Monday, 3 July 2017

ORKESTRASI - by: Michael Gunadi Widjaja (Staccato, July 2017)

“ORKESTRASI”
by: Michael Gunadi Widjaja
(Staccato, July 2017)


TERMINOLOGI ORKESTRASI & ORKES
Membaca kata ORKESTRASI, saya yakin bahwa benak para pembaca akan segera mengarah pada istilah ORKESTRA. Dan bagi yang belum akrab dengan Musik “Klasik”, yang terbayang adalah kata ORKES. Dan memang betul, orkestrasi adalah bagian tak terpisahkan dari orkestra dan orkes. Terminologi semacam ini menjadi penting untuk mengawali semestra pembicaraan kita. Mengingat ketiga kata tersebut dapat saling bertaut, berpadan, dan berinteraksi satu sama lain.

ORKESTRASI, lazimnya dimaknai sebagai seni menggubah musik untuk orkestra. Sedangkan ORKESTRA adalah sebuah ensembel akbar. Sering terjadi kerancuan di beberapa kalangan. Umumnya sebuah orkestra, lazim “harus” ada biolin, biola, cello, timpani, dan selazimnya. Anggapan demikian jelas tidak salah. Namun jika persepsi semacam itu yang disodorkan, hal tersebut hanyalah SALAH SATU jenis saja dari Orkestra. Yakni ORKESTRA KLASIK.


JENIS ORKESTRA
Masih ada jenis Orkestra lain. Misalnya JAZZ ORCHESTRA yang sama sekali tidak ada biolin dan biola. Juga ada POP ORCHESTRA yang ada tambahan perlengkapan BAND. Belum lagi ada orkestra yang jenisnya bertalian dengan ragam instrumen. Sebut saja WIND ORCHESTRA atau orkes angin alias orkes alat tiup (karena kegiatan meniup jelas mengeluarkan angin). Ada juga PERCUSSION ORCHESTRA, yang hanya terdiri dari instrument musik yang dipukul (bukan dipukuli ya).

Pengertian ORKES, sering malah dipertautkan dengan materi bunyi yang tradisional. Kita mengenal istilah ORKES GAMELAN, ORKES GONDANG BATAK, ORKES GAMBUS, ORKES MELAYU, dan ORKES SULING MINAHASA.


ENSEMBEL AKBAR
Dari berbagai persepsi peristilahan yang telah kita baca, nampak jelas bahwa terminologi orkestrasi bertautan erat dengan beberapa jenis ensembles akbar. Yang menarik adalah, mengapa membuat musik bagi ensembel akbar menyisakan begitu banyak pernak-pernik yang seolah tiada habisnya untuk ditelaah?

Di satu sisi, mungkin saja benar bahwa karena obyeknya adalah ensembel yang akbar, maka akan dibutuhkan pula daya upaya dan skill, serta kesanggupan yang juga “akbar”. Atau barangkali memang ada sesuatu yang harus ditelisik, dikarenakan membuat musik bagi ensembles akbar yang disebut orkestra, memiliki pendekatan dan teknik yang tidak sekedar ilmu komposisi bersahaja.


ORKESTRA: KULMINASI TERTINGGI SENI MUSIK
Sejak lama, orkestra dianggap sebagai sebuah kulminasi atau puncak pencapaian tertinggi dalam seni olah musik. Membuat musik bagi sebuah orkestra adalah cerminan tingkat pencapaian tertinggi bagi orang yang mempelajari ilmu komposisi. Mengapa bisa demikian?

1. Sebuah orkestra, dalam esensinya adalah sekumpulan instrumen musik dalam jumlah relatif banyak yang bermain dalam saat yang bersamaan.

Membuat musik bagi bentuk semacam ini, jelas berbeda dengan membuat musik bagi 1 penyanyi dan 1 piano. Jelas sangat berbeda dengan membuat musik bagi group Band. Dalam orkestra harus diperhitungkan dengan baik dan benar, apa efek yang akan terjadi jika sedemikian banyak instrumen memainkan sebuah frasa yang kita tulis.

Seringkali terjadi begini: Misal kita membuat sebuah frasa atau kalimat musik. Ketika dimainkan dengan 1 atau 2 biolin, terdengar indah. Namun bagaimana jika frase tersebut dimainkan oleh 5,7 atau 9 biolin? Masih indah kah? Belum lagi jika frase atau kalimat tersebut harus berinteraksi dengan beragam intrumen yang juga dalam jumlah relatif banyak.


2. Dalam sebuah orkestra, musik tidak lagi disajikan secara bersahaja. Melainkan sebagai sebuah kesatuan dari organum bunyi-bunyi.

Dalam Band, mungkin kita dengan mudah mengkontrol gradasi dinamika seorang pemain gitar listrik. Namun dalam orkestra, kontrol gradasi pemain TUBA, sangat sulit kita lakukan. Dan ini harus kita perhitungkan saat kita menggubah musiknya.

3. Bermain musik dengan jumlah instrumen banyak dan pemain yang banyak, jelas membutuhkan manajemen yang mumpuni.

Semakin banyak instrumen dan semakin banyak pemain jelas semakin rumit mengaturnya. Frekuensi latihan, akomodasi latihan, tempat latihan, semuanya harus diperhitungkan saat kita membuat musik. Jika musik nya terlalu gampang,jelas akan dipertanyakan nilai virtuositas seni nya. Namun jika musiknya terlalu sulit, maka kita akan terbentur dengan biaya, waktu, dan akomodasi.

Tiga hal tersebut, setidaknya sudah menyiratkan makna bagi kita, bahwa membuat musik untuk orkestra bukan sebuah pekerjaan amatiran yang bisa dilakukan dengan trial and error semata. Sering ada pertanyaan begini: Kenapa sih lagunya harus dibikin orkestra? Biar lebih gaya? Biar lebih keren?? Keduanya benar dan betul. Namun esensinya bukan itu.

ARTI PENTINGNYA ORKESTRASI
Ketika sebuah lagu berhasil dibuat untuk forma orkestra, maka ada KELAYAKAN NILAI MUSIKAL DALAM LAGU tsb. Dengan kata lain, lagu tersebut bukan semata dikarang karena perasaan pengarangnya semata, melainkan sudah menggunakan dan mengedepankan hal-hal prinsipiil dan esensial dalam seni olah bunyi.


Sebagai contoh, bisa kita lihat yang dialami oleh sebuah lagu berikut ini. Banyak sekali orang yang telah mengenal dan bahkan menjadi fans bagi grup Rock SCORPION, asal Jerman. Salah satu hits nya adalah “WIND OF CHANGE” atau angin perubahan. Sebuah lagu yang ditulis untuk memperingati dan mempermenungkan kembalinya demokratisasi di Jerman.

Dari sisi kemampuan pemainnya, SCORPION adalah legenda ROCK. Mereka sangat piawai membuat lirik, melodi yang hebat dan aransemen untuk Band Rock. Lagu-lagunya sangat melegenda dan nyaris abadi. Lalu mengapa dengan keadaan yang sudah hebat, SCORPION membutuhkan jasa BERLINER PHILHARMONIKER untuk membuat orkestrasi bagi lagu Wind of Change?


Pertama adalah adanya semacam “MAKNA TERSIRAT”. Bahwa ANGIN PERUBAHAN atau WIND OF CHANGE harus memberi impresi sebagai sebuah gerakan budaya yang memiliki kualitas seni. Dan untuk mewujudkannya, orkestrasi lah satu-satunya pilihan. Agar dunia mencecap PESAN BUDAYA tersebut sebagai sebuah kulminasi karya olah bunyi dalam seni musik.

Hal lainnya adalah, bahwa orkestrasi sebagai puncak seni olah bunyi, mampu mensiratkan impresi dan afeksi yang lebih luas dibanding jika misalnya lagu tersebut hadir hanya dalam format Band Rock biasa. Dalam orkestrasi, diatur berbagai tatanan organum bunyi. Masing-masing organum, dalam wujudnya sebagai instrumen musik, memiliki karakter dan mampu menghadirkan berjuta nuansa. Ada seksi gesek, tiup logam, tiup kayu, perkusi, dawai dengan rentang jangkauan bunyi yang sedemikian luas.

Dari apa yang dialami lagu Wind of Change karya Scorpion, nampak nyata bahwa orkestrasi bukan sekedar improvement karya seni musik. Sebuah orkestrasi dalam esensinya adalah sebuah KEBUTUHAN ARTISTIK. Kebutuhan yang memang mampu berbicara lantang tentang berjuta nuansa dan kesan yang ingin disampaikan oleh sebuah karya musik.

Pertanyaan yang kemudian bergulir adalah: Kalau demikian, dalam batas tertentu tidak cukup dong hanya mengaransemen saja? Dalam keadaan tertentu, kita membutuhkan orkestrasi? Jawabannya adalah: YA! Dan YA serta BETUL demikian.


HAL-HAL YANG HARUS DIKUASAI UNTUK MENGORKESTRASI
Orkestrasi jelas jauh lebih kompleks dan rumit dibanding arransemen. Untuk mengorkestrasi, seorang pemusik, biasanya juga komposer, dituntut mengetahui dan bahkan nyaris memahami benar tentang hal-hal berikut:

TEORI MUSIK DASAR
Orkestrasi pada prinsipnya adalah teknik komposisi.Jadi jelas sangat dibutuhkan kemampuan teori musik dasar yang mumpuni.Segala hal normatif termasuk kebiasaan- kebiasaan menuliskan dan menotasikan musik mutlak perlu agar score orkestrasi dapat dibaca dan ditafsir para pemain orkestra sebagaimana lazimnya.

ILMU HARMONI
Membuat orkestrasi, bukan sekedar menyusun akord dengan menggunakan berbagai instrumen musik yang tersedia. Membuat orkestrasi dalam esensinya bukan harmonizing, melainkan MAKE A SOUL HARMONIZING. Jadi bukan sekedar kalo biolinnya nada G terus biola nya nada E, Cellonya nada C, lalu Brass nya bikin alur fill-in.

Tidak sekedar demikian. Orang harus membuat SOUL pada tatanan harmoni yang dibangun. Untuk beberapa orkestrasi POP dan Jazz adakalanya si orkestrator melakukan “penyimpangan” dari pakem ilmu harmoni yang lazim. Persoalannya ”penyimpangan” yang kreatif dan punya nilai artistik, hanya mungkin dicapai bila kita sudah hafal dan khatam pada bentuk dasar yang sudah lazim.

ILMU BENTUK DAN ANALISA
Ilmu Bentuk dan Analisa atau FORM AND ANALYSIS mutlak diperlukan saat membuat orkestrasi. Agar score orkestrasi kita jelas dan logis alurnya. Serta semua nada yang kita pilih dan susunan harmoni yang kita bangun, memiliki afeksi dan impressi yang sedapat mungkin pas dan cocok dengan lagu yang akan kita orkestrasi.

KONTRAPUNG
Sebetulnya Kontrapung adalah teknik komposisi yang sangat terkenal terutama ketika dipergunakan oleh Johann Sebastian Bach pada zaman Baroque. Zaman sekarang teknik Kontrapung masih dipergunakan dalam orkestrasi. Untuk membuat suasana dialogis antar instrument musik. Sehingga score yang tersaji tidak terkesan kaku, namun mengalir mulus lancar seperti orang berdialog.

INSTRUMENTASI
Dalam hal mengorkestrasi, persoalan instrumentasi bukan sekedar memahami range atau jangkauan nada masing-masing instrument. Karakter, teknik yang mungkin dieksplorasi, serta batasan kemampuan instrumen sangat penting untuk dipahami dengan baik dan benar serta tepat.


Orkestrasi, sepintas, dan bahkan sering dipersamakan dengan aransemen. Banyak yang menganggap bahwa orkestrasi adalah aransemen dalam skopa orkestra. Dalam kenyataannya, orkestrasi sangat lebih daripada itu. Orkestrasi adalah sebuah kulminasi seni olah bunyi, yang muara akhirnya adalah musik yang memang “berbicara”.


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.