Monday 6 June 2016

SAX - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, June 2016)

"SAX"
by: Michael Gunadi Widjaja 
Staccato, June 2016


Hmmm... saya seorang pria yang pastinya sangat menikmati indahnya perempuan... ehem... saya seorang pemusik imajinasi saya lebih banyak berawal dari musik. Seperti contohnya saat saya berpikir tentang saxophone... saya akan berimajinasi tentang ekpresi perempuan saat mereka mendengar suara saxophone atau memainkan alat musik ini... felling beauty and sexy! Really? No… No… No… saya bukan salah menulis judul. Tulisan saya kali ini memang tentang SAX bukan SEX. Apa itu SAX? Bagaimana SAX?? siapa SAX? Mari kita mulai mengenalnya... sudah cukup saya bermain dengan imajinasi saya...


PENEMU SAXOPHONE
Dinand-Belgium Sax adalah nama panggilan akrab dari ADOLPHE SAX. Sang penemu alat musik SAXOPHONE. Nama si penemu yang satu ini memang tidaklah setenar hasil temuannya. Bahkan sangat jauh tenggelam dibanding artis musik yang memainkan alat temuannya. Jika kita sempat melancong ke New York, di kawasan 42nd street dekat On Broadway maupun Off Broadway, kita akan menemukan begitu banyak orang memainkan saxophone.



POPULARITAS SAXOPHONE
Kepopuleran Saxophone terutama di kalangan masyarakat kulit hitam di AS setara dengan popularitas bola basket. Jelas popularitas sedemikian tak dimiliki Adolphe Sax sang penemu saxophone. Demikian juga jika kita bicara tentang artis pemain saxophone. Terutama yang demikian populer seperti Grover Washington Jr., Kenny G, Sadao Watanabe, dan legenda jazz saxophone seperti Ornette Coleman dan John Coltrane.

 
Adolphe Sax sama sekali tak sebanding dengan mereka dalam soal popularitas. Sejenak mengenal Adolphe Sax memiliki beberapa relung yang kiranya menarik untuk digali dan digauli lebih intens. Adolphe Sax adalah sosok yang sebetulnya adalah pelaku sejati musik dunia. Namun kejayaannya sama sekali tak terbalut ketenaran. Dan dalam menapaki karya monumentalnya ada banyak pernik-pernik sisi kehidupan manusiawi yang sedikit banyak dapat lebih menggairahkan aroma bermusik kita.


BIOGRAFI ADOLPHE SAX
Sax lahir di Dinant dekat sungai Maas pada 6 Nopember 1814. Ia putra seorang pembuat alat-alat musik. Sejak usia 12 tahun Adolphe sudah dapat mengerjakan pekerjaan pembuatan alat-alat musik. Karya pertamanya adalah merubah konstruksi bass klarinet. Waktu itu bass klarinet tidak mempunyai tonalitas yang akurat. Adolphe mengubah katup-katup nya dan benar-benar menjadikan bass klarinet sebagai sebuah alat musik bertonalitas presisi.

 
ADOLPHE SAX
Ayahnya menyekolahkan Adolphe di sebuah konservatori. Sejak itu Adolphe sering bermimpi dan berangan-angan tentang sebuah alat musik dengan warna bunyi yang khas. Pada 1848 impiannya dia wujudkan. Terbentuklah alat musik tiup berkatup banyak. Alat tersebut dinamainya saxophone. Hal utama yang dapat kita petik adalah seringkali sebuah karya besar dimulai dari mimpi dan angan. Tepatlah kiranya ungkapan yang berbunyi: BE A DREAM MAKER AND ALSO A DREAM CATCHER!” Jadilah pemimpi dan peraih mimpi! Mimpi Adolphe Sax menjadi kenyataan, ketika SAX dipakai sebagai salah satu alat musik utama dalam JAZZ. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa SAX adalah salah satu karakter dari Jazz itu sendiri.

 
NAPAK TILAS SAX DALAM MUSIK JAZZ
Berikut disajikan napak tilas keberadaan SAX dalam ranah Musik Jazz. Paparan ini tidak merujuk pada rangkai peristiwa dengan tahun kejadian, yang bagi sebagian orang bisa terasa sangat membosankan. Melainkan merujuk dan bertumpu pada tokoh-tokoh saxophonist Jazz yang beberapa diantaranya telah melegenda. Dari apa yang dilakukan para saxophonist Jazz tersebut, kita dapat mengetahui sejauh ini apakah yang sudah dilakukan para pemusik terhadap saxophone dalam Jazz? Siapa tahu salah satu dari anda akan memiliki andil dalam membuat “terobosan baru” bagi SAX in Jazz di hari depan?


SIDNEY BECHET (May 14th, 1897 - May 14th, 1959)
Para sejarawan musik Jazz mengatakan bahwa Sidney Bechet adalah orang pertama yang melakukan pendekatan virtuositik bagi Saxophone dalam Musik Jazz. Sidney memainkan Sax Sopran dan berhasil melambungkan Sax pada masa Jazz awal, dengan bunyi Sax nya yang seperti orang bernyanyi dan gaya improvisasi yang sangat Blues.

FRANKIE TRUMBAUER (May 30th, 1901 - June 11th, 1956)
Pada tahun 1920 Frankie memperoleh penghargaan melalui rekamannya SINGING THE BLUES yang mempergunakan SAXOPHONE dalam tala nada C (Umumnya Sax adalah Eb-Instrument). Dengan Sax tersebut, Frankie memperkenalkan pilihan untuk melengkapi gaya permainan HOT JAZZ. Tone Sax nya sangat kering namun tenang. Gaya permainannya sangat introspektif dan kemudian menjadi panutan para Saxophonist setelahnya.

COLEMAN HAWKINS (November 21st, 1904 - May 19th, 1969)
Tone nya garang dan agresif. Coleman Hawkins adalah virtuoso Sax Jazz yang baik. Untaian melodi nya sangat variatif dan kreatif. Ia adalah “bintang” pada orkestra Jazz pimpinan Fletcher Herderson. Coleman Hawkins mengaplikasi pengetahuan Harmony tingkat tinggi. Upayanya ini “membuka” jalur lebih luas bagi munculnya era Be Bop.

JOHNNY HODGES (July 5th, 1906 - May 11th, 1970)
Ia adalah pemain Alto Sax. Merupakan pemain terkemuka dalam Orkestra Jazz pimpinan Duke Ellington selama 38 tahun! Hodges membawakan Ballada dan Blues dengan kemesraan rasa yang luar biasa memikat. Johnny Hodges memanipulasi teknik tiupannya dengan menggunakan VIBRATO dan timbre yang cerah. Khusus tentang alat tipu yang ditiup dengan vibrato. Jika anda sedang belajar di Konservatori, jangan pernah coba-coba meniup saxophone dengan vibrato. Pasti dosen anda akan ngamuk sampai rambutnya berdiri, karena baginya sax dengan vibrato sama seperti penderita malaria yang sedang menggigil ... hahaha...

BEN WEBSTER (March 27th, 1909 - September 20th, 1973)
Dia adalah Legenda! Memainkan Sax Tenor. Memadukan tone agresif dari Coleman hawkins untuk Blues, dan nuansa sentimental Johnny Hodges, saat membawakan Ballada. Ben Webster adalah satu dari tiga pemain Sax paling berpengaruh dalam era Swing. Penafsirannya terhadap karya Duke Ellington yang berjudul COTTON TAIL, menjadi sebuah sesi rekaman yang paling terkenal dalam ranah Musik Jazz.

LESTER YOUNG (August 27th, 1909 - March 15th, 1959)
Tone nya semulus kulit bayi. Gaya improvisasinya agak “ditahan-tahan”. Lester Young menawarkan sebuah gaya bermain Sax yang baru selain yang sudah dilakukan Webster dan Hawkins. Gaya melodi Lester sangat menyibak kedalam kalbu. Ekspresinya dingin-dingin saja. Di kemudian hari, ekspresi dingin Lester Young, mencuatkan aliran Jazz yang dikenal dengan sebutan COOL JAZZ.


CHARLIE PARKER (August 29th, 1920 - March 12th, 1955)
Seorang Alto Saxophonist. Gaya bermainnya cepat dan penuh energi. Eranya adalah Be Bop. Ia adalah partner trumpetis legendaris Dizzie Gillespie. Teknik permainan Charlie Parker sangat luar biasa. Ditambah kemampuannya mencerna ritme yang sangat ruwet dan pengetahuan harmoni nya yang sungguh luas. Charlie parker menjadi sosok yang dipelajari di konservatori hingga hari ini. Bahkan di konservatori yang tidak menyajikan Jazz sebagai mata kuliah.

SONNY ROLLINS


SONNY ROLLINS (b. September 7, 1930)
Kehebatan Sonny Rollins diilhami oleh para pendahulunya Lester Young, Coleman Hawkins, dan Charlie Parker. Sonny Rollins mengembangkan tone melodi yang tebal dan terkesan “jantan”. Karirnya banyak diwarnai aliran Be Bop dan juga musik Calypso. Sonny Rollins tercatat sebagai Saxophonist Jazz dengan panggilan manggung terbanyak. Pada akhir 1950, di tengah tingginya popularitas diri, Sonny Rollins malahan menarik diri, bertapa, bermeditasi dalam rangka mencari sebuah warna bunyi yang baru. Hari-harinya banyak dihabiskan di seputar jembatan sambil merenung dan mencari identitas bunyi baru.

JOHN COLTRANE

JOHN COLTRANE (September 23rd, 1926 - July 17th, 1967)
John Coltrane adalah musisi paling berpengaruh dalam Musik Jazz. Saat mengawali karirnya, Coltrane masih sebagai peniru Charlie Parker. Debutnya dimulai ketika Coltrane berjumpa dengan Miles Davis dan Thelonious Monk. Coltrane menemukan prinsip harmoni baru dalam Jazz, yakni LAYER HARMONY atau harmoni berlapis. Hal ini didemonstrasikan dalam rekamannya yang berjudul GIANT STEPS atau langkah-langkah akbar. Di Tahun 1960 Coltrane melakukan revolusi dengan menolak tegas semua kerangka dan kebiasaan dalam improvisasi. Ia kemudian mencuatkan konsep yang dikenal sebagai FREE JAZZ.

WARNE MARSH (October 26th, 1927 - December 17th, 1987)
Sebetulnya namanya tidak tenar-tenar amat sih. Tapi pengaruhnya besar sekali bahkan bagi gitaris Jazz seperti Kurt Rosenwinkle. Warne Marsh memakai susunan melodi yang linear namun rumit dan kompleks. Ia juga seringkali memakai riff dan lick. Tone nya kering namun khas sekali.
   
ORNETTE COLEMAN (b. March 9th, 1930)
Memulai karirnya sebagai pemain Blues dan Musik R’nB. Pada tahun 1960 ia berbalik menjadi pemain Jazz. Konsep yang diusungnya, dikenal sebagai HARMOLODIC – harmoni, melodi, ritme diperlakukan setara. Bahkan harmoni adakalanya dapat berceloteh sebagaimana melodi. Ornette Coleman adalah MUSISI GARDA DEPAN PERTAMA DALAM JAZZ. Dialah yang mempraktekkan dengan sempurna konsep John Coltrane. Dan memulai praktek bermain Free Jazz. Langkahnya ini banyak dicemooh dan dikecam oleh para penganut Jazz Tradisional.
   
JOE HENDERSON (April 24th, 1937 - June 30th, 2001)
Seperti kebanyakan pemusik Jazz lainnya, pendidikan musiknya tidak formal. Ia hanya menyerap berdasarkan mendengarkan rekaman para pendahulunya. Namanya mulai dikenal dunia Jazz saat ia melakukan solo improvisasi pada karya Horrace Silver yang berjudul SONG FOR MY FATHER. Setelah itu ia mengikuti berbagai kursus untuk mengasah ketrampilannya. Setelah puas bermain dalam era Hard Bop, Joe Henderson banyak melakukan musik-musik eksperimental dengan melibatkan berbagai budaya di dunia.

MICHAEL BRECKER (March 29th, 1949 – January 13th, 2007)
Memadukan Jazz dan Rock era 70-an dan 80-an banyak mencatat namanya. Ia bermain dengan sejumlah pemusik besar, termasuk Chick Corea dan Herbie Hancock. Teknik bermain Sax nya mengalir cepat bagai flawless. Michael Brecker bisa disebut melakukan “legitimasi” bagi lagu Rock dan Pop yang di gubah dalam gaya Jazz.


KENNY GARETT (b. October 9th, 1960)
Debutnya dimulai pada tahun 1980, saat bergabung dengan band elektronik pimpinan Miles Davis. Ia mengemukakan pendekatan ber alur bagi permainan Sax Alto bagaikan alur dalam buku novel. Permainannya sangat Blues dan agresif. Pola improvisasinya banyak dipadati dengan melodi yang berupa fragmen-fragmen, sebagaimana konsep alur nya yang bagai buku kisah novel.
    
 CHRIS POTTER

CHRIS POTTER (b. January 1st, 1971)
Chris Potter adalah seorang CHILD PRODIGY. Genius dan sangat berbakat. Ia membawa teknik permainan Sax pada tingkat yang belum pernah diperkirakan sebelumnya. Konsep Improvisasinya dibangun dengan motif-motif dan beberapa set bunyi. Ketrampilannya bermain di segala register bunyi, nyaris tak tertandingi.

MARK TURNER (b. November 10th, 1965)
Ia terkenal bersama gitaris Kurt Rosenwinkel. Tone nya kering, dengan pengkalimatan musik yang berlekuk-lekuk. Seringkali mempergunakan register tinggi dan bahkan melengking. Mark Turner adalah ikon Saxophonist masa kini.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.