Tuesday 31 March 2020

DOWN - by: Michael Gunadi | Staccato, April 2020

“DOWN”
By: Michael Gunadi
Staccato, April 2020


MAKNA KATA “DOWN”
Sudah tentu para pembaca setuju. Jika dalam beberapa kesempatan, kata DOWN bisa menimbulkan rasa dan suasana kurang nyaman. Down berarti turun, tidak naik, alias tidak ada pencapaian. Down identik dengan keterpurukan. Down menyiratkan makna kelelahan, keputusasaan dan bahkan apatis karena kekecewaan yang amat sangat traumatis, dan memang, DOWN merujuk pada keadaan sedemikian.
Siapapun bisa down. Tentu para pemusik mengalaminya. Dari mulai dihina sebagai pekerjaan bermasa depan suram. Karya yang dicibir. Penampilan yang dibully. Bahkan acapkali dan kerap kali hasil keringat terluput dari upah. Siapapun itu, baik pemusik kampung maupun Maestro kelas dunia bisa mengalaminya.

BAD PERFORMANCE
Legenda Gitar Klasik, Andres Segovia, pernah mengalami penampilan sangat buruk saat konser. Sampai dia mengeluarkan quotes yang sangat terkenal: Malam ini... gitar, yang biasanya adalah sahabat terdekat saya, mendadak menjadi musuh saya“. Tak cuma Segovia, legenda gitar klasik Narcisso Yepes pernah mengalami tragedi dalam konsernya. Ia tiba tiba DOWN. Lupa dan hang terhadap musik yang akan dimainkan. Kemudian dia memberi hormat dan meminta maaf pada hadirin dengan berterus terang bahwa entah kenapa, ia menjadi LUPA akan musiknya.



Bentuk Down bukan terbatas pada penampilan konser semata. Grigory Sokolov pada 2018 yang lalu, saat penampilannya di Jerman sempat down. Gara- gara dalam saat konser ada handphone hadirin (orang Asia) yang terus menerus berbunyi dengan sangat keras. Anne Sophie Mutter, beberapa bulan yang lalu juga mengalami Down. Penyebabnya adalah saat dia konser, banyak hadirin yang memvideokan penampilannya melalui handphone. Ia merasa seperti sedang dipandangi dengan nanar oleh ratusan pasang mata yang ingin menelanjanginya.



KERUSAKAN INSTRUMEN
Down bisa saja terjadi karena kerusakan atau bahkan kehancuran alat musik. Jika Anda memiliki Grand Piano, bisa saja Grand Piano Anda terjatuh saat akan dipindahkan. Apalagi jika pemindahan ruangan dilakukan dengan menuju lantai yang lumayan tinggi. Bisa saja Grand Piano anda mengalami kecelakaan dan terjatuh. Miris. Menyayat. Tapi Anda tak perlu terlalu down. Piano, sejauh klang board nya tidak hancur berantakan atau retak, masih dapat di rekondisi. Apalagi jika pabrik atau perakitannya terbilang tidak jauh dari tempat tinggal.
Bagaimana dengan alat musik yang lain? Gitar misalnya. Atau Trumpet. Bukan itu masalahnya. Yang penting adalah bahwa DOWN bukan berarti kiamat. Down malahan dapat menjadi awal baru dalam anda bermusik. Berikut adalah inspirasi bagaimana para legenda musik mengambil hikmah untuk bangkit kembali dari DOWN.


BANGKIT: FROM ZERO TO HERO
1. Django Reinhardt
Publik Jazz mengenalnya sebagai legenda jazz Guitar setelah Wes Montgomerry. Dan memang benar. Django Reinhardt adalah sebuah legenda yang unik dan luar biasa.

Coba anda perhatikan gambar tersebut. Jemari kiri Django lumpuh. Dan hanya DUA JARI yang masih bisa bergerak. Akibat kebakaran yang tragis. Django berhenti sebagai pemain Biolin dan beralih ke Jazz Guitar DENGAN HANYA DUA JARI UNTUK MENEKAN FRET, namun ia adalah LEGENDA.


2. Willie Nelson
Orang mengenalnya sebagai gitaris dan penyanyi legendaris untuk Musik Country. Sebagaimana Django Reinhardt, Willie Nelson pun berurusan dengan api dan kebakaran. Namun bukan jarinya yang terbakar melainkan gitarnya.
Dalam gambar terlihat jelas, gitar Willie Nelson BOLONG cacat berlubang. Dan penuh carut cacat kebakaran. Berkali kali gitar ini direparasi namun gagal. Namun akhirnya, gitar tersebut malahan dianggap publik memiliki bunyi yang khas. Dan membuat Willie Nelson makin melegenda. Ia memberi nama gitarnya TRIGGER, karena memacunya untuk terus berkarya.


3. Paul Wittgenstein
Ledakan bom Perang Dunia II membuat pianis ini kehilangan satu tangannya. Tentu ia down. Namun bencana dan musibah tersebut memacu semangatnya untuk berkarya. Bahkan mentranskripsi karya masterpiece untuk left hand. Upaya Wittgenstein ini memiliki andil sangat besar pada munculnya jenis repertoire piano “for The Left hand Only”.


4. Dizzy Gillespie & Terompet Tanduk Rusa
Terompet ini adalah ciri khas dari Trumpetis Jazz yang sangat melegenda. Dizzy Gillespie. Dapat dikatakan bahwa Trumpet ini adalah Trade Mark nya. Padahal Trumpet ini adalah sebuah peristiwa Down. Karena pada awalnya ini adalah Trumpet yang peyot melengkung dan tidak dapat di epair akibat terjatuh dan terlindas.


5. Louis Armstrong
Hello Dolly... What a wonderful world... Penggemar karaoke tentu kenal dua lagu itu. Kedua lagu itu memang populer karena dibawakan Louis Armstrong. Penyanyi kulit hitam yang, maaf, sangat mohon maaf, secara penampilan terbilang memprihatinkan, dengan bibir satchmo alias ndower. Vocalnya pun khas. Seperti tenggorokan dikorokin pake biji kedondong. Dan bunyi trumpetnya juga khas. Nadanya pendek pendek dan dilengkapi vibrasi seperti orang menggigil karena malaria. 
Sebetulnya, vocal Louis Armstrong yang sedemikian itu dikarenakan ia sangat miskin sehingga tidak punya uang untuk les vocal. Trumpetnya pun dia pungut dari tempat sampah. Trumpet yang sudah remuk dan sebetulnya tidak layak dimainkan. Itulah kenapa nadanya hanya bisa pendek-pendek karena klep Trumpetnya banyak kebocoran. Untuk mensiasati hal itu, dengan jenius, Louis Armstrong menambahkan vibrasi. Hal ini sangat terbantu dengan morfologi bibirnya yang ndower.
PENUTUP
Dari serangkaian kisah aneka tersebut, ada beberapa hal yang bisa kita maknai dan kita jadikan inspirasi bagi kelangsungan kegiatan bermusik kita, bahkan inspirasi bagi kehidupan itu sendiri.

  • bahwa Down dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapanpun
  • Down dapat menyerang secara psikis maupun fisik instrumen
  • Down bukan kiamat bagi karir dan hobi
  • Down adalah sebuah start point dan turning point baru, asalkan kita sanggup bertahan, mengatasi dan mensiasatinya
Ada kata-kata bijak yang bunyinya begini: Juara sejati bukanlah mereka yang tidak pernah kalah. Juara sejati adalah mereka yang tahu bagaimana cara mengatasi kekalahan.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.