MENGENAL FUGA BACH
(Bagian I )
(Bagian I )
Fuga adalah padanan bahasa Indonesia untuk FUGUE (baca:
Fyug, English). Dalam komposisi musik, Fuga dapat dikatakan sebagai sebuah
kulminasi teknik komposisi. Fuga sangat rumit dan bagi sebagian pemusik terutama
siswa jurusan komposisi, Fuga adalah sebuah momok yang menakutkan. Paparan ini
sekedar mengenalkan Fuga dengan pendekatan yang diusahakan “lebih bersahabat”. Paparan
ini bersifat popular dan sama sekali bukan sebuah telaah ilmiah. Sumber pustaka
tidak dicantumkan karena paparan ini adalah sebuah paparan dari hasil konklusi
dan bukan sebuah term paper.
.
.
Apa gunanya mengenal Fuga? SAMA SEKALI TAK ADA GUNANYA! Hanya
saja, dapat dikatakan bahwa Fuga adalah salah satu pencapaian tertinggi dalam
teknik komposisi musik. Jadi yang gemar dan minat berkomposisi, adalah baik
(meski tak berguna..hehehehe..) untuk mengenal Fuga.
Sebetulnya, Fuga adalah teknik komposisi. Dan bukan bentuk komposisi. Syarat
berlakunya teknik Fuga adalah, bahwa komposisinya harus terdiri dari dua bunyi
atau lebih. Fuga senantiasa diawali dengan THEMA, yang sering disebut
SUBYEK. Subyek ini diwujudkan dengan sebuah Imitasi, yakni dimainkan dalam laras
yang berbeda
.
.
Dalam perkembangannya, Fuga kemudian dimaknai tidak saja
sebagai teknik komposisi melainkan juga terdapat makna derivative. Fuga dalam
leksikon bahasa Inggris dipadankan dengan “kejar-kejaran”. Makna derivatifnya misalnya
istilah FUGARE dalam bahasa Italia yang padanan maknanya adalah “mengejar”.
Secara structural, Fuga terdiri dari tiga bagian
- Exposition (Pemaparan)
- Development (Pengembangan)
- Recapitulation (Risalah)
Pada abad pertengahan, Fuga masih dipersamakan dengan teknik
komposisi CANON. Mulai abad 17 barulah Fuga diasosiasikan dengan teknik
Kontrapunktal atau Counterpoint.
Lanskap kompositoris Fuga, selalu diawali dengan THEMA. Thema ini biasanya pendek saja. Thema ini dianggap sebagai subyek atau “pelaku”. Subyek inilah yang merupakan materi bagian Exposition atau pemaparan. Jadi bagian 1 dari Fuga, yakni exposisi, isinya memaparkan thema.
Yang terjadi dalam bagian exposition adalah: Bunyi ke-1 menyatakan thema. Setelah bunyi ke-1 selesai menyatakan thema, disusul bunyi ke-2 menyatakan thema. Namun dalam laras atau pitch yang berbeda. Setelah bunyi ke-2 selesai menyatakan thema, disusul pernyataan thema oleh bunyi ke-3. Juga dalam laras berbeda. Jika semua bunyi sudah selesai menyatakan thema, maka dikatakan bahwa BAGIAN EXPOSITION SUDAH SELESAI DAN LENGKAP.
.
Paragraf di atas hanya menggambarkan alur yang terjadi dalam
bagian pertama yakni exposition. Dalam kenyataannya, Fuga tidaklah sesederhana
itu. Saat bunyi satu menyatakan thema, tetap saja ada progresi harmoni. Dan saat
bunyi ke-2 menyatakan thema, bunyi ke-1 bukan cuma diam bengong saja. Melainkan
memainkan fungsi mendukung pernyataan tematik bunyi ke-2. Dan bunyi ke-3, meskipun gilirannya
setelah bunyi ke-2, bukan berarti menunggu diam dan bengong. Tetap saja ada peran
tiap bunyi saat bunyi yang lain menyatakan thema. Dan inilah yang membuat sebuah
Fuga sangat sulit dan rumit serta membuat sakit kepala jika harus
menganalisa. Saya sendiri menghabiskan waktu lebih dari 3 tahun untuk bisa
menghasilkan analisa Fuga yang representatif.
.
.
Setelah bagian exposition lengkap, Fuga akan mengalir pada
bagian development. Sebelum menapak pada bagian development, seringkali
dibunyikan terlebih dahulu sebuah frase penghubung. Frase penghubung ini disebut
EPISODE. DISINILAH
PERSOALAN ANALISA MULAI TIMBUL!!! wkwkwkwkwkw….karena seringkali kita jadi
bingung dan pusing… Ini nih bagian episode, apa masih termasuk thema ya????…nah
loe !!!! Ditambah lagi bahwa sifat Fuga BUKANLAH SEBUAH LANSKAP KOMPOSITORIS
YANG MUTLAK. Kok bisa ??? ya bisa dong..bisa..wheeeeeekkkkk….
Berikut saya rangkum semesta pembahasan dalam bagian pertama Fuga
dalam diagram yang saya buat:
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHalo author, trima kasih sekali ilmunya. Saya sedikit demi sedikit mulai memahami arti fuga. Boleh dilanjutkan part 2 nya dong author. Saya cari yg part 2 nya tapi gk ketemu. Trima kasih.
ReplyDelete