Monday, 16 July 2012

Artikel AUDIOPRO Januari 2012 "Dasar Mixing untuk Kick & Snare Drum"

Artikel AUDIOPRO edisi Desember-Januari 2012
DASAR MIXING UNTUK KICK & SNARE DRUM
Oleh: Michael Gunadi Widjaja



Drum set (Drums) memegang peranan sangat penting dalam sensi ritme untuk musik modern. Karenanya, bunyi drums yang sesuai dengan visi musikal sebuah sajian musik menjadi hal penting yang tak dapat dihindari. Dan saat kita bicara tentang bunyi dalam ranah visi musikal, kita akan bicara tentang teknik dan proses mixing, yang merupakan sebuah mata rantai dalam proses penyajian sebuah musik.

Sebagian orang menganggap bahwa mixing adalah seni. Sebagian lagi menganggap bahwa mixing adalah paduan antara seni dan kajian ilmiah. Apapun persepsinya, kita dihadapkan pada sebuah keadaan, untuk membuat tulang punggung rhythm section kita berbunyi sesuai visi kita. Lalu, dari mana kita harus memulai me-mix drums kita.

Dari semua elemen musik, drums adalah hal yang paling complicated jika dibawa ke ranah mixing. Nada yang “tersamar”, locus area pad yang sangat luas, semuanya membawa kemungkinana mix yang hampir tanpa batas. Inilah seni tersendiri dalam me-mix drums.


KICK DRUM

Kick drum adalah bagian yang paling esensial dalam drums, bersama snare drum. Dua organum ini adalah basis dari keseluruhan bangunan ritme kita. Kegagalan me-mix kick drum adalah kegagalan keseluruhan struktur bangunan ritme. Secara konseptual, bunyi mix kick drum adalah yang memiliki nuansa: bunyinya harus padat dan “menghujam” (punchy). Low end-nya harus terdengar mantap. Ini penting untuk mendongkrak jangkauan frekuensi bass. Sebagai konsekuensinya, area mid harus dikorbankan dengan cut yang signifikan. Caranya?

MANIPULASI EQUALIZER
Penekanannya adalah pada manipulasi area frekuensi low end. Jika kita merasa unsur bass kurang menghujam dalam kick drums kita, maka kurva frekuensi mestinya dimanipulasi dengan boost sekitar 80 – 100 Hz.

Untuk memperoleh bunyi yang menghujam namun clean, beberapa sound engineering kenamaan melakukan cut pada mid area sekita 200 – 250 Hz. Di samping itu perlu dilakukan uji coba terhadap bunyi saat beater dimanipulasi dengan berbagai teknik oleh si drummer.

SNARE DRUM

Organum kedua dalam drums yang sangat esensial adalah snare drum. Snare drum sangat penting bagi nuansa bangunan ritme secara keseluruhan. Steady backbeat merupakan fungsi utama snare drum. Untuk mendapatkan bunyi snare yang setidaknya “baik” sebagai sebuah material bunyi musikal, kita dapat melakukannya juga dengan:

FILTERING & EQ
Dengan high pass filter kita bisa menapis semua frekuensi di bawah 100 Hz. Ini senantiasa dilakukan sound engineering papan atas sebagai pijakan utama untuk memunculkan karakter snare drum.

Untuk mendapatkan ketebalan bunyi dan karakter material body snare drum dapat diupayakan sedikit saja boost di sekitar area 150 Hz. Di samping filtering dan EQ, sering juga dimanfaatkan compression. Meskipun pennggunaan dan manipulasi teknik kompresi untuk snare drum masih menjadi bahan perdebatan sound engineering, terutama yang berkaitan dengan rasio kompresi.

Mixing drums bermula pada kick dan snare. Setidaknya dengan dua organum tsb, dasar seluruh bangunan ritme kita telah diberi fondasi yang memadai. Upaya selanjutnya adalah melakukan pemolesan organum lainnya. Dan tentu saja visi sound engineering mutlak diperlukan dalam upaya ini.


No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.