Wednesday, 5 December 2012

PENGANTAR INTERPRETASI PADA KARYA JOHANN SEBASTIAN BACH ( Bagian 3)


PENGANTAR INTERPRETASI PADA KARYA 
JOHANN SEBASTIAN BACH
(Bagian 3)


Berbekal penjelasan tentang cara bermain ornament,prinsip figurative bass dan voicing,meskipun berasal dari keterangan Bach sendiri,belumlah cukup untuk dapat menginterpretasi karya Bach. Ada elemen yang masih kurang sebagai sebuah pijakan interpretasi.Elemen-elemen tersebut adalah: Sopan santun, adat istiadat, dan sikap mental yang berlaku di masyarakat jaman Bach. Semua elemen tersebut perlu mendapat perhatian khusus, BUKAN HANYA sebagai telaah sejarah,melainkan untuk mengenali retorika dari karya Bach.

Yang kita alami sekarang ini adalah, kita “dipaksa” untuk mendengarkan Bach versi orang modern. Hal ini sama sekali tidaklah salah.Hanya saja,perlu ada upaya lebih mendalam untuk menilik gaya retorika Bach.Sehingga musiknya bukan hanya terdengar “merdu” belaka, melainkan sampai dapat menghadirkan apa yang tersirat dibalik lanskap kompositoris karya Bach.

Jadi persoalan mendasar kita adalah,kita disajikan karya Bach dalam dua versi.Versi asli dari jaman Bach, yang masih terus diupayakan untuk di rekonstruksi,dan versi orang jaman kita. Tentu juga dengan retorika orang modern.Retorika modern ini terlalu terpaku pada sensasi tentang kemerduan bunyi dan teknik permainan.Francois Couperin mengatakan demikian: “Pengalaman telah menunjukkan pada kita bahwa tangan terkuat dan mampu mengalirkan kecepatan bermain yang tinggi, bukanlah merupakan hasil terbaik untuk mengekspresikan semua sentiment“

Mengawali telaah kita tentang retorika Bach,ada baiknya dikutip kata pengantar yang diberikan Bach sendiri pada 1723 saat meluncurkan rangkaian INVENTIONS.Bach menuliskan begini: “Invention ditulis untuk mengajarkan kebenaran dalam bermain dan membantu murid untuk dapat menghasilkan nada yang bernyanyi (singing out)“ Bach sangat menghina para composer yang hanya mementingkan ketepatan penjarian dan senam jari.Bach menyebut mereka sebagai CLAVIER HUSAREN.

Sampai di sini, ada hal yang menarik.
Kita selama ini menganggap Invention Bach sebagai etude yang menitik beratkan gerakan sinkronisasi jari tangan kiri kanan dalam musik dua jalur. Ternyata, Bach sendiri bertujuan agar Invention nya lebih kearah produksi bunyi dan nada yang semanusiawi mungkin



Faktor lain yang seringkali cukup sensasional adalah masalah perbedaan instrument musik di jaman Bach dan jaman kita sekarang ini. Contoh yang paling signifikan adalah di seputar instrument organ. Nampaknya menarik mengutip pendapat seorang pakar organ dalam kaitannya dengan gaya retorika dan interpretasi musik karya Bach. Dia adalah Albert Schweitzer. Bagi Albert Scheweutzer, kemerduan musik Bach sangat terganggu pada organ modern.Organ di jaman Bach memiliki perbandingan main dan mix voice secara berimbang. Organ modern, memiliki kadar mix voice yang terlalu berlebihan. Demikian juga dengan situasi akustik gedung-gedung tempat pagelaran karya Bach.


Jadi intinya, jika Bach hendak di cari retorikanya, 
yang perlu kita lakukan sebetulnya adalah 
berani menyisihkan elemen-elemen yang oleh kita dianggap modern, 
namun sebetulnya tanpa kita sadari sudah menghilangkan esensi utama retorika Bach,
yakni KESEIMBANGAN DAN KEMURNIAN sebagaimana musik surgawi.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.