Wednesday 11 September 2013

"RASA BALI AROMA AMERIKA" - by: Michael Gunadi Widjaja

"RASA BALI, AROMA AMERIKA"
by: Michael Gunadi Widjaja


Tak diragukan lagi jika pulau Bali adalah primadona dalam pariwisata Indonesia. Bali memang sarat unsur pendukung industri pariwisata. Dari mulai alamnya, adat istiadat hingga rupa-rupa hasil seni. Tak heran jika beberapa dekade silam. Bali malahan lebih populer dibanding Indonesia. Tentu kita belum lupa akan pertanyaan semacam: “Indonesia itu sebelah mananya Bali?” Pertanyaan yang mungkin menggelikan namun sempat populer dan memang demikianlah Bali - pesona eksotisme pada sebuah pulau Dewata.

Diantara sekian banyak pesona Bali, tentu salah satunya adalah hasil seni budaya. Seni tari, seni kriya, seni arsitektur tradisional, dan tentu saja GAMELAN BALI. Gamelan Bali adalah satu orkestra terpopuler di dunia. Bergandeng tangan dengan Javanese Gamelan. Jika kita sempat berkunjung ke Amerika Serikat, tidaklah sulit bagi kita untuk menemukan fakta bahwa gamelan Jawa dan Bali memiliki popularitas yang luar biasa dibanding musik tradisionil India, Cina, Jepang, Korea, dan kawasan Timur Tengah. Banyak faktor yang menjadikan gamelan Bali dan Jawa demikian populer di USA. Yang jelas adalah karena gamelan Bali dan Jawa memiliki keunikan, eksotisme, dan bahkan erotisme yang agung dan khas.

Gamelan Bali

Tanpa perlu menjadi seorang pemusik, orang tentu dapat mengatakan bahwa gamelan Bali jelas sangat berbeda dengan gamelan Jawa. Sebetulnya, dalam esensi forma musikalnya, gamelan Bali dan Jawa memiliki kemiripan. Musik Gamelan (Bali dan Jawa) senantiasa terdiri dari:
  • Struktur metrum: Yakni pembagian kerangka musik menjadi pola-pola ketukan 
  • Cantus Firmus: Bagian ini lazim disebut pokok gendhing atau melodi pokok 
  • Tafsir: Interpretasi improvisasi dari melodi pokok 
  • Teknik komposisi pun mengandung kemiripan. Senantiasa ada interlocking, semacam kotekan.
 Gamelan Bali Kebyar

Secara khusus, Gamelan Bali terdiri dari banyak macam, jika dilihat dari perangkatnya. Gamelan Pelegongan, Gamelan Angklung, Gamelan Joged Bumbung, dan Gamelan Suci khusus untuk keperluan keagamaan. Dari segi gaya permainan pun, Gamelan Bali memiliki corak yang beraneka macam. Namun yang paling populer adalah GAYA KEBYAR. Istilah kebyar, adalah bunyi onomatopoetis (seperti istilah Dang Dut yang menirukan bunyi gendang), karena dalam setiap pembuka komposisi musik Gamelan Bali gaya Kebyar senantiasa terdengar bunyi “byaaaaaaaaarr.” Gaya Kebyar menjadi populer dikarenakan dalam gaya Kebyar inilah Gamelan Bali memperoleh ruang untuk dikreasi secara bebas. Gaya Kebyar dengan kebebasan kreasi inilah yang nampaknya menggelitik pemusik-pemusik manca negara untuk juga membuat komposisi musik dengan idiom dan tata gramatika Gamelan Bali gaya Kebyar. Salah satu kelompok pemusik yang tertarik dengan hal demikian adalah LOS ANGELES GUITAR QUARTET.

 Source: Seasontkt

Los Angeles Guitar Quartet (LAGQ) adalah sebuah ensemble gitar terkemuka di dunia. Kelompok ini dibentuk tahun 1980 dan bermarkas di kota Los Angeles, USA. Terdiri dari empat pemain gitar yang juga dosen musik terkemuka di Amerika. Mereka adalah: John Dearman (spesialis gitar akustik berdawai 7), Andrew York (kemudian digantikan Matthew Greif), Scott Tennan, dan William Kanengiser (kemampuan permainan gitarnya paling menonjol). LAGQ memainkan semua genre musik. Dan dengan empat gitar kelompok ini mampu memainkan score sebuah orkestra yang rumit dengan sempurna. LAGQ juga pernah meraih penghargaan Grammy Award, yang sekaligus menjadikan kelompok ini sebagai artis terkemuka dalam blantika musik seni.

LAGQ: Scott Tennant, William Kanengiser,  
Matthew Drief, John Dearman (dari kiri)

Dari sekian banyak karya kelompok Los Angeles Guitar Quartet, yang kali ini dikemukakan adalah karya musik berjudul GONGAN”. Gongan adalah komposisi karya William Kanengiser. Istilah “Gongan” dalam musik gamelan merujuk pada rentang waktu bunyi gong dalam siklus periodik waktu. Gongan menjadi menarik karena Gongan adalah komposisi musik dengan Rasa Bali Aroma Amerika.

Los Angeles Guitar Quartet "GONGAN"

Mendengarkan Gongan serasa mendengarkan sebuah orkestra Gamelan Bali, namun dibunyikan hanya dengan empat buah gitar akustik saja. Untuk mendapatkan efek bunyi metal dari Gamelan Bali, LAGQ melakukan inovasi yang unik. Tiap dawai pada gitar, dijepit dengan menggunakan penjepit dasi. Pantulan senar yang disumbat jepitan dasi, saat dipetik menghasilkan efek bunyi metal yang sungguh bernuansa Gamelan Bali. Dalam Gongan semua unsur dan teknik Gamelan Bali terdengar jelas: imbal-imbalan, tiruan kotekan, bahkan sesi pembuka pun nyata menggunakan pembuka yang lazim dalam gaya Kebyar Gamelan Bali. Yang unik adalah, meski rasa Bali amat nyata, komposisi Gongan tetaplah disusun dengan latar budaya Musik Barat. Jelas nampak bahwa komposisi Gongan disusun dengan konsep yang tergarap matang terlebih dahulu.Hal ini berbeda dengan proses kreasi musik Gamelan yang senantiasa berkait dengan spontanitas berdasar nuansa sosial yang terjadi saat itu.

Sementara orang mungkin akan berpikir dan berujar demikian: “Ya kalaupun tahu ada musik gamelan dimainin pake gitar, trus…mo ngapain? Apa sih untungnya kita ngedengerin musik macam begitu…?” Secara tegas harus dikatakan SAMA SEKALI TAK ADA UNTUNGNYA. Apalagi keuntungan materi. Sama sekali tidak ada. Musik bukanlah semata lahan industri. Keuntungan dengan eksploitasi musik hanyalah dilakukan oleh birokrat dan politisi yang sesaat menjadi arogan. Juga oleh para cukong kaya yang sesaat menjadi tamak. Bagi orang “biasa,” nampaknya sudah waktunya kita memberi porsi pada musik untuk menyuarakan kesejatian. Kesejatian dalam mengolah rasa dalam bingkai budaya untuk sosialisasi yang lebih “sehat”.
Dalam Rasa Bali Aroma Amerika yang diwujudkan dalam karya musik Gongan, setidaknya membawa kita pada satu kesepahaman, bahwa Gamelan Bali adalah national heritage sekaligus juga world heritage. Harta kekayaan bangsa dan dunia. Sebagai harta kekayaan mestinya Gamelan Bali mampu meningkatkan dan mempertahankan kehormatan kita dalam blantika budaya antar bangsa. Usaha ini akan mentah jika kita senantiasa mengambil jarak terhadap Gamelan Bali dan musik tradisi kita pada umumnya. Los Angeles Guitar Quartet dengan rasa Bali aroma Amerika mengajarkan pada kita, sudah waktunya kita lebih berbangga dan mengedepankan perhatian dan apresiasi kita pada musik tradisi di tanah air. Hal semacam ini lebih bermartabat dibanding menjadikan musik hanya sebagai alat kepentingan politik dan mesin uang dalam industri semata.

1 comment:

  1. ga bisa berkata apa2...saya sangat menikmati komposisi yang mereka bawakan.

    Luar biasaaa

    ReplyDelete

Note: only a member of this blog may post a comment.