Arpeggio ini dilakukan dengan triplet dan board position yang sangat jauh jangkauannya.

Variasi 2 sering dimainkan secara Harmonic Octaf. Namun banyak juga gitaris papan atas yang memainkan variasi 2 ini hanya sebagaimana konteksnya.

Berbagai variasi dalam Caprice 24 paganini, memiliki tingkat kesulitan dan musikalitas yang berbeda-beda. Secara musical, sebetulnya caprice ini hanya memakai progresi II V I dalam minor. nada-nadanya sangat akordis. Dexteritas nya juga sebetulnya tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, memainkan Caprice 24 Paganini dalam transkripsinya untuk gitar klasik, selalu menyisakan pertanyaan:

AKAN DIBAWA KEMANA MUSIKNYA? 
APAKAH GITARISTIK  ATAUKAH BIOLINISTIIK (biolas banget).

Jika kita memilih biolinistik,maka pendekatan teknis permainan gitar kita haruslah se boil;a mungkin. Terutama pergeseran oktaf yang sejajar harus seperti biola jika melakukan bow oktaf. Ini sulit dan menuntut sebuah color.

Pada esensinya, Caprice 24 paganini adalah sebuah kulminasi virtuositas. Dan uniknya, dilakukan dalam kerangka sebuah Capriccio, yang adalah music jenaka.

Berikut ini disajikan video Lie Jie, murid John William.
Aransemennya adalah versi gurunya. Sangan kompleks dan penuh explorasi teknik.


Berikutnya adalah arransemen sangat sederhana namun dilakukan
dengan frasering yang pas dan sangat passionate.