Sunday, 3 December 2017

Pertanyaan Populer Seputar Musik Film - by: Michael Gunadi (Staccato, December 2017)

PERTANYAAN POPULER SEPUTAR MUSIK FILM
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, December 2017


Tulisan kali ini akan membahas pertanyaan- pertanyaan yang paling sering diajukan dan dikemukakan di seputar MUSIK FILM.  Pertanyaan-pertanyaan tersebut kerap kali muncul saat saya memberikan workshop dan seminar tentang musik untuk teater, dan juga saat memimpin diskusi KINE CLUB di beberapa kota di Jawa. Ajang tersebut saya penuhi dalam kapasitas sebagai komposer yang sempat aktif membuat musik film khususnya dokumenter berupa pesanan dari beberapa produser di Jerman dan Australia, meski sudah agak lama. 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya anggap perlu ditulis dan dimunculkan kembali, mengingat Musik Film adalah salah satu terobosan di tengah lesunya industri musik di hampir semua bagian dunia. Juga agar pembaca semakin mengapresiasi nilai seni musik dalam film dan tentunya, meski hanya sekilas, menorehkan apa dan bagaimana prospek ke depan nya.

BAGAIMANA MASA DEPAN MUSIK FILM DI TANAH AIR?
Pertanyaan tersebut sangat khas orang Asia. Jika ada ranah asing, terutama dalam kesenian, hal yang pertama ditanyakan adalah PROSPEKNYA. Dengan kata lain, kalau tak bisa untuk cari nafkah sudah nggak usah banyak cerita deh. Film di tanah air dapat dikatakan sempat menjadi industri yang marak. Era 70-an dan 80-an adalah era emas. Banyak sutradara teater jempolan berkiprah disana. Teguh Karya, Sjumanjaya, Wim Umboh, Imam Tantowi, Arifin C Noer.  Sempat diproduksi film kolosal mahal. NOPEMBER 1828 oleh Teguh Karya. Serial TUTUR TINULAR oleh Imam Tantowi. Kemudian film kita mati suri.

Wednesday, 1 November 2017

4 MITOS KELIRU TENTANG BACH - by: Michael Gunadi (Staccato, November 2017)

“4 MITOS KELIRU TENTANG BACH”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, November 2017


Johann Sebastian Bach, adalah salah satu komposer yang karya dan sosoknya tetap popular hingga hari ini. Tentunya, selain Beethoven dan Mozart. Popularitas Bach seolah abadi. Hal ini dikarenakan beberapa hal. Sebagian adalah fakta sejarah dan sebagian lagi adalah mitos. Sebelum kita menguak lebih dalam tentang Bach, ada baiknya kita mengerlingkan mata, untuk sejenak menatap fakta tentang mengapa Bach itu penting dan layak diperbincangkan.

FUGA: KARYA MONUMENTAL BACH
Semasa hidupnya, Bach adalah komposer yang mengarang banyak sekali lagu dan musik. Karya monumentalnya terletak pada kepiawaiannya mengolah nada dalam bentuk FUGA. Di zaman Baroque, periode semasa Bach hidup dan berkarya, FUGA merupakan kulminasi tertinggi bagi seni olah bunyi.


Dalam Fuga atau Fugue, seorang komposer dituntut sangat ketat pada aturan dan norma namun juga harus memiliki kreativitas luar biasa agar Fuga yang dikarangnya tidak menjadi membosankan dan kedodoran. Bach sangat piawai dalam hal ini. Bach juga adalah seorang jenius dalam teknis komposisi yang disebut counterpoint atau kontrapunkt. Dimana sebuah jalur bunyi akan dibarengi jalur bunyi lain dalam arah berlawanan (counter/kontra).

Sunday, 1 October 2017

MUSIK TERAPI DALAM SELAYANG PANDANG - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, October 2017)

“MUSIK TERAPI DALAM SELAYANG PANDANG”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, October 2017


“Waaah bro …hati-hati ini soal TERAPI lho?!”
“Kok cuman selayang pandang sih?! Kalau salah bisa berabe“
“Ah sudahlah, kalau masih namanya musik, salah juga nggak bikin mati“

Sepintas obrolan semacam itu terkesan lucu. Padahal esensinya sangat mendalam. Satu pihak merasa, bahwa karena berhubungan dengan terapi alias penyembuhan penyakit MANUSIA, maka harus “betul-betul, sebetul-betulnya”. Satu pihak lagi menganggap bahwa, meskipun demikian, sejauh masih melibatkan musik, nuansanya tidak lah seserius dunia kedokteran reguler.

Anggapan ini tentu berdasar pada keadaan yang berkembang dalam masyarakat kita. Berupa STIGMA, bahwa musik, apapun dan bagaimanapun lingkupnya, adalah seni hiburan dan ketrampilan luang waktu yang berderajat rendah dibanding misalnya Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin.

Dan memang dalam keadaan seperti itulah Music Therapy berkembang dalam pemaknaannya. Ada yang menganggapnya sebagai bagian dari dunia kedokteran, yang berarti tak sembarang orang asal bisa musik boleh melakukannya. Ada pula yang menganggap bahwa music therapy hanya sekedar membantu dokter, jadi bisa ditempuh melalui kursus saja ataupun seminar tiga sampai empat jam dan workshop dua hari an.

Monday, 4 September 2017

MUTIARA BERKUBANG LUMPUR - by: Michael Gunadi (Staccato, September 2017)

“MUTIARA BERKUBANG LUMPUR”
by: Michael Gunadi Widjaja
(Staccato, September 2017)


Dalam ranah seni, dimungkinkan tersembul mutiara dalam kubangan lumpur. Totalitas dan intensitas berkesenian, adalah MUTIARA. Dalam kubangan kehidupan sang seniman, yang bagi sebagian orang adalah lumpur.

Sosok yang kontroversial, Jimi Hendrix. Orang menjulukinya sebagai Dewa Gitar, A Guitar Man for All Season. Teknik permainan gitarnya masih tetap dipelajari oleh para pemain gitar hingga hari ini. Pendekatan musikalnya tetap dikagumi dan dijadikan acuan terutama bagi penggemar musik Blues. Namun sisi kelam kehidupannya juga kerap dipertanyakan dan sebagian masih berupa teka-teki yang tragis bahkan sangat tragis. Terlepas dari semua kontroversi pada dirinya, ada sisi lain yang menarik dari sosok Jimi Hendrix. Ia adalah pahlawan, A HERO. Yang berjuang melalui seni. Jimi Hendrix adalah satria, dengan pedang berupa gitar.


SEKILAS TENTANG JIMI HENDRIX
Nama asli Jimi hendrix adalah James Marshall. Lahir di Seattle, Washington 7 November 1942 dan meninggal di London pada 18 September 1970. Jimi Hendrix adalah anak dari seorang Negro dan Indian Amerika. Dua ras yang saat itu mengalami diskriminasi yang luar biasa. Diskriminasi rasial itulah yang mewarnai karir Jimi Hendrix sebagai pemain gitar yang otodidak.

Tuesday, 1 August 2017

DARI JALANAN KE PENTAS MUSIK DUNIA - by: Michael Gunadi (Staccato, August 2017)

“DARI JALANAN KE PENTAS MUSIK DUNIA”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, August 2017


TENTANG VENEZUELA
Venezuela adalah nama sebuah negara yang terletak di bagian selatan Benua Amerika. Bagian Selatan Benua Amerika dikenal juga sebagai Amerika Latin. Sebagai sebuah negara, Venezuela memiliki sumber kekayaan alam yang besar dan potensial. Minyak, tambang emas, dan juga sebagai penghasil berlian. Sebagian dari kita tentu masih ingat bahwa Venezule adalah sebuah negara pengekspor minyak yang dahulu tergabung dalam OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries).

VENEZUELA

MASALAH SOSIAL DI VENEZUELA
Dalam beberapa hal, Venezuela memiliki kesamaan dengan Indonesia. Iklim cuacanya relatif mirip dengan negara kita. Jenis kekayaan alampun banyak yang juga dimiliki Indonesia. Tipikal karakteristik fisik penduduknya juga tak jauh beda dengan fisik kebanyakan masyarakat kita. Selain kemiripan dan kesamaan dalam sumber daya alam, iklim dan tipikal fisik penduduknya, Indonesia dan Venezuela rupanya memiliki kesamaan dan kemiripan juga dalam masalah sosial.

Dua negara tersebut, entah karena sebab apa, sama-sama menghadapi persoalan banyaknya anak-anak jalanan. Sudah tentu keberadaan anak-anak jalanan akan menyertakan pula dampak sosiologis yang kurang menguntungkan. Bagi si anak jalanan itu sendiri maupun tatanan dan kehidupan sosial masyarakat. Satu hal yang pasti adalah banyaknya anak jalanan hampir selalu identik dengan maraknya kriminalitas, premanisme, prostitusi, dan eksploitasi seks di bawah umur, beserta semua problematika derivatifnya.

Monday, 3 July 2017

ORKESTRASI - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, July 2017)

“ORKESTRASI”
by: Michael Gunadi Widjaja
(Staccato, July 2017)


TERMINOLOGI ORKESTRASI & ORKES
Membaca kata ORKESTRASI, saya yakin bahwa benak para pembaca akan segera mengarah pada istilah ORKESTRA. Dan bagi yang belum akrab dengan Musik “Klasik”, yang terbayang adalah kata ORKES. Dan memang betul, orkestrasi adalah bagian tak terpisahkan dari orkestra dan orkes. Terminologi semacam ini menjadi penting untuk mengawali semestra pembicaraan kita. Mengingat ketiga kata tersebut dapat saling bertaut, berpadan, dan berinteraksi satu sama lain.

ORKESTRASI, lazimnya dimaknai sebagai seni menggubah musik untuk orkestra. Sedangkan ORKESTRA adalah sebuah ensembel akbar. Sering terjadi kerancuan di beberapa kalangan. Umumnya sebuah orkestra, lazim “harus” ada biolin, biola, cello, timpani, dan selazimnya. Anggapan demikian jelas tidak salah. Namun jika persepsi semacam itu yang disodorkan, hal tersebut hanyalah SALAH SATU jenis saja dari Orkestra. Yakni ORKESTRA KLASIK.


JENIS ORKESTRA
Masih ada jenis Orkestra lain. Misalnya JAZZ ORCHESTRA yang sama sekali tidak ada biolin dan biola. Juga ada POP ORCHESTRA yang ada tambahan perlengkapan BAND. Belum lagi ada orkestra yang jenisnya bertalian dengan ragam instrumen. Sebut saja WIND ORCHESTRA atau orkes angin alias orkes alat tiup (karena kegiatan meniup jelas mengeluarkan angin). Ada juga PERCUSSION ORCHESTRA, yang hanya terdiri dari instrument musik yang dipukul (bukan dipukuli ya).

Pengertian ORKES, sering malah dipertautkan dengan materi bunyi yang tradisional. Kita mengenal istilah ORKES GAMELAN, ORKES GONDANG BATAK, ORKES GAMBUS, ORKES MELAYU, dan ORKES SULING MINAHASA.

Wednesday, 31 May 2017

MENIKMATI MUSIK - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, June 2017)

“MENIKMATI MUSIK”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, June 2017


MAKNA MUSIK
Sebagian terbesar orang beranggapan dan menyatakan bahwa MUSIK ADALAH SARANA HIBURAN. Memang ada beberapa orang yang menganggap bahwa musik adalah STIMULUS. Mampu merangsang semangat dan impuls syaraf saat belajar dan mampu membangkitkan gairah kerja. Sangat jarang, bahkan dapat dikatakan langka, komunitas atau lapisan masyarakat yang menganggap bahwa musik adalah ASUPAN BATHIN yang adalah juga SANTAPAN JIWA. Singkatnya, musik dimaknai dan dicecap maknanya sebagai sarana hiburan dan stimulus. Mengapa bisa demikian? Dan apakah anggapan tersebut salah? Keliru?

MUSIK DARI ERA KE ERA
Pada zaman purba, musik identik dengan MUSE. Para dewa dewi Yunani yang mengasup bathin dan jiwa dengan sesuatu yang melenakan dan membius. Kemudian pada Era Baroque, musik tetap menjadi asupan bathin melalui kebutuhan ekstase akan sesuatu yang bersifat religius. Kemudian pada Era Romantik, musik mulai dijadikan sarana hiburan. Namun BUKAN hiburan penghilang gundah gulana, stress, dan sedih. Melainkan hiburan sebagai bagian dari life style terutama untuk kalangan Kerajaan dan Bangsawan.

Sunday, 7 May 2017

TIKET PERTUNJUKKAN - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, May 2017)

“TIKET PERTUNJUKAN”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, May 2017


DEFINISI TIKET PERTUNJUKAN
Bentuk fisiknya hanyalah selembar kertas. Namun makna yang tersirat di dalamnya, mampu menentukan mati hidupnya karir seorang penampil musik dan bahkan mati hidupnya musik itu sendiri. Itulah TIKET PERTUNJUKAN. Zaman sekarang, masih banyak orang yang berpendapat bahwa tiket pertunjukan musik, adalah sarana bagi penyelenggara untuk menutup ongkos pertunjukan. Anggapan tersebut tentu sah dan boleh saja. Meskipun sebetulnya, persoalannya tidaklah sesederhana itu.

SEBUAH MARKA BISNIS
Hal pertama yang perlu kita tatap tajam adalah, bahwa TIKET PERTUNJUKAN, sebagaimana tiket dalam ranah yang lain, adalah sebuah BUSINESS MARK (marka bisnis). Jadi ketika tiket diterbitkan, si penerbit tiket, saat itu, sudah secara publik menyatakan, bahwa IA MELAKUKAN BISNIS PENJUALAN.

Apa yang dijual? Bisa macam-macam. Contohnya begini, jika kita naik Kereta Api jurusan Jakarta-Surabaya misalnya. Tentu kita membayar uang pembelian tiket. Artinya PERUMKA sebagai badan penyelenggara jasa kereta api, saat itu telah melakukan kesepakatan bisnis sebagai produsen jasa transportasi, dengan penumpang sebagai konsumen.

Apa yang dibayar? Fasilitasnya, kursi reclining, kesejukan AC, hiburan TV, selimut buat yang kaget dengan AC, ketepatan waktu perjalanan, keamanan, sampai pada menikmati senyuman ramah para PRAMU DAN PRAMA kereta api. Untuk hal itulah kita membayar tiket. DAN SAMA SEKALI BUKAN MENYUMBANG PERUMKA DALAM PERAWATAN LOKO KERETA MAUPUN REL KERETA.

HARGA YANG HARUS DIBAYAR
Demikian juga tiket pertunjukan musik. Saat kita datang pada konser pianis dunia, tiket yang kita bayar adalah HARGA bagi sajian musik kelas dunia yang dibawakan oleh seorang pianis kelas dunia. Dan sama sekali TIDAK DIMAKSUDKAN untuk membantu promotor dan panitia menutup ongkos produksi. Perkara hasil tiket nantinya sebagian dipakai untuk ongkos produksi, itu lain cerita.

Friday, 31 March 2017

SELEMBAR SERTIFIKAT, SEJUTA MAKNA - by: Michael Gunadi (Staccato, April 2017)

SELEMBAR SERTIFIKAT, 
SEJUTA MAKNA
By: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, April 2017


DEFINISI SERTIFIKAT
Beberapa orang menyebutnya sebagai SERTIPIKAT. Beberapa yang lain menyebutnya sebagai SERTIFIKAT (dengan F). Untuk saya, SERTIFIKAT dengan F lebih masuk akal. Karena ada kegiatan yang dikenal sebagai SERTIFIKASI dan bukan SERTIPIKASI. Sertifikasi secara sangat sederhana dapat dimaknai sebagai KEGIATAN DENGAN PRODUK SERTIFIKAT DAN BERLANGSUNG DALAM PROSES TATAP MUKA DALAM RENTANG WAKTU TERTENTU. Dari batasan tersebut, nampak nyata bahwa tentu SERTIPIKAT RUMAH tidak termasuk dalam ranah semesta pembicaraan kita. Semesta pembicaraan kita adalah lembar sertifikat, dalam ranah musik yang ternyata memiliki sejuta makna dan bahkan turut serta menentukan karir si pemusik.

MUSIK SEBAGAI SEBUAH DISIPLIN ILMU
Kita semua telah sama-sama tahu, paham, dan mahfum, bahwa musik dalam kesejatiannya adalah SENI BUNYI. Sejalan dengan peradaban manusia, musik berkembang menjadi hal yang sangat kompleks. Musik tidak lagi berupa pertunjukan kesenian, melainkan menjelma menjadi ILMU. Musik menjadi MEMILIKI OBYEK DAN TUJUAN. Musik menjadi memiliki METODE pembelajaran dan pengajaran serta telaah. Musik juga memiliki SISTEMATIKA dalam konsep dan berkait dengan konteksnya. Dan tentu musik menjadi hal yang sangat LOGIS.

Sebagai sebuah disiplin ilmu, sebetulnya musik tidak lagi dapat dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya instingtif semata. Musik dituntut memiliki TANGGUNG JAWAB. Dan para pelaku musik pun dituntut untuk melakukan tanggung jawab tersebut pada publik. Saat kita bicara tanggung jawab inilah diperlukan sebuah  bukti fisik. Bukti fisik yang sahih secara keilmuan dan memiliki akseptabilitas dan kredibilitas dalam sosio masyarakat umum. Saat nya lah kita berbicara tentang SERTIFIKASI dalam ranah musik.

Friday, 24 March 2017

ATURAN UMUM DALAM MIKING - by: Michael Gunadi Widjaja (Audiopro, February 2017)

ATURAN UMUM DALAM MIKING
by: Michael Gunadi Widjaja
Audiopro, February 2017


DEFINISI ATURAN UMUM
Aturan Umum yang dimaksud dalam artikel ini adalah padanan dalam bahasa Indonesia untuk istilah GENERAL RULE. Aturan-aturan ini sekilas nampak sederhana dan terkesan bersifat umum semata. Namun dari berbagai testimoni dan penjelasan para sound engineering terkemuka, dapat ditengarai bahwa meski nampak sederhana dan umum, sangat diperlukan dalam pengaturan sistem tata bunyi. Terutama ketika kita berurusan dengan piranti musik yang bersifat akustik.

Sebetulnya tidak ada tetapan baku untuk aturan umum dalam miking. Tiap sound engineering, apalagi yang sudah memiliki pengalaman luas, akan memiliki standarisasi dan standardisasi bagi general rule nya. Yang tersaji dalam artikel ini adalah general rule yang saya tengarai sangat lazim dianut oleh beberapa sound engineering dalam praktek nya.


SISTEM TATA BUNYI (SOUND SYSTEM)
Proses MIKING, dapat dikatakan adalah mata rantai kedua dalam keseluruhan proses reproduksi bunyi. Proses ini terangkum dalam sistem yang dikenal sebagai Sistem Tata Bunyi atau SOUND SYSTEM. TIDAK ADA ATURAN BAKU dalam proses miking. Juga TIDAK PERNAH ADA proses miking yang ideal, apalagi sempurna. Semuanya sangat bergantung pada SELERA. Dan selera ini berada dalam lingkup macam instrumen, jenis musik, karakter pemusiknya.

Wednesday, 1 March 2017

SECANGKIR KOPI & IDE KOMPOSISI - by: Michael Gunadi (Staccato, March 2017)

“SECANGKIR KOPI & IDE KOMPOSISI”
PERJALANAN MENCARI ILHAM 
DALAM BERMAIN MUSIK DAN MENGKOMPOSISI
By: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, March 2017


IDE DALAM BERMAIN MUSIK
Bermain musik itu membutuhkan ide. Dalam taraf tertentu, Anda tidak bisa lagi hanya memainkan berdasarkan partitur yang Anda baca. “Pokoknya main slamet nggak salah dari ujung ke ujung. Kelar deh!” Itu kalau Anda sedang bermain-main dengan musik. Jika Anda MEMAINKAN musik, Anda butuh ide. Musik apapun. Bahkan Musik Klasik, yang aturannya harus presisi, baku, kaku, dan sakelijk (kata orang Belanda) - masih membuka ruang untuk ide performansi.

Anda tetap butuh ide untuk pendekatan musikal atau musical approach. Anda butuh ide untuk membuat nuansa, agar musik yang Anda mainkan tidak beku dan terasa membosankan. Anda butuh ide agar yang mendengar dan mendengarkan musik Anda, mendapat sesuatu untuk setidaknya dibawa pulang.

Jika Anda main Musik Klasik di panggung, jelas lebih banyak lagi ide yang harus Anda cari, gali, permenungkan, dan renungkan. Sampai pakaian dalam pun sebetulnya butuh ide. Bagaimana pakaian dalam yang membuat Anda nyaman, percaya diri, dan mengangkat pamor penampilan Anda dalam memainkan Musik Klasik. Pertanyaannya: DARIMANA DATANGNYA IDE untuk hal sedemikian?


Friday, 24 February 2017

KALA BUNYI MERAMBAT - by: Michael Gunadi (Audiopro, January 2017)

“KALA BUNYI MERAMBAT”
By: Michael Gunadi Widjaja
Audiopro, January 2017


SIFAT BUNYI
Terlebih dahulu perlu sedikit dipahami bahwa BUNYI, dalam ranah bacaan audio, memiliki sifat dapat MERAMBAT (PROPAGATE) dan bukan mengalir. Pengertian ini, bukan perkara semantik belaka. Namun juga angat berpengaruh pada tinjauan bunyi secara fisik. Jadi jelas, bahwa bunyi adalah perwujudan GELOMBANG dan melakukan gerakan dengan cara MERAMBAT yang tentu menjadi berbeda dengan sifat air yang MENGALIR.

Lingkup paparan ini adalah tentang apa yang terjadi saat bunyi merambat. Hal ini menjadi layak ditengok, sehubungan dengan interaksi hasil reproduksi bunyi terhadap ruang dimana bunyi itu dihadirkan. Zaman sekarang ini sudah ada DIGITAL AUDIO WORKSTATION (DAW).


Dalam tiap DAW, bahkan yang paling sederhana sekalipun, terdapat apa yang dinamakan  DIGITAL SIGNAL PROCESSOR (DSP). DSP ini, dari namanya, jelas sebuah piranti pemroses signal bunyi secara digital. Apa yang diproses? Interaksi signal bunyi, yang adalah gelombang terhadap ruang. DSP yang canggih malahan dapat membuat simulasi sebuah ruang, sampai pada keadaan yang hanya dapat dibayangkan atau Imaginary Scenary Space.

Wednesday, 1 February 2017

NAPAK TILAS STREET MUSIK - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, February 2017)

NAPAK TILAS STREET MUSIC”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, February 2017


MUSIK DARI JALANAN
Membaca judul tersebut, saya yakin ada beberapa pembaca yang terbelalak dan terkejut bercampur kaget. Dalam benak pikirannya, pastilah terlintas bahwa tulisan ini akan bicara mengenai musik jalanan. Musik jalanan yang identik dengan pengamen. Pengamen yang identik dengan kaum marjinal sub-urban yang tentu saja telah banyak mendapat cibiran. Memang benar artikel ini akan mengupas musik jalanan, namun bukan sebagai sebuah realita sosial. Dan amit-amit bikin dinamit, sama sekali bukan mendorong atau menginspirasi Anda atau anak Anda agar jadi pengamen.

Musik jalanan atau Street Music, mau tidak mau, suka tidak suka, muntah tidak muntah, sudah menorehkan tintanya dalam sejarah perjalanan musik semesta. Kehadirannya sudah banyak turut menentukan arah dan alur perkembangan musik sampai hari ini. Kita tidak perlu tabu untuk menengoknya, tanpa perlu sinis untuk menatapnya. Dan tidak perlu juga berbibir monyong karena mencibir. Kita serap yang dirasa masuk akal dan buang jauh-jauh hal yang bagi anda menjijikkan. Tentu dengan catatan, bahwa Anda sendiri bukanlah sosok yang menjijikkan dan menyebalkan bagi orang lain.

ASAL MULA STREET MUSIC
Sebetulnya, istilah STREET MUSIC malahan kurang dikenal dalam ranah telaah musik. Para musikolog lebih suka memakai istilah STREET PERFORMANCE dibanding istilah street music. Kehadiran musik jalanan sebetulnya sudah berusia sangat tua, namun baru pada tahun 1860 kehadiran musik jalanan benar-benar mendapat perhatian. Tepatnya adalah di London, Inggris.

Saturday, 7 January 2017

MEMPERSANDINGKAN MUSIK BARAT DAN GAMELAN - by: Michael Gunadi (Staccato, January 2017)

“MEMPERSANDINGKAN MUSIK BARAT DAN GAMELAN”
by: Michael Gunadi Widjaja
(Staccato, January 2017)


Makalah ini pernah saya bawakan dalam pertemuan LIGA KOMPOSER ASIA PASIFIK di Selandia Baru pada 2002. Namun untuk artikel kali ini, tentu telah saya lakukan beberapa pengeditan dan penyesuaian selaras dan seirama dengan perkembangan zaman.

DEFINISI MUSIK BARAT
Ada satu hal penting yang saya rasa perlu di garisbawahi batasannya. Yang dimaksud dengan MUSIK BARAT adalah musik yang berkembang sesuai dengan periodisasi musik yang lazim ditengarai, jika orang membicarakan Musik Barat dalam akar budaya barat. Tujuan artikel ini bukan secara klise dan membosankan menelaah perbedaan dan peralian Gamelan dan Musik Barat. Melainkan sebagai seuntai telaah, agar jika ada yang ingin mempersandingkan Gamelan dan Musik Barat, dapat terjalin jalinan asmara yang memang benar-benar mesra.


SEKILAS MENGENAI GAMELAN
Budaya Musik Barat, dapatlah dikatakan sangat bangga dengan bentuk sajian ORKESTRA dan SENI OPERA. Sedangkan Gamelan, sebetulnya juga adalah kumpulan organum orkestra. Gamelan lazim terdiri dari perangkat Idiophone, kendang, seruling, dan acapkali pula dalam sebuah orkes gamelan lengkap, disertai alat musik berdawai seperti rebab dan sither.

Pemainnya bisa berupa ensembel, lazimnya 3 - 20 orang. Sebetulnya, Gamelan tidak hanya terdapat di Jawa saja. Kamboja memiliki orkes Gamelan. Thailand memiliki Gamelan. Vietnam, Burma juga memiliki orkes Gamelan. Di tanah air pun Gamelan dengan ragam berbeda dapat diumpai di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan juga Bali. Yang saya ketengahkan dalam artikel ini adalah Gamelan Jawa Tengah yang lazim dikenal sebagai Gamelan Jawa atau populer dengan sebutan GAMELAN saja.


Friday, 6 January 2017

SEXY SAX - MIKING SAXOPHONE - by: Michael Gunadi Widjaja (Audio Pro, December 2016)

“SEXY SAX”
MIKING SAXOPHONE
by: Michael Gunadi Widjaja
Audio Pro, December 2016


SAXOPHONE: LUWES UNTUK SEGALA GENRE
Mengapa saxophone yang saya angkat menjadi topik bahasan artikel ini? Mengapa bukan trumpet, horn, trombone, ataupun alat musik tiup lainnya? Jawabannya karena bagi saya, dan dari pandangan saya, saxophone adalah alat musik yang paling VERSATILE. Luwes untuk memainkan musik apapun genrenya.

Kita tentu masih sangat maklum, ranah Musik Jazz hampir dipadati dengan saxophone. Baik sebagai solo, combo, big band, maupun orkestra Jazz. Musik Pop pun tak luput dari jamahan saxophone sebagai nuansa plus. Bahkan Musik Klasik dan orkes simfoni klasik, juga menyertakan kehadiran aktif dari saxophone.

KARAKTER SAXOPHONE
Saxophone adalah hasil rancangan ADOLPHE SAX. Yang menarik adalah, bahwa ide dasar rancangan saxophone adalah: WOODWIND INSTRUMENT WITH BRASS POWER. Alat musik tiup KAYU dengan power alat musik tiup LOGAM. Apa artinya? Artinya saxophone adalah alat musik tiup yang dalam dirinya berpadu eksotisme kayu dan keperkasaan logam. Dan memang, awalnya saxophone diberi nama sebagai BASS HORN. Barulah pada 1946, saat Adolphe Sax mempatenkan karyanya, nama alatnya berubah menjadi saxophone.