"GITAR KLASIK DI FLS2N"
by: Michael Gunadi Widjaja
APA ITU FLS2N?
FLS2N adalah FESTIVAL
DAN LOMBA SENI SISWA NASIONAL. Sebagai penyelenggara adalah KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
serta DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH. Ini adalah sebuah acara
lomba seni bertaraf nasional dan resmi diadakan, diurus, dan diatur oleh
Pemerintah Pusat. Pelaksanaannya pada bulan April 2016. Untuk tingkat SD, SMP, SMA, termasuk kejuruan. Dimulai dari
tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan kota, karesidenan, propinsi, dan nasional. Final tingkat nasional senantiasa diadakan bergilir di ibu kota
Propinsi. Sesuai dengan data, final FLS2N berlangsung dengan sangat bagus sebagaimana layaknya
pertunjukan seni berkelas internasional - mulai dari tata panggung sampai administrasi
manajemen pelaksanaannya.
Pada tahun 2016 ini, FLS2N mencamtumkan satu
mata lomba seni yakni GITAR KLASIK. Menjadi menarik untuk mencoba menarik benang merah
pemaknaan peristiwa ini. Sebagai sebuah penelaahan diri sekaligus permenungan. Tujuannya agar di
masa mendatang pelaksanaan acara semacam ini dapat diselenggarakan dengan
lebih layak lagi.
MAKNA GITAR KLASIK DALAM SEBUAH LOMBA
Dicantumkannya
GITAR KLASIK sebagai mata lomba FLS2N, mau tidak mau memunculkan logika demikian: bahwa pemerintah kita, secara formal
menaruh perhatian besar pada seni musik yang adalah musik seni. Bahwa Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan,
sebagai penyelenggara menaruh perhatian besar terhadap
GITAR KLASIK. Tidak dicantumkan LOMBA PIANO. Padahal jika kita teliti, jumlah siswa piano di Indonesia jauh
lebih besar dibanding siswa Gitar Klasik. Nampaknya, pemerintah dalam hal hal ini
KEMENDIKBUD, masih menganggap bahwa gitar klasik adalah alat musik yang “murah
meriah” namun mengakomodir daya musikalitas secara mumpuni. Tentu saja jika
misalnya diadakan lomba piano, panitia di daerah akan sangat kerepotan memfasilitasi pianonya. Yang meski telah
ada piano digital, tetap harganya
tidaklah murah dibanding gitar klasik. Ingat bahwa ajang ini dimulai dari tingkat DESA.
Dalam tulisan
ini,saya akan mengambil contoh materi lomba gitar klasik FLS2N untuk tingkat SMP. Alasannya adalah, karena SD
rentangnya terlalu lebar dengan 6 kelas. Sementara SMA sudah terlalu sibuk dengan urusan masuk perguruan tinggi
yang makin ketat persaingannya. Materi lombanya adalah sebagai berikut:
Dari Petunjuk Pelaksanaan
FLS2N Tingkat SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2016
yang dapat diunduh gratis di situs resmi
Kementrian Pendidikan Nasional
- Moorish Dance: Traditional Spanyol Arransemen F.Noad
- Waltzer: F.Carulli
- Waltz in C Major op. 121, No. 1: F.Carulli
- Allegro op. 50: Mauro Giuliani
- Menanam Jagung: Ibu Sud Arransemen Eddy Husni Rachim
- Desaku: L.Manik Arransemen Eddy Husni Rachim
- Terima Kasihku: L.Sri Widodo Arransemen Eddy Husni Rachim
- Potong Bebek Angsa: Lagu Timor Arransemen Eddy Husni Rachim
MENYIKAPI MATERI LOMBA GITAR
KLASIK
FLS2N adalah
sebuah program hasil kebijakan Pemerintah. Sebuah kebijakan
Pemerintah adalah kebijakan yang bersifat publik. Karenanya sangat perlu
dikaji dan ditelaah. Bukan sebagai kritik. Namun lebih pada cerminan upaya kepedulian.
PESERTA TERBATAS
Dari materi
lomba, nyata bahwa peserta lomba akan sangat terbatas. Sangat tidak mungkin dan
bahkan mustahil di saat ini jika Daerah seperti Tegal Jawa Tengah, Wamena Papua, dan sebagian besar kota
di Indonesia memiliki siswa yang dapat memainkan partitura semacam itu. Yang bisa terjadi
adalah: misalnya seorang anak tinggal
di Jakarta. Anak itu belajar gitar klasik lebih dari dua tahun. Kemudian bapaknya
jadi pejabat di Tegal, si anak ikut pindah kemudian memperkuat sekolahnya dalam lomba ini. Namun hal semacam
itu nampaknya sebuah keajaiban alam ya.
BALANCING REPERTOIRE
Arransemen lagu
nasionalnya, sangat sederhana. Hanya berupa passing bass sebagaimana pelajaran 6 bulan pertama Gitar
Klasik. Jelas sangat tidak sebanding dengan karya Aguado dan Carulli, dalam
tingkat kesulitan dan teknik. Lagu nasional tersebut sebagai MATERI PILIHAN. Disini terjadi
kelucuan dan kekonyolan. Justru dalam lomba gitar klasik pada umumnya, termasuk yang berskala internasional, materi pilihan
lah yang memberi peluang pada peserta untuk tampil maksimal. Bukan malah
melorot turun tingkat kesulitan dan teknik nya.
KATEGORI DAN KUALITAS JURI
Kemudian yang
penting adalah juri nya. Musik Klasik, termasuk GITAR KLASIK, memiliki aspek musikalitas yang sangat kompleks. Tidak sekedar main tanpa
salah. Pertanyaannya adalah apakah daerah seperti Tegal, Wamena, Muncar, dan kota kecil
lain di pelosok nusantara mampu menghadirkan juri semacam itu? Mau impor juri dari kota
besar? Waaaah tunggu dulu,
Bung! Dinas
Pendidikan Tingkat Kota akan langsung jadi defisit dan kepala dinasnya
bisa-bisa ngantor cuma pake celana dalam.
Berbeda misalnya
dengan seni tari dan vokal. Lulusan universitas keguruan jumlahnya sangat
buanyak bin melimpah binti meruah untuk tari dan menyanyi. Jadi gampang saja mencari juri untuk lomba tari dan menyanyi di desa dan kota kecil. Kalau untuk Instrumen?
Waaaaah nanti dulu, Bung! Nih kalau mau tahu, di universitas
keguruan yang
ada di Indonesia tuh, cari instrumen gitar
klasik kelas konser saja langka! Saya tandaskan lagi. Di kota Tegal Jawa
Tengah, dalam waktu 15 menit saya bisa mendatangkan 50 guru tari profesional dan
150 guru nyanyi profesional.
Tapi untuk guru Gitar Klasik? Bung, 15 tahun belum tentu
ketemu! Terus ngapain KEMENDIKBUD mengadakan lomba macam begini ya? Mari kita
tanya pada rumput yang bergoyang deh!
LOMBA SOLO GITAR KLASIK VS GITAR
TUNGGAL
Dilihat dari kacamata pekerja musik, lebih masuk akal
jika KEMENDIKBUD di tahun berikutnya menyelenggarakan lomba semacam berikut ini: Judulnya BUKAN
LOMBA SOLO GITAR KLASIK. Tapi cukup LOMBA GITAR TUNGGAL. Materinya bukan lagu klasik baku, melainkan hanya
MELODI LAGU DAERAH. Dari melodi ini, silahkan siswa mengolah menjadi sebuah kelayakan solo guitar. Ada bass, melodi, dan harmoni. Ini lebih masuk akal dibanding jika anak dusun harus muntah membaca
partitura Musik
Klasik. Dengan
keleluasaan tersebut, anak kampung bisa main gitar tunggal secara layak. Misalnya dengan gaya TARLING
Cirebonan. Teknik petik gitar Banjarmasin bahkan adaptasi teknik petik KEDIRE
Sulawesi. Tanpa harus teralienasi dengan arpeggio Musik Klasik.
Kemudian sebagai
penilaian adalah ORISINALITAS meliputi ide dan konsep garapan. Dan sama sekali
bukan aspek teknik baku yang dalam batas tertentu malahan membuat alienasi
budaya.
Tidak semua materi lomba seni harus dilaksanakan di tiap daerah.
ReplyDeleteDi Jakarta ada satu opsi yg mengharuskan peserta memainkan lagu daerah dengan aransemen sendiri ( dibuatkan pelatih/gurunya dan tertulis ). Ini baik untuk menambah khasanah partitur lagu daerah indonesia. Karena biasanya gitaris kita enggan utk menulis part. Tentang judul lomba gitar klasik dapat juga diartikan jenis instrumennya, ( bukan gitar elektrik, atau akustik folk). Partitur musik klasik yg dilombakan sy beependapat bahwa agar ada standar penilaian yg baku untuk teknik, interpretasi dlsb. Jika tidak demikian penilaian akan sangat subyektif, karena pada dasarnya rasa seni /art tidak dapat diperlombakan.
.thanks, salam Gitar.
Untuk lomba gitar solo (bukan hanya klasik) dengan materi lagu daerah sudah dilombakan di jenjang SMA. Untuk SMP (mungkin) panitia sengaja mengkhususkan klasik murni, karena alasan yang pertama adalah akademis, yang harus disiplin dengan not. yang kedua memperkaya jenis lomba karena gitar solo secara umum (bisa klasik, fingerstyle, dll) sudah diwadahi di jenjang SMA.
ReplyDelete