Ada beberapa
ungkapan di seputar music,seperti: “saat kata-kata kehilangan makna,saatnyalah
music berbicara “.Juga ada
pernyataan seperti Music for Life.Music is something passionate and passion. Dari
tiga ungkapan tersebut saja,dapat disimpulkan bahwa music berkenaan dengan
semua aspek dalam kehidupan manusia.Semua aspek.Tentu dalam hal ini termasuk
juga ASPEK SEXUAL.
Beberapa
genre music baik secara sadar maupun tidak,sudah menyatakan aspek sexual dalam
ranah komposisi dan performansinya.Blues misalnya.Memang aspek sexual ini bias sangat
relative,sangat abstrak dan sangat personal bagi tiap individu.Namun ada
beberapa generalisasi fenomena yang mau tidak mau,suka tidak suka,mempertautkan
ranah kompositoris sebuah genre musical,dengan aspek sexual.Lalu bagaimana
dengan Classicasl Music yang seringkali menampilkan persepsi Aristokrat dan
agak angkuh.
Sudah
menjadi aturan tidak tertulis,bahwa aspek sexual dalam music klasik tabu untuk
dibicarakan.Padahal bahwa dalam pagelaran music klasik banyak sekali aspek
sexual.Dari mulai figure performer sampai ranah kompositorisnya.Dan…harap
diingat,bahwa ASPEK SEXUAL DI SINI BUKANLAH SEBUAH EXHIBISIONIST VULGAR
YANG MURAHAN.Aspek sexual dalam music klasik,tetap dalam konteks sex pada
ranah kesejatiaannya.
Ada seorang
pemain biola anggota orchestra nasional Finlandia.Namanya Linda Brava.Postur bodynya sangat sexy.Linda Brava lebih dikenal
sebagai miss Playboy ketimbang teknik biolanya yang sebetulnya sangat baik.Legenda
biola JOSHUA BELL juga pernah
dianggap memancarkan aspek sexualitas dalam music klasik,saat ia berpose
membungkuk di sepeda motor,untuk cover album CD nya.
Jika saja
kita mau jujur,sebetulnya sejarah mencatat bahwa public Eropa di jamannya
pernah tergila-gila oleh Rigoletto dari
Giuseppe Verdi.Rigoletto Verdi dianggap memancarkan aspek sexualitas yang
luar biasa,meskipun sayangnya,dihubungkan dengan perselingkuhan.
Pada abad ke-19
sebetulnya timbul kesadaran. Kesadaran yang dipertautkan dengan feminisme. Sexualitas
dalam aspeknya tidak pernah mencuat dalam ranah music klasik karena aturan yang
ketat dan aristocrat.yang secara samar sebetulnya adalah maskulinitas dan
bentuk terselubung dari dominasi laki-laki.Kita tidak perlu memperdebatkan isu
fenomenal ini. Karena pada esensinya bukan feminism dan hegemoni yang
penting, namun bahwa aspek sexualitas sesungguhnya ada dalam ranah music klasik.
Setelah
Perang Dunia II di sekitar tahun 1950an terjadi rangkai peristiwa menarik. Karya
Olivier Messiaen dan Pierre Boulez mulai mencuat.Materi
karyanya adalah gelombang bunyi dan serialisme.Aturan angka-angka dalam
komposisi music.Apa ini maksudnya?
Messiaen dan
Boelez menggunakan seri angka-angka sebetulnya adalah sindiran dan sebuah
normatic deconstruction.Merombak tatanan music klasik yang cenderung
maskulin.Perombakan itu sendiri dalam batas tertentu bias ditafsirkan sangat
sexy dan “mengundang”.Bahkan bias menimbulkan ecstase positif.Dan lanskap
kompositoris Messiaen dan Boulez dalam esensinya tetaplah classical music.
Aspek
sexualitas dalam Musik Klasik,setidaknya mengingatkan kembali pada kita.Bahwa
adalah benar bahwa music adalah passionate sampai ke relung keberadaan manusia
yang terdalam,yakni ranah sexual nya.Dan bukan hal tabu sexualitas dikedepankan
sejauh tetap berpegang pada kepatutan yang meski dalam beberapa hal sangat relative.Bukankah
sex itu tidak selalu harus buka baju dan pamer bulu ketiak dan pusar.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.