LIPUTAN RESITAL
PIANO CHRISTIAN LEOTTA:
"SAAT
BEETHOVEN MENJELMA MENJADI MOZART"
(Liputan Majalah STACCATO, edisi Maret 2013)
Christian Leotta, pianis asal Italia menggelar resital piano di Gedung
Kesenian Jakarta pada 11 Februari 2013. Resital tersebut diselenggarakan oleh
Kementrian Negara Italia, bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Italia (Istituto
Italiano Di Cultura) dan Gedung Kesenian Jakarta.Resital terbuka untuk umum.
Ada dua hal
menarik yang sekaligus juga merangsang minat Team Staccato untuk meliput. Pertama
adalah apa yang tertulis pada publikasi Christian Leotta. Dalam publikasinya
ditulis bahwa Christian Leotta adalah pianis termuda kedua di dunia, setelah Daniel Barenboim, yang berhasil meng"khatam"kan (bukan sekedar
tamat tapi khatam) seluruh seri Sonata karya Beethoven. Catatan dari publikasi
ini menyisakan beberapa pertanyaan: apakah dengan mengkhatamkan seluruh seri Sonata Beethoven kemudian Christian
Leotta layak menyandang predikat interpretator Beethoven? Sebagaimana Glenn Gould untuk Bach dan Anton Rubinstein untuk Nocturno dari Chopin, ataukah khataman tersebut
adalah perwujudan idola Christian Leotta terhadap Beethoven, atau juga
mungkinkah ada hal-hal lain yang menyebabkan khataman seri Sonata Beethoven
perlu dipaparkan secara publik?
Hal kedua adalah,
ekspektasi sebuah bentuk interpretasi yang berbeda - bagaimana karya Beethoven
yang bermazhab Mannheimer akan diinterpretasi dengan gaya Italia yang panas dan
spontan.
Malam itu dapat
dikatakan kursi Gedung Kesenian Jakarta yang berjumlah 472 termasuk balkon, nyaris
penuh terisi. Sebagian besar hadirin adalah warga negara asing yang ekspatriat
di Indonesia. Kehadiran mereka juga menarik untuk sekedar ditelaah. Apakah para
ekspatriat itu sungguh mencintai Musik Klasik, khususnya musik piano? Atau apakah
para ekspatriat tersebut mengidolakan Christian Leotta? Atau apakah para
ekspatriat tersebut hadir karena basa basi diplomasi antar bangsa karena konser
ini resmi diselenggarakan perwakilan negara Italia?
Resital Piano
Chistian Leotta dimulai tepat pukul 8 malam. Dalam resital ini penyelenggara
tidak menyediakan programme notes secara khusus. Hanya selembar kertas berwarna
berisi riwayat perjalanan karir Christian Leotta dan judul-judul repertoire
yang akan dimainkan malam itu.
Jika kita googling
di situs video youtube, terpampang bahwa semua video dari Christian Leotta
adalah ketika sang pianis seluruhnya memainkan seri Sonata Beethoven dan memang
malam itu semua repertoire yang dibawakan adalah seri Sonata Beethoven.
Resital Christian
Leotta mengambil setting dan adab yang sudah sangat lazim dalam sebuah
pagelaran Musik Klasik. Christian Leotta memasuki panggung tanpa basa basi dan
memberikan hormat. Dia mengenakan tuxedo yang dapat dimaknai bahwa resitalnya
adalah sebuah pagelaran resmi yang tentunya telah dipersiapkan dengan
formalitas yang terjaga. Secara teknik dan musikalitas, Christian Leotta layak
disebut pianis kelas international. Dia memiliki dexterity yang baik, pedalling yang bagus, dan juga power serta kecepatan yang memadahi. Permainannya
pun bukan saja eksplorasi rentang dinamika melainkan sudah sampai pada taraf tone color.
Saat nomor pertama
bergulir, kami sempat terhenyak karena Beethoven disajikan sebagaimana halnya
Mozart. Gramatik dan retorika musik Beethoven sama sekali tak muncul. Yang ada
malahan kegenitan dan kenakalan musikal alla Mozart. Dalam nomor kedua malah
kegenitan ala Mozart semakin menjadi-jadi dan ditambah dengan romantisme yang ala
Chopin.
Mengenai hal ini
memang sah-sah saja jika orang memperdebatkan. Tetapi jika nurani ini diberi
kesempatan untuk sedikit saja berkata jujur,yang terjadi malam itu adalah
BEETHOVEN YANG MENJELMA MENJADI MOZART. Untuk sebagian orang musik malam itu
sah saja dianggap indah mengharu biru sampai mampu menggerakkan komentar BRAVO
BRAVO. Pertanyaannya adalah apa sebetulnya yang terjadi sampai sampai orang
seperti Christian Leotta yang notabene khatam semua seri sonata Beethoven
sampai menjelmakan Beethoven menjadi Mozart?
Meski demikian
kita tetap memberi respek dan apresiasi bagi Christian Leotta dan juga pihak
kedutaan Italia.Yang telah dengan sangat baik menghadirkan sebuah alternatif
dan resital berskala dunia.
TIM LIPUTAN STACCATO
(Michael Gunadi Widjaja)
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.