Monday, 4 September 2017

MUTIARA BERKUBANG LUMPUR - by: Michael Gunadi (Staccato, September 2017)

“MUTIARA BERKUBANG LUMPUR”
by: Michael Gunadi Widjaja
(Staccato, September 2017)


Dalam ranah seni, dimungkinkan tersembul mutiara dalam kubangan lumpur. Totalitas dan intensitas berkesenian, adalah MUTIARA. Dalam kubangan kehidupan sang seniman, yang bagi sebagian orang adalah lumpur.

Sosok yang kontroversial, Jimi Hendrix. Orang menjulukinya sebagai Dewa Gitar, A Guitar Man for All Season. Teknik permainan gitarnya masih tetap dipelajari oleh para pemain gitar hingga hari ini. Pendekatan musikalnya tetap dikagumi dan dijadikan acuan terutama bagi penggemar musik Blues. Namun sisi kelam kehidupannya juga kerap dipertanyakan dan sebagian masih berupa teka-teki yang tragis bahkan sangat tragis. Terlepas dari semua kontroversi pada dirinya, ada sisi lain yang menarik dari sosok Jimi Hendrix. Ia adalah pahlawan, A HERO. Yang berjuang melalui seni. Jimi Hendrix adalah satria, dengan pedang berupa gitar.


SEKILAS TENTANG JIMI HENDRIX
Nama asli Jimi hendrix adalah James Marshall. Lahir di Seattle, Washington 7 November 1942 dan meninggal di London pada 18 September 1970. Jimi Hendrix adalah anak dari seorang Negro dan Indian Amerika. Dua ras yang saat itu mengalami diskriminasi yang luar biasa. Diskriminasi rasial itulah yang mewarnai karir Jimi Hendrix sebagai pemain gitar yang otodidak.


Jimi Hendrix "melawan" diskriminasi dengan bergabung pada band musik Blues. Dalam kelompok musiknya Jimi Hendrix menyuarakan EQUAL RIGHT - persamaan hak, secara sangat ekspresif, bahkan cenderung ekstrem. Jimi Hendrix memainkan gitar dengan segala teknik kemungkinan. Ada hal yang menarik dari fenomena ini. Bahwa bagi Jimi Hendrix, gitar adalah pacar, kekasih. Dan Jimi Hendrix melakukan percumbuan, bahkan "persetubuhan" dengan gitarnya. Karir musiknya diwarnai dengan berbagai hal kontroversial bahkan buruk, seperti: seks bebas, alkohol, dan obat-obatan.


Puncak karirnya terjadi di Woodstock Festival, sebuah festival musik yang legendaris. Yang menjadi tonggak lahirnya "generasi bunga" pada kaum muda di Amerika yang menyuarakan kebebasan dan persamaan hak. Saat itu Jimi Hendrix melantunkan lagu kebangsaan Amerika “The Star Spangled Banner” dengan gitarnya. Penampilannya begitu luar biasa dan memukau. Lagu kebangsaan Amerika di tangan Jimi Hendrix dengan gitarnya, berubah menjadi sebuah ritus dengan intensitas dan totalitas tinggi. Menyimak kembali sosok Jimi Hendrix sepertinya membawa kita pada beberapa semburat makna dari hidup yang layak untuk dipermenungkan.

HIKMAH DARI KISAH JIMI HENDRIX
Hal pertama yang bisa kita petik hikmahnya adalah bahwa musik sekali lagi menunjukkan jati dirinya sebagai BAHASA UNIVERSAL. Rasisme dan diskriminasi yang saat itu dialami Jimi Hendrix,"dilawan" dengan musik.

Ekspresi musikal Jimi Hendrix ada pada GITAR, alat musik yang sangat merakyat. Rasisme dan diskriminasi senantiasa masih terus terjadi. Meski dalam bentuk yang paling halus dan terselubung sekalipun. Rasisme dan diskriminasi dalam era kita mengambil bentuk sublimasinya dalam  kelas strata sosial dengan arogansi dan pemberian fasilitas yang tidak adil.


Tidak berlebihan kiranya jika digagas perjuangan seperti yang dilakukan Jimi Hendrix. Musik sebagai bahasa perlawanan. Karena dengan kekuatannya, musik dapat melahirkan ikon kepahlawanan. Ikon perjuangan yang senantiasa membangkitkan kesadaran untuk terus melawan diskriminasi. Dalam batas tertentu, hal ini lebih efektif dibanding demo yang hanya meneriakkan slogan-slogan dan berbagai tuntutan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perjalanan karir Jimi Hendrix dipenuhi dengan hal-hal yang dapat dikatagorikan buruk. Yang menarik adalah bahwa seks bebas, alkohol, obat-obatan yang acapkali mewarnai karir Jimi Hendrix, bisa dimaknai sebagai sikap totalitas dan konsekuen dalam idealisme perjuangannya. KEBEBASAN & PERSAMAAN HAK. Jimi Hendrix telah menunjukkan totalitan dan intensitas bagi idealisasi perjuangannya.


Dan tentu hal ini membawa konsekuensi. Konsekuensi inilah yang memang buruk, bahkan cenderung kriminal. Namun motivasi, totalitasm dan intensitas idealismenya layak kita acungi jempol. Keadaan sosio kultural dan politik kita sekarang memang memerlukan "angin baru". Dan angin baru berupa pembaharuan tatanan, semestinya dilakukan dengan intensitas dan totalitas seperti Jimi Hendrix. Meski tentu saja tidak berupa seks bebas, alkohol, dan obat-obatan.

Hal yang paling spektakuler dan sensasional dalam perjalanan karir Jimi Hendrix adalah saat ia melantunkan lagu kebangsaan Amerika melalui gitarnya “The Star Spangled Banner” berbunyi melalui semua unsur bunyi elektronis, bahkan semacam feedback. Ada semacam sakralisasi baru. Ritus penghayatan baru terhadap sebuah lagu kebangsaan. Bukan berarti kemudian kita berandai-andai bahwa Indonesia Raya akan berbunyi demikian.

Semburat maknanya adalah bahwa Jimi Hendrix telah memberikan makna dan bentuk penghayatan baru terhadap sebuah makna nasionalisme. NASIONALISME dalam penghayatan yang sublim dalam sanubari dan ide-idenya. Dan agaknya inilah yang perlu senantiasa kita simak. Agar Indonesia raya sebagai lagu kebangsaan dinyanyikan dengan ekspresi nasionalisme yang total. Bukan karena keterpaksaan dan dengan suara yang tidak merdu


GUSTAVO DUDAMEL
Dalam ranah Musik Klasik, mutiara berkubang lumpur dapat kita jumpai dalam diri GUSTAVO DUDAMEL. Seorang maestro Dirigen kelas dunia yang berasal dari keluarga dan lingkungan sangat miskin serta menyandang berbagai masalah sosial di Venezuela. Karir mutiaranya baru tersembul keluar saat Antonia Abreau membuat program EL SISTEMA berupa pembinaan orkestra bagi anak-anak jalanan yang sangat miskin dan sarat masalah sosial.

Sosok Gustavo Dudamel adalah perwujudan keberhasilan perjuangan mengentas kemiskinan dan melawan masalah sosial melalui kesenian. Sebagaimana Jimi Hendrix, Gustavo Dudamel adalah mutiara yang sekaligus ikon bagi segolongan masyarakat. Segolingan masyarakat yang peduli pada nasib anak-anak jalanan yang termarjinalkan.

WYNTON MARSALIS

WYNTON MARSALIS
Seorang Wynton Marsalis, meski tidak berkubang lumpur, juga adalah ikon perlawanan sosial melalui kesenian. Sudah jamak dimaklumi bahwa Jazz adalah kelaziman bagi pemusik kukit hitam. Sedangkan Musik Klasik adalah kelaziman bagi pemusik kukit putih. Wynton Marsalis, berhasil menerobos barikade pseudo rasial tersebut. Ia memainkan Trumpet untuk Jazz dan Musik Klasik dengan sama hebatnya.

Banyak sekali Orkestra kenamaan kelas dunia, yang memintahya menjadi solis. Dan jika kita amati penampilan Wynton Marsalis dalam Orkestra Musik Klasik, kita akan merasakan ada sesuatu yang menggelitik. Sosok hitam kegam menyembul dalam blantika pemusik kulit putih. Namun disitulah letak mutiara nya. Wynton Marsalis dengan trumpet-nya, adalah THE BLACK PEARL alias SI MUTIARA HITAM.

SLANK
Di tanah air kita oun sebetulnya banyak terdapat mutiara yang berkubang lumpur. Salah satunya adalah group Band SLANK. Slank adalah sebuah ikon pemberontakan. Pemberontakan rerhadap belenggu narkoba dengan menggunakan musik sebagai pedang perlawanan.

Sosok SLANK menjadi inspirasi dan panutan banyak orang muda. Yang merasa sendiri dan harus berjuang melawan pengaruh dan rayuan narkoba. Semestinya, popularitas SLANK bisa bertahan lebih lama sehingga bisa lebih banyak menjangkau dan menginspirasi para orang muda. Sayangnya cengkeraman industri musik denfan tangan-tangan guritanya mengharuskan Slank untuk secara alami menjadi uzur dan redup serta pudar.

DANGDUT & REGGAE
Jika kita sedikit mencermati perkembangan musik di tanah air, kita segera tahu dan paham bahwa musik DANG DUT sudah sangat tergusur populatitasnya di kalangan generasi muda. Pameran ketiak, pusar, goyang pantat, desahan mulai kalah laku. Tergerus dan tergusur oleh musik REGGAE. Reggae yang berasal dari Jamaica. Dengan tokohnya BOB MARLEY. Bob Marley juga adalah mutiara berkubang lumpur. Ia bagaikan Simon Bokivar. Singa lapar yang mempecundangi siapapun yang berusaha menancapkan kuku hegemoni.


Banyak orang muda di tanah air menjadikan Bob Marley sebagai idola. Ikon perlawanan. Bahkan warna bendera Jamaica pun disandang dengan solidaritas luar biasa. Para orang muda ini bisa jadi tak kenal WR SUPRATMAN. Bisa jadi tak hafal INDONESIA RAYA. Mereka malahan lebih kenal Bob Marley dan warna Jamaica. Kita tidak perlu heran dengan fenomena ini. Musik memang memiliki kekuatan sosial yang menakjubkan. Salah kita sendirilah jika kekuatan musik nasional kita, tidak kita pacu untuk menjadi ikon perlawanan dan perjuangan.


Mutiara berkubang lumpur, menunjukkan pada kita bahwa dalam musik, banyak sekali peluang untuk berbicara. Apakah kita ingin bicara sebagai penganut kemapanan ataupun kita ingin berbicara tentang ikin pemberontakan ataupun perjuangan.

Kita seharusnya lebih peduli pada ikon musik sebagai pejuang. Karena akan sangat tragis rasanya jika orang muda, kita lebih mengidolakan pemusik asing daripada pemusik bangsa sendiri. Bicara tentang musik sebagai ikon, tentu pendapat seperti ini tidak bisa dibilang sebagai sebuah CHAUVINISME sempit. Semua terserah kita. Satu hal yang jangan oernah dilupakan adalah bahwa musik sebagai ikon jangan sampai membuat satu generasi menjadi tercerabut akar budayanya.
  

1 comment:

  1. QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda!!
    Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    • BandarQ
    • AduQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    • Bandar66 (NEW)
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam ????
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    • BB : 2B3D83BE
    Come & Join Us!?

    ReplyDelete

Note: only a member of this blog may post a comment.