"TENSI DALAM MUSIK JAZZ"
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, July 2015
DEFINISI TENSION (TENSI)
Perkataan “tensi“ bagi kebanyakan
orang, selalu dihubungkan dengan istilah TEKANAN DARAH dalam ranah medis. Orang
akan kebingungan dan seperti kebakaran jenggot jika tahu bahwa “tensi” nya
mendadak naik. Kata “tensi“ juga kerapkali dipertautkan sebagai padanan istilah
tegangan.
Simak misalnya ungkapan berikut ini: “Wah
rapat tadi ‘tensi’ nya tinggi. Semua yang hadir wajahnya berkerut dan
cemberut.” Dalam ranah musik pun dikenal istilah TENSI atau TENSION. Pengertian
radikalnya tentu tidak sama dengan ranah medis dan ranah keseharian, namun
esensi muatannya agaknya bisa menjadi sama.
TENSI DALAM MUSIK
JAZZ
Dalam artikel kali ini, kita akan
menelisik makna TENSI dalam Musik Jazz. Terlebih dahulu mari kita simak sedikit
paparan situasi berikut ini: Salah satu yang menarik – jika memang ada yang
tertarik, untuk orang belajar Jazz adalah karena akornya yang “tidak biasa.” Dalam bahasa slang ala
musisi, akor dengan karakter seperti itu lazim dicelotehkan sebagai “Akor MIRING.“ Dalam ranah musik teori,
karakter akor demikian, diberi istilah sebagai AKOR DISSONAN.
Banyak kali dan kerap kali orang berusaha dengan
segala daya dan upaya untuk menghadirkan akor miring. Tentu maksudnya agar
musik yang dialunkannya memiliki “warna”
dan rasa yang agak beda dengan Musik Pop yang sudah terlalu cengeng. Lalu orang
mulai mencoba membuat akor dengan memiring-miringkan strukturnya. Lelah dan
tidak kunjung jadi, orang biasanya beralih pada buku, video tutorial, atau
internet source tentang cara membentuk akor disonan/miring. Dalam teknis
bermusik, upaya tsb sering disebut sebagai COMPING.
Sebetulnya dalam Musik Jazz ada
satu hal yang bisa memudahkan kita untuk melakukan comping akor dissonan
sebagai latar harmoni musik kita. Hal tersebut adalah CHORD TENSION atau tensi
akor. Saya lebih suka UNTUK TIDAK
MEMADANKAN CHORD TENSION SEBAGAI TEGANGAN AKOR. Karena konsep dasarnya memang
bukan dalam urusan tegang-menegang.
EXTENTION OF THE
CHORD
Dalam ranah Jazz, perkataan
TENSION sebetulnya adalah singkatan dari EXTENSION. Jadi CHORD TENSION adalah
EXTENSION OF THE CHORD atau perluasan dari akor. Perluasan inilah yang jika
diterapkan dengan semestinya akan membuat warna dan rasa musik semakin “JAZZY.“
PERLUASAN BERBAGAI
JENIS AKOR DALAM MUSIK JAZZ
Untuk bisa menelisik lebih dalam
tentang chord tension, terlebih dahulu perhatikan dua gambar berikut:
Misal kita memiliki sebuah
tangganada, katakanlah C mayor. Jika pada tiap nada ditambahkan triad, maka
kita akan mendapat akor. Jika pada nada ke-5 ke tambah satu triad lagi, kita
sudah mendapat akord septim, yang mulai berkarakter “dissonan” atau tak selaras
sempurna, dan warna bunyinya cukup progresif dan mulai tampak kesan “Jazzy.“
Sekarang mari kita ambil contoh:
Misal kita memiliki akord C Major 7th
(CM7): C E G B. Tension atau perluasan dari akord CM7 adalah dari nada-nada
D, F, A atau nada ke-2, 4, dan 6. Karena nada-nada inilah yang kalau dibunyikan
akan meningkatkan kesan “perluasan” sekaligus meninggikan tensi si akor (meski
utamanya bukan soal tegangan).
Nada ke-2 = nada
ke-9
Nada ke-4 = nada
ke-11
Nada ke-6 = nada
ke-13
- Jadi dalam sebuah akor, misalnya akor Major 7th (CM7), kita bisa pergunakan tambahan nada ke-9 dan ke-13. Nada ke-11 seringkali bertabrakan dengan nada ke-3, tapi hal tersebut bisa diperhalus dengan menaikkan nada ke-11 menjadi #11. Namun pemakaian #11 ini akan janggal pada penggunaan akor IM7. Namun efektif jika ditambahkan pada akord IVM7. Yang paling umum dilakukan pemula dalam Jazz adalah membubuhkan #11 pada akhir musik. Jadi musik ditutup dengan akor yang terdiri dari misalnya: C, E, G, B, D, dan Fis. Warnanya cukup “Jazz,“ meski sudah terlampau banyak orang yang menggunakannya.
- Untuk akor minor 7th (m7) bisa dipakai ekstensi atau tensi dari nada ke- 9 dan ke-11. Ini akan memberi warna dan rasa yang penuh sensasi seperti dalam Musik R&B. Penggunaan nada ke-13 dalam akor minor 7th harus dilakukan dengan hati-hati karena bisa saja malah “menyapu” habis kesan minor nya.
- Akor Dominant 7th (Dom7) bisa diperluas dan “dinaikkan” tensinya dengan tambahan nada ke-9 dan ke-13. Nada ke-11 sedapat mungkin dihindari karena akan bertabrakan sebagaimana kasus dalam akor Major 7th.
Berikut patokan sederhana tentang
membangun akor dengan tensi:
- Jika anda punya akord Cm11 atau Cm13 berarti anda harus membunyikan SEMUA NADANYA. Jadi Cm11 harus dibunyikan full nada-nada: C, Eb, G, Bb, ke-8, ke-11
- akor C7(13) anda cukup membunyikan nada-nada C, E, Bb, dan nada ke-13
Tentu tensi akor hanyalah salah
satu cara saja dalam membangun akor dalam ranah Jazz, agar makin terasa kesan
Jazz yang juga progresif. Kita masih juga harus mendalami hal-hal lain termasuk
esensi dari harmoni dasar.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.