Tuesday, 25 October 2011

200 Tahun Franz Liszt : Sang Pionir yang Misterioso


Franz Liszt senantiasa identik dengan piano.Senantiasa identik dengan teknik pianistik yang di luar umum.Sangat sedikit orang tersadar bahwa seorang Franz Liszt sebetulnya adalah seorang pionir.Pianist,Music Inventor,Music Educator,Composer,dengan subtilitas yang kadang misterius.

Memang salah satu kulminasinya adalah komposisi piano yang dianggap sebagai puncak dalam literature piano. Sebagai murid Carl Czerny,Liszt dididik dan dilatih secara militant.Dalam dua tahun Liszt sama sekali tak memainkan pieces namun hanya berlatih teknik dan finger dexterity.Fenomena ini menyemburatkan pada kita,bahwa piano bukan sekedar instrument musical.Piano dalam satu sisi dunia adalah sebuah perjuangan totalitas dengan presisi dan militansi yang hamper sempurna

Franz Liszt  menciptakan PUISI SIMFONI .Sebuah forma simfonia bentuk tunggal.Forma ini merupakan revolusi terhadap forma simfonia dan konserto sebelumnya,yang senantiasa memakai bentuk 3 atau 5 movements.Bentuk Puisi Simfoni Franz Liszt inilah yang mengilhami dan hamper menjadi forma baku bagi simfonia modern dan kontemporer.

Saturday, 22 October 2011

Sepenggal Kisah di Balik CHORO VILLA LOBOS


Dapat dipastikan bahwa Choro(s) no.1 karya Heitor Villa Lobos adalah sebuah masterpiece.Masterpiece utnuk gitar.Semua gitaris papan atas memainkannya.Semua siswa gitar advanced dengan tertatih dan penuh hasrat mencoba menguasainya.Secara implicit,Choro Villa Lobos menjadi ukuran kesaktian para gitaris.Disamping tentu saja lute suite dari Johann Sebastian Bach.

Hal yang menjadikan Choro Villa Lobos fenomenal dan menjadi masterpiece, tak semata kematangan kompositorisnya.Tak semata teknik yang dipaparkan.Banyak aspek musikal yang menjadikan Choro Villa Lobos fenomenal.Diantaranya adalah sosok Villa Lobos sendiri.Jadi sebetulnya,sukses Choro sebagai masterpiece ditentukan oleh,kompositorisnya yang lihai,paparan teknik nya yang eksploratif dan juga imbas dari sosok Villa Lobos sendiri.Dengan demikian,memahami Choro semestinya bertolak dari memahami Villa Lobos secara personal.

Yes, I’m Brazilian - very Brazilian. In my music, I let the rivers and seas of this great Brazil sing. I don’t put a gag on the tropical exuberance of our forests and our skies, which I intuitively transpose to everything I write." 



Friday, 21 October 2011

Leonard Bernstein : The Conductor At Work


Yang membedakan Bernstein dan Karajan barangkali adalah, Bernstein bermazhab Wiener. Sementara Karajan lebih ke arah Mannheimer.Bernstein terkenal dengan emosinya yang meledak-ledak dan ekstrim.Sementara Karajan kaku, presisi, perfeksionis namun gallant.

Bagi Bernstein, podium adalah arena Ballet. Bernstein dapat dengan ekstrimnya meledak ledak dan meletup letup sambil melakukan “tariannya”.

Thursday, 20 October 2011

Horowitz Gallop


Musik membahasakan dirinya sendiri.Bahasanya dapat dengan fasih dilantunkan oleh para virtuoso.Dari kefasihan virtuositas itulah lahir para legenda.Yang senantiasa dikenang,dibicarakan,dan di sisi lain senantiasa terselimuti misteri.Salah satunya adalah Vladimir Horowitz
Sebagai pianis, Horowitz sangat fenomenal.Gaya musiknya banyak ditengarai sebagai beraliran romantik.Horowitz sangat fenomenal dalam berpuisi melalui piano.Disamping itu,Horowitz dikenal memiliki tone color yang fantastic.Puisi pianistik nya dapat berada dalam tone mellow yang mendayu bahkan mengharu biru.Bisa juga menjadi garang bak auman singa.Pencapaian tone color ini tak dapat dilepaskan dari control finger dexterity secara anatomical yang mumpuni.

Anatomical finger dexterity control ini pulalah yang memunculkan aspek fenomenal dari Horowitz.Kecepatannya memainkan oktaf parallel nyaris tak tertandingi.Gerakan jarinya saat memainkan blocking chord yang progresif,juga sangat fenomenal.Banyak pianis jaman kita yang memiliki kecepatan.Yang membadakan mereka dengan Horowitz adalah,bahwa Horowitz dengan kecepatan jemarinya yang luar biasa,tetaplah manusiawi.Puisi pianistiknya tetap mengalir sebagaimanan irama kehidupan itu sendiri.Tanpa terjebak menjadi atraksi acrobat jari.

Tuesday, 18 October 2011

Herbert Von Karajan Sang Jenderal


Popularitas Herbert Von Karajan seolah tak lekang oleh jaman.tak pupus oleh berkembangnya arus selera musikal.Popularitas Karajan seiring jalan dengan beberapa kontroversi yang seolah merindik dalam setiap langkahnya.

Orang mengidentikkan Karajan dengan Berlin Philharmoniker.Dan meski Karajan adalah Austria,disiplin musikalnya sangatlah Mannheimer dan JERMAN.Sublimasinya dengan Berlin Philharmoniker pun tidaklah semulus rumah tangga pasangan abadi.Affair Karajan dengan seorang pemain Klarinet sempat membuat garis-garis keretakan dalam hubungan Karajan dengan Berlin Philharmoniker.


Monday, 17 October 2011

Freedom To Be Free For Cello

-->

Kebebasan bagi sebagian pemusik merupakan sebuah cita-cita.Setidaknya sebuah angan yang terkadang terkesan sangat utopis.Angan yang ngungun bahwa dengan kebebasan,akan ada rasa dan ruang bebas untuk pengejawantahan jiwa.Secara tak sadar,musik mengalami evolusinya dalam ranah pencarian esensi kebebasan ini.Yang menarik adalah tahapan yang dialami oleh alat musik CELLO.

Bentuk fisik yang tergolong tambun,tidak montok,dengan suara mellow yang heavy,memberi ruang bagi cello menjadi bagian subordinasi.Subordinasi dari ensemble-ensemble dan orkes-orkes yang didominasi kelincahan dan kegenitan serta narsisme violin.

1690 di Bologna Itali,ada sekumpulan orang-orang yang menjadi pelaku dan tentu saja mengalami subordinasi cello.Salah satu diantara mereka,yakni Domenico Gabrielli,membuat sebuah lompatan besar/Lompatan untuk memberi ruang dan daya pesona yang berbeda terhadap cello.Pada tahun 1687 Domenico Gabrielli menerbitkan 7 set naskah untuk Cello.Formanya adalah Ricercare.Ricercare itu sendiri adalah “Prelude”.Para kritikus menganggap set gabrielli ini sebagai sebuah lompatan awal “pembebasan” cello.Tak lagi harus menjadi subordinan,melainkan tampil solo tanpa pengiring apapun.

Musik Anak Tiri dan Anak Angkat


Penulis Tamu :Slamet A.Sjukur:

INDONESIA TUAN RUMAH
FESTIVAL  MUSIK  KONTEMPORER  ASIA-TENGGARA

Ini sama sekali di luar perhitungan akal yang normal. Bagaimana musik kontemporer indonesia yang merupakan anak yatim-piatu di negeri kita ini bisa menjadi tuan-rumah sebuah hajatan yang menelan biaya sekitar €.60.000,- atau hampir Rp.800.000.000,-. 
Berbeda dengan olah-raga yang menjadi anak-emas negara yang senantiasa bergelimang kemewahan dan karena itu penuh intrik dan sering menjadi sumber berbagai hal yang tidak sportif, festival musik ini sangat efisien dan memancarkan aura persahabatan yang sangat sehat.
Ini berkat uluran tangan para ‘orang-tua angkat’ yang tahu menghargai kekuatan musik Indonesia: Goethe Institut, Kedutaan Jerman, Kamar-Dagang Jerman-Indonesia dan sejumlah mitra Jerman dan Indonesia (terutama Universitas Pendidikan Indonesia dan Taman-Budaya Bandung).

Sunday, 16 October 2011

The Young Person”s Guide To The Orchestra


Benjamin Britten


The Young Person”s Guide To The Orchestra (YPGO) adalah judul komposisi karya Benjamin Britten.Seorang composer,pianis dan dirigen asal Inggris.YPGO merupakan sebuah komposisi musik yang sangat edukatif.Dibuat pada tahun 1948.Secara formatif YPGO sebetulnya adalah sebuah gubahan VARIASI dan FUGA dari sebuah Thema RONDO ABDELAZAR karya Henry Purcell.Nilai edukatifnya terletak pada “cara” Britten menggubah komposisi ini.Sangat bermanfaat bagi para pemula untuk mempelajari orkestra sebagai sebuah kesatuan organum bunyi.



Friday, 14 October 2011

Telaah Etude Fernando Sor



Di kalangan pemain gitar klasik,penggemar gitar klasik dan pemerhati gitar klasik, Fernando Sor bukanlah nama asing.Fernando Sor adalah pemain gitar sekaligus komposer musik gitar dan juga paedagog gitar. Sor menggubah banyak musik untuk gitar.Gubahannya terbentang luas.Dari mulai musik gitar untuk pemula hingga konserto gitar.Sor juga membuat metoda pelajaran gitar.Meski sudah nampak uzur,metoda Sor tetap dijadikan acuan bagi metoda gitar modern.

Hal lain yang fenomenal dari kiprah Fernando Sor adalah gubahan etudenya.Etude Sor memiliki nilai teknik yang baik bagi finger dexterity, fretboard geography dan juga musikalitas pemain gitar.Meski memakai forma etude, Sor tetap mengupayakan agar etude nya tetap memiliki kemandirian sebagai sebuah musik. Maka, tak heran jika etude Sor seringkali menjadi repertoire “wajib” para konser master gitar sepanjang masa.
Salah satu Etude Sor yang sangat terkenal adalah etude opus 35 No 14.Etude ini masuk dalam kompilasi etude standard,termasuk dalam editing versi maestro Andres Segovia.