Friday, 1 January 2021

SECANGKIR TIPS MENGORKESTRASI (Bagian ke-2) - by: Michael Gunadi | Staccato, January 2021

SECANGKIR TIPS MENGORKESTRASI 
(Bagian ke-2)
by: Michael Gunadi Widjaja

Staccato, January 2021 



RESUME BAGIAN PERTAMA

Bagi yang tidak sempat mengikuti bagian ke-1, berikut adalah resumenya: 

 

Semesta pembicaraan kita adalah mengorkestrasi

  • Perbedaan antara mengaransir dan mengaransemen
  • Menentukan keperluan orkestrasinya
  • Kemudian ukuran besar orkestrasi, berkaitan dengan JENIS instrumennya
  • Bagaimana membuat ide musikal
  • Bagaimana membuat konsep musikal
  • Menentukan jalur bunyinya
  • Menentukan berapa instrumen dalam tiap jalur bunyi
  • Pengelompokkan instrumen berdasar warna bunyinya
  • Secara sederhana, ini adalah pekerjaan BALANCE AND BLENDING


Untuk memperjelas pembahasan di bagian ke-1, sebelum kita mencecap satu cangkir lagi yang kali ini lebih mantap karena banyak ramuannya, berikut adalah ilustrasi permasalahan kita:



Gambar mengikustrasikan semesta pembicaraan kita pada bagian ke-1. Karya orisinilnya adalah score piano. Melodinya diambil dari nukilan Picture at an Exhibition karya Modest Mussorgsky. Karya ini sebetulnya ada yang sudah dalam format orkestra. Tetapi pada kesempatan ini kita akan mencermati karyanya dalam format piano. 
 
Mari kita cermati saja gambar di atas. Jika anda mainkan score piano, anda akan menangkap bahwa suasananya adalah Fanfare. Pengumuman. Pemberitahuan. Buka. Bahwa, oh ini lho pamerannya. Makanya, untuk orkestrasi semua menggunakan Brass atau seksi tiup logam. Dari hanya dua jalur di piano score, menjadi 5 jalur untuk orkestrasinya. Bisa dilihat, semua materi musiknya tidak ada yang berubah. Persis seperti aslinya. Anda boleh dan sah saja menyebut hal seperti ini sebagai Transkripsi. Karena toh tak ada perubahan materi musik aslinya. Meski demikian, mengorkestrasi tidak sama dengan mentranskripsi. Orkestrasi bertautan dengan pemecahan dan pemgembangan jalur bunyi, serta, jangan lupa, Balance and Blend. Sedangkan transkripsi lebih menitik beratkan pada permainannya, atau performansinya.
 
Mudah-mudahan gambar tadi sudah menyegarkan ingatan Anda, memandu Anda yang belum sempat membaca bagian pertama, dan tentu makin memantapkan pengertian Anda sampai pada pemahaman. Kita lanjut dengan menyeruak yang lebih detail.




SEKSI GESEK ATAU STRINGS SECTION
Untuk melodi dalam rentang nada tinggi, violin atau biolin adalah pilihan yang bijak. Jika dipakai biolin 1 dan biolin 2, maka biolin 2 bisa dipakai sebagai kontra melodi. Untuk lebih memadatkan kesan bunyi, biolin ini bisa digabung dengan woodwind satu oktaf lebih rendah. Viola, tidak berperan melodius. Namun justru inilah mesin penggerak orkestra. Viola lazim memainkan repeated notes sebagai pembagun ritmik.Jika Viola digabung dengan Bassoon secara paralel, sonoritas bunyi akan makin padat. 
 
Kemudian Cello digabung dengan Double Bass akan menghasilkan Bass yang dalam , empuk dan pulen. Namun jangan terjebak, Cello bisa sangat lincah dan tidak terbatas untuk register Bass. Jika seksi gesek ini akan membentuk akor, anda tidak perlu mengurutkan akor dari bawah ke atas. Yang penting tetap dijaga agar karakter akor seperi mayor, minor, konsonan, disonan terdengar jelas.
 




SEKSI TIUP LOGAM ATAU BRASS

Hati-hati. Brass sangat powerfull. Hati-hati, jika untuk register tinggi, Brass bisa menenggelamkan bunyi lainnya. Trumpet, Trombone, Tuba, jika dalam register tinggi, waduh, kencengnya bukan main. Sementara French Horn, jika forte, powernya hanya separuh dari Trumpet. Brass ini cocok untuk membangun suasana dramatik. Meski tak seluwes woodwind, brass cocok untuk meningkatkan suspense dari pianissimo menuju fortissimo atau sebaliknya. Banyak varian bunyi dari Brass. Terutama berkaitan dengan embouchure dan teknik tiup lainnya.

 


SEKSI WOODWIND

  • Flute: karakternya cemerlang, riang pada kunci nada Mayor. Pada kunci nada minor, Flute mampu untuk membangun kepedihan kesedihan
  • Oboe: Pada kunci nada Mayor hmmmmm gakda seninya. Namun bisa sangat patetis di kunci nada minor
  • Clarinet: ekpresif, luwes, bisa riang juga bisa sangat kontemplatif, cocok juga untuk passage yang dramatis
  • Bassoon: bisa membangun melodi untuk musik yang sinisme

 

Pak, Pak ……. Itu karakter begituan kata siapa, Pak? Dari kitab apa, Pak? Hmmmmm. Hmmmmm.



SEKSI PERKUSI
Perkusi, meski nampak dan kedengarannya gedebag-gedebug, sejatinya memiliki timbre yang sangat kaya. Dari mulai metal, kulit binatang, kayu. Beberapa perkusi bisa dilaras. Beberapa lagi unpitched. Jelas perkusi adalah yang paling enak dipakai untuk membuat nuansa dan atmosfir yang khas dalam mengorkestrasi. Namun, bijaklah dalam mengolah perkusi. Anggaplah perkusi itu sentuhan semusim belaka. Pakai sebagai aksen seperlunya. Snare Drum, Timpani atau malahan sebuah cymbal yang dibunyikan secara Crescendo pada akhir frase, wow! Dramatis.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.