Saturday 21 July 2012

Mengenal Fuga (Bagian 3)


MENGENAL FUGA BACH
(Bagian 3)


Setelah bagian Exposition lengkap, dilanjutkan dengan bagian Development atau pengembangan. Sebelum mencapai bagian Development, sebuah fuga lazim di dahului dengan Episode. Secara popular, sebuah EPISODA pada prinsipnya adalah rangkaian imitasi berdasar motif dari subyek namun telah di fragmentasi.

Di dalam Development, materi subject dikembangkan. Cara pengembangannya, seringkali memakai teknik-teknik:
  • Inversi 
  • Retrograde (ditulis dari belakang ke depan). Misal sebuah subject terdiri dari nada C G E G A F D, maka Retrograde nya menjadi: F A G E G C 
  • Dimunuisi: Pengurangan nilai ritmik 
  • Augmentasi: Penambahan nilai ritmik
Berikut di paparkan langkah-langkah yang mestinya baik jika diikuti jika orang, atau siswa jurusan komposisi ingin mengarang Fuga ataupun menganalisis.
  • Pahami dulu, apakah Fuga tersebut terdiri dari Exposition, Development dan Conclusion. Sebab tak semua Fuga terdiri dari tiga bagian semacam itu. 
  • Tentukan akhir atau ending dari tiap bagian. Biasanya dilihat dari cadens harmoninya. Namun jangan sampai terjebak. Tidak setiap cadens merupakan akhir dari sebuah bagian. namun setiap bagian jelas dan selalu diakhiri dengan cadens. 
  • Cadens yang terdapat pada Fuga, lazimnya adalah cadens authentic ( V – I) Cadens yang sifatnya deceptive ( V – vi ) dan juga cadens plagal ( IV – I). Payahnya, cadens dalam Fuga sangat sulit ditelusur. Karena, jangan dilupakan, Fuga senantiasa memakai teknik garapan counter point yang berupa nada-nada yang terajut berkesinambungan. 
  • Pada bagian Exposition, tentukan dahulu mana subject nya. Jangan keliru dengan answer. Pada Fuga karya J.S Bach, nada bass hampir selalu merupakan answer dan bukan thema subyek. Ketika subyek sudah dijawab, dalam artian bunyi lain sudah memberi jawab pada thema subyek, maka selalu bunyi yang tadinya membawakan subyek, melanjutkan dengan counter subject. 
  • Pada bagian development, tetap dipakai counterpoint. Untuk memudahkan analisa, adalah baik jika dipahami bahwa aplikasi counterpoint dalam development bisa berwujud: Augmentation, Diminuition, melodic inversion, double counterpoint, pedal point, modulation, sekwensi dan bahkan canon. 
  • Secara khusus perlu diperhatikan tentang middle entry, atau tengahan. Middle entry dapat berwujud sebagai STRETTO. Stretto tercapai ketika bunyi 1 sedang membunyikan subyek, belum selesai, namun sudah dijawab bunyi yang lain.
Hal lain yang senantiasa layak diingat adalah bahwa Fuga TIDAK PERNAH tampil dengan urutan yang baku dan terurut. Jangan pernah mengira bahwa subyek hanya sekali saja di bagian depan. Tidak dan bukan demikian. Subyek bisa muncul kembali dan kembali lagi.


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.