Thursday, 31 October 2024

SISI LAIN CHOPIN - by: Michael Gunadi | Staccato, November 2024

“MENILIK CHOPIN ALLA BEDA”
SISI LAIN CHOPIN
By: Michael Gunadi
Staccato, November 2024


Lazimnya orang mengenal Chopin sebagai komposer piano. Banyak menganggap bahwa jika sudah bisa memainkan karya Chopin, maka seseorang menjadi berhak untuk disebut sebagai “bisa” main piano. Kata BISA berada dalam tanda petik, yang maksudnya adalah sangat relatif. Kenapa relatif? Karena untuk dapat memainkan musik Chopin, seseorang mestinya tak hanya berurusan dengan teknik semata. Melainkan kedalaman untuk tahu emosional karya nya dan juga mampu mengkaji secara inteligensia apa yang tersirat dibalik yang tersurat. Sebut saja misalnya TEMPO RUBATO yang menjadi salah satu ciri khas karya Chopin. Begitu banyak orang memainkan Walts karya Chopin dengan tempo yang strict. Persis seperti memainkan Waltz dari Johann Strauss. Beberapa lagi dengan sangat tolol dan bodoh memainkan Waltz Chopin dengan Phrasering atau pengkalimatan yang dipenggal dengan sesuka hatinya dengan dalih ia memainkan TEMPO RUBATO.

 

Bicara tentang Chopin, kita berbicara tentang satu pribadi yang sangat kompleks. Melafalkan namanya saja banyak yang salah. Orang dengan sok tahu dan sok ke Perancis Perancisan menyebutnya sebagai SYOPANG. Untunglah era internet memberi pencerahan yang luar biasa bagi orang sok tahu, koplak dan songong untuk melafalkan nama Chopin sebagai (Syopen, pen dilafalkan seperti pulpen). Selama hidupnya Chopin bukanlah seorang yang narsis. Ia tidak seperti Pianis Instagram masa kini yang gemar pamer sampai pakai topi kelinci, main Piano dengan menjungkir balikkan badan, pura pura menangis sedih haru di tengah capaian siswanya. Chopin adalah pribadi yang tertutup. Ia pemalu. Ia memainkan musik piano sebagai satu kebutuhan hidupnya dan sama sekali tidak mencita citakan dirinya untuk glamour sebagaimana pianis kagetan yang tenar lewat potongan Instagram.


Sudah final rasanya bahwa satu nama yang populer di kalangan para pemusik, siswa musik maupun sarjana musik di seluruh dunia, adalah Frederic Chopin. Seorang seniman sejati, dalam artian menggantungkan nafkah hidupnya melalui karyanya dalam berkesenian.Chopin tentu juga adalah komposer, dan musisi Polandia yang terkenal karena karya-karyanya yang menakjubkan. Dia dikenal secara internasional dan mendunia, serta disejajarkan bersama artis musik seni lainnya seperti Gioacchino Rossini, Robert Schumann, dan Felix Mendelssohn.

 

Selama hampir 40 tahun hidupnya, Chopin meninggalkan warisan besar. Dia menduduki peringkat teratas dalam daftar komposer dan pianis terbaik selama Periode Romantis abad ke-19. Dengan karya yang sangat terkenal dan salah satu karya yang paling banyak dimainkan para pemain piano. Chopin lahir pada tanggal 1 Maret 1810, di Zelazowa Wola, Polandia. Nama Frederic Chopin itu sendiri adalah nama terkenal bagaikan magnet, yang menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya ke Polandia. Mereka datang ke museumnya untuk menjelajahi karya-karya legendarisnya.



Sejarah mencatat bahwa Chopin sudah menguasai keterampilan komposisi ketika ia masih berusia 7 tahun. Tetapi ketrampilannya ini ia capai bukan tanpa bantuan. Ada seorang tutor, seorang pemusik profesional, pianis asal Ceko, namanya Wojciech Żywny. Ketika Chopin berusia delapan tahun, dia mulai tampil di pertunjukan, yakni acara publik, dan festival. Selain keterampilan bermain pianonya, ia juga seorang komposer hebat. Kehebatannya menghebohkan melalui karyanya dengan Polonaise di G-Minor-1818. Ia menjadi pusat perhatian ketika ia membawakan pertunjukan luar biasa dan “tidak biasa” serta menghebohkan untuk ukuran jaman itu, di Wina pada tahun 1829. Negara lain tempat Chopin pernah tampil adalah Jerman, Inggris, Prancis, dan tentu Polandia. Chopin meninggal pada tahun 1849 ketika dia baru berusia 39 tahun.Berikut Frederic Chopin dari sisi lain.

 

Tahukah Anda bahwa Chopin senang bermain piano dalam kegelapan? Dia tidak pernah suka bermain piano dengan lampu menyala. Dia mematikan lampu di mana pun dia bermain, baik itu di acara atau di dalam ruangan. Chopin pemalu dan hanya tampil 30 kali di depan umum selama hidupnya yang singkat. Ia tidak suka bermain di pertemuan besar melainkan lebih memilih pertemuan kecil di salon-salon elite di Paris.



Chopin sudah menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan dalam industri musik pada usia yang sangat muda. Chopin mempelajari komposisi puisi ketika dia baru berusia 6 tahun. Penampilan besar pertamanya adalah pada usia 8 tahun.Ada legenda yang mengatakan bahwa kecintaannya pada musik adalah turun temurun. Orang tuanya memiliki bakat dalam bidang musik. Ibunya adalah seorang guru piano yang hebat, dan ayahnya adalah seorang profesional di bidang seruling dan biola.

 

Pada usia 14 tahun, Chopin menghabiskan bulan-bulan musim panas di Szafarnia, yang sekarang dikenal sebagai The Chopin Center. Di area tersebut, kita akan menemukan museum dan ruang konser.

 

Saat berusia 16 tahun, Chopin menempuh pendidikan di Konservatorium Musik Warsawa, tempat ia menerima pelajaran musik secara luar biasa yang mengubah hidupnya. Konservatori tersebut dikelola oleh Elsner, seorang komposer Polandia yang luar biasa. Dan seberapa banyak, pengaruh Konservatori ini menjadikan Chopin sebagai salah satu dari sedikit komposer yang mempertahankan gaya unik individualny dari masa kanak-kanak hingga dewasa.



Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ketika dia pindah ke Paris, Chopin fokus memberikan pelajaran piano kepada sekelompok kecil orang Paris yang kaya. Chopin adalah pribadi yang rendah hati dalam berurusan. Tidak pernah sekalipun dia meminta pembayaran dalam bentuk apa pun. Sebaliknya, murid-muridnya rela menjatuhkan uang itu ke rak perapiannya. Chopin bertemu dengan rekannya, George Sand, yang saat itu berusia 32 tahun, padahal Chopin sendiri berusia 26 tahun. George Sand ini nama samaran dari novelis Amandine Dupin.

 

Sand adalah seorang janda dengan 2 anak, Solange dan Maurice. Sand dan Chopin akhirnya putus. Namun ada legenda mengatakan bahwa alasan perpisahan itu berkisar pada Solange. Sand tidak senang dengan Chopin karena selalu mendampingi Solange, yang pada saat itu memiliki masalah dengan pernikahannya dengan Auguste Clesinger, seorang pematung. Karena kesalahpahaman ini, Sand mengira Chopin selalu memperhatikan putrinya, Solange,  dan bukan dirinya. Sayangnya kesalah pahaman ini tak terurai dan mereka harus berpisah.

 

Chopin adalah pecinta alam yang hebat. Dia suka menghabiskan waktu menikmati suasana alam. Chopin juga sangat menyukai tanaman yang hijau hijau. Meski dikenal banyak orang sebagai warga negara Polandia, ayahnya, Nicholas Chopin, adalah seorang imigran Perancis. Inilah mengapa banyak orang keliru melafalkan Chopin sebagai SYOPANG.

 

Chopin selama hidupnya, memainkan lima dari 30 konser publik di Inggris. Saat itu juga, ia didiagnosis mengidap penyakit serius, TBC. Kondisi kesehatannya semakin memburuk karena cuaca Inggris yang basah dan berangin. Meskipun demikian, ia tampil untuk keluarga kerajaan, terutama Ratu Victoria dan Pangeran Albert. Sang Ratu jarang berbicara kepada siapa pun, tetapi Chopin sangat terkejut ketika dia berbicara dengannya tidak hanya sekali tetapi dua kali. Kunjungannya ke Inggris pada tahun 1847 berlangsung singkat karena hanya menghabiskan waktu tujuh bulan.



 

Selain didiagnosis mengidap TBC, Chopin juga menderita epilepsi. Karena itu, dia menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan tersiksa karena acapkali memimpikan kerabat yang sudah meninggal dan makhluk mengerikan di dalam dan sekitar pianonya. Pada hari-hari terakhirnya, Chopin berbaring di tempat tidurnya ditemani teman-teman, simpatisan, dan orang-orang terkasih. Banyak orang yang memandangnya sebagai panutan, dan mereka duduk tepat di samping ranjang sakitnya. Seiring berjalannya waktu dan ketika dia tahu dia tidak bisa datang, Chopin meminta Countess Delfina Potoska muda, yang telah merawatnya sejak dia terbaring di tempat tidur, untuk membacakan lagu kebangsaan Polandia Jeszcze Polka nie zginela ('Tidak!! Polandia tidak kalah').

 

Dia melepaskan dan menghembuskan napas terakhirnya segera setelah dia selesai menyanyikan lagu kebangsaan. Kata-kata terakhirnya adalah, “Ibu, ibuku yang malang.” Chopin meninggal pada tanggal 17 Oktober 1849, ketika ia baru berusia 39 tahun. Penyebab utama kematiannya diketahui karena tuberkulosis. Untuk memastikan warisannya tetap hidup, hati Chopin dikeluarkan dari tubuhnya setelah dia meninggal. Makamnya terletak tepat di sebelah teman dekatnya dan komposer, Cerubini. Mereka berdua dimakamkan di Pemakaman Pere Lachaise di Paris.

 

Chopin adalah salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah Polandia. Warisannya masih terpatri dalam hati dan kenangan rakyat Polandia. Di seluruh negeri, khususnya di tempat kelahirannya, Warsawa, terdapat patung, lukisan indah, dan museum yang dibangun untuk menghormatinya. Seluruh catatan artikel ini berasal dari bahan perkuliahan yang penulis kumpulkan dan sarikan.

 

 

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.