Thursday, 19 July 2012

Mengenal Fuga (Bagian I )

MENGENAL FUGA BACH
(Bagian I )


Fuga adalah padanan bahasa Indonesia untuk FUGUE (baca: Fyug, English). Dalam komposisi musik, Fuga dapat dikatakan sebagai sebuah kulminasi teknik komposisi. Fuga sangat rumit dan bagi sebagian pemusik terutama siswa jurusan komposisi, Fuga adalah sebuah momok yang menakutkan. Paparan ini sekedar mengenalkan Fuga dengan pendekatan yang diusahakan “lebih bersahabat”. Paparan ini bersifat popular dan sama sekali bukan sebuah telaah ilmiah. Sumber pustaka tidak dicantumkan karena paparan ini adalah sebuah paparan dari hasil konklusi dan bukan sebuah term paper.
.
Apa gunanya mengenal Fuga? SAMA SEKALI TAK ADA GUNANYA! Hanya saja, dapat dikatakan bahwa Fuga adalah salah satu pencapaian tertinggi dalam teknik komposisi musik. Jadi yang gemar dan minat berkomposisi, adalah baik (meski tak berguna..hehehehe..) untuk mengenal Fuga.
Sebetulnya, Fuga adalah teknik komposisi. Dan bukan bentuk komposisi. Syarat berlakunya teknik Fuga adalah, bahwa komposisinya harus terdiri dari dua bunyi atau lebih. Fuga senantiasa diawali dengan THEMA, yang sering disebut SUBYEK. Subyek ini diwujudkan dengan sebuah Imitasi, yakni dimainkan dalam laras yang berbeda
.
Dalam perkembangannya, Fuga kemudian dimaknai tidak saja sebagai teknik komposisi melainkan juga terdapat makna derivative. Fuga dalam leksikon bahasa Inggris dipadankan dengan “kejar-kejaran”. Makna derivatifnya misalnya istilah FUGARE dalam bahasa Italia yang padanan maknanya adalah “mengejar”.

Secara structural, Fuga terdiri dari tiga bagian
  • Exposition (Pemaparan)
  • Development (Pengembangan)
  • Recapitulation (Risalah)
Pada abad pertengahan, Fuga masih dipersamakan dengan teknik komposisi CANON. Mulai abad 17 barulah Fuga diasosiasikan dengan teknik Kontrapunktal atau Counterpoint.

Lanskap kompositoris Fuga, selalu diawali dengan THEMA. Thema ini biasanya pendek saja. Thema ini dianggap sebagai subyek atau “pelaku”. Subyek inilah yang merupakan materi bagian Exposition atau pemaparan. Jadi bagian 1 dari Fuga, yakni exposisi, isinya memaparkan thema.

Yang terjadi dalam bagian exposition adalah: Bunyi ke-1 menyatakan thema. Setelah bunyi ke-1 selesai menyatakan thema, disusul bunyi ke-2 menyatakan thema. Namun dalam laras atau pitch yang berbeda. Setelah bunyi ke-2 selesai menyatakan thema, disusul pernyataan thema oleh bunyi ke-3. Juga dalam laras berbeda. Jika semua bunyi sudah selesai menyatakan thema, maka dikatakan bahwa BAGIAN EXPOSITION SUDAH SELESAI DAN LENGKAP.
.
Paragraf di atas hanya menggambarkan alur yang terjadi dalam bagian pertama yakni exposition. Dalam kenyataannya, Fuga tidaklah sesederhana itu. Saat bunyi satu menyatakan thema, tetap saja ada progresi harmoni. Dan saat bunyi ke-2 menyatakan thema, bunyi ke-1 bukan cuma diam bengong saja. Melainkan memainkan fungsi mendukung pernyataan tematik bunyi ke-2. Dan bunyi ke-3, meskipun gilirannya setelah bunyi ke-2, bukan berarti menunggu diam dan bengong. Tetap saja ada peran tiap bunyi saat bunyi yang lain menyatakan thema. Dan inilah yang membuat sebuah Fuga sangat sulit dan rumit serta membuat sakit kepala jika harus menganalisa. Saya sendiri menghabiskan waktu lebih dari 3 tahun untuk bisa menghasilkan analisa Fuga yang representatif.
.
Setelah bagian exposition lengkap, Fuga akan mengalir pada bagian development. Sebelum menapak pada bagian development, seringkali dibunyikan terlebih dahulu sebuah frase penghubung. Frase penghubung ini disebut EPISODE. DISINILAH PERSOALAN ANALISA MULAI TIMBUL!!! wkwkwkwkwkw….karena seringkali kita jadi bingung dan pusing… Ini nih bagian episode, apa masih termasuk thema ya????…nah loe !!!! Ditambah lagi bahwa sifat Fuga BUKANLAH SEBUAH LANSKAP KOMPOSITORIS YANG MUTLAK. Kok bisa ??? ya bisa dong..bisa..wheeeeeekkkkk….

Berikut saya rangkum semesta pembahasan dalam bagian pertama Fuga 
dalam diagram yang saya buat:

2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Halo author, trima kasih sekali ilmunya. Saya sedikit demi sedikit mulai memahami arti fuga. Boleh dilanjutkan part 2 nya dong author. Saya cari yg part 2 nya tapi gk ketemu. Trima kasih.

    ReplyDelete

Note: only a member of this blog may post a comment.