Wednesday, 30 September 2020

PENGIRING - by: Michael Gunadi | Staccato, October 2020

“PENGIRING”
By: Michael Gunadi
Staccato, October 2020


PROFESI ACCOMPANIST

Pengiring atau Accompanist, lazimnya memainkan piano, organ atau gitar. Adalah sebuah profesi dalam ranah musik. Para pengiring adalah pemusik professional yang pekerjaan nafkah hidupnya adalah mendukung, berkolaborasi, dan bahkan kadang harus turun tangan untuk melatih. Biasanya ini terjadi pada sesi vokal dan paduan suara atau Choir. 

 

Seni yang dilayani para pengiring, terkadang juga melibatkan seni tari, seni teater juga cabang seni lainnya yang membutuhkan iringan musik. Dikarenakan bidang pekerjaan musiknya itulah, para pengiring kemudian mendapat predikat atau sebutan. Waaah.. dia itu pengiring choir. Kalau yang itu tuh, dia pengiring solo vocal. Oh… yang dekil itu dia pengiring musik teater. Dalam sesi rehearsal, tidak jarang pengiring ini harus membimbing, bahkan mengajari artisnya. Karena biasanya, si pengiring memiliki pengalaman dan jam terbang serta musikalitas yang lebih luas dan intens dibanding artisnya. 

 

KUALITAS YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PENGIRING

Sebetulnya, menjadi pengiring, dalam batas tertentu, adalah terbukanya kesempatan jenjang karir yang sangat luas. Dari mulai Choir lokal, penyanyi yang baru coba jadi artis sambil gemeteran, sampai Ballet, Dance Theater dan vocal recital yang berkelas serta representatif. Pekerjaan sebagai pengiring, memiliki tuntutan yang sangat tinggi dan juga kepribadian yang sangat luwes dan supel. 


Yang utama, seorang pengiring harus memiliki kepekaan terhadap unsur-unsur pertunjukan musik. Seorang pengiring juga disyaratkan mampu bekerja dibawah tekanan. Terutama jika ia disewa jasanya untuk mengiringi lomba atau audisi. Sebetulnya, sangat banyak pula pengiring yang berprofesi ganda. Merangkap sebagai guru musik. Double career ini sangat menguntungkan dalam pekerjaan si pengiring. Saat mengiringi Choir, naluri guru akan segera terpantik untuk memonitor semua yang berjalan tak semestinya. Tak jarang, seorang pengiring memiliki asisten dan bahkan staf. Team ini diperuntukkan untuk mencatat keinginan si penyewa jasanya, termasuk dari pihak manajemen artis dan venue pertunjukan. 



SEPAK TERJANG PENGIRING DALAM INDUSTRI MUSIK

Dalam lingkup profesionalnya, para pengiring ini juga diminati oleh industri musik. Terutama pengiring yang memang spesialisasinya adalah mengiringi dan bukan sambil jual tampang menjadi solois. Tentu pada awalnya, para pengiring ini adalah manusia bebas merdeka. Tak terikat kontrak dengan pihak manapun, terutama industri musik. Karirnya diawali dengan hubungan baik secara personal. Hubungan baik terhadap artis, manajemennya, berbagai jasa pertunjukan sampai makelar pertunjukan. 

 

Seiring berjalannya waktu, yang bebas merdeka atau freelance itu, bisa mencapai level profesional tertentu. Di titik inilah ia mulai dilirik oleh industri musik. Dan satu dasawarsa silam, saat industri musik masih berjaya, honornya sangat menggiurkan. Pengiring, meski bersifat full timer work field, tak selalu rutin mendapat order. Maka dari itu, rata-rata pengiring masih terus melanjutkan ranah profesi seperti mengajar dan membuat komposisi atau mengarang lagu.


KEAHLIAN & KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI PENGIRING

Lalu, keahlian dan ketrampilan apa saja yang perlu dimiliki oleh seorang pengiring?

 

Professional Skills

* Sight-reading

* Broad musical repertoire and knowledge

* Collaboration (rehearsed and on-the-spot)

* Great ears for musical nuance (tempo, phrasing, tone, etc.)

* Teaching

* Networking


 


SENI BERGAUL DAN BERSOSIALISASI

Hal yang terpenting selain, keahlian professional adalah kemampuan menerapkan seni bergaul. Pekerjaan pengiring bersifat sangat Demanding. Jadi jika Anda congkak sombong blagu, tidak supel dan memuakkan, bau, dekil, udah deh. Pintu rejeki sebagai pengiring akan tertutup terkunci rapat. Dan ada satu hal lagi, yakni tentang jadwal hidup. Demanding nya pekerjaan sebagai pengiring, menyebabkan kerja pengiring bisa saja berlangsung dengan waktu yang tidak normal. Choir para anggota partai politik misalnya. Bisa saja melakukan latihan mulai jam 10 malam sampai menjelang dini hari. Karena para anggotanya harus safari seharian. Nah, pengiring harus terbiasa dengan ketidaknormalan semacam ini.

 

Yang tak kalah pentingnya juga adalah manajemen honor. Di Indonesia ini, banyak sekali pemgiring yang setelah menyelesaikan pekerjaannya, tak kunjung diberi honor. Terima hanya persekot doang. Dalam hal ini, berhati-hatilah dalam bersikap. Jika harus menagih, tagihlah dengan sopan dan pantas. Ingat, bahwa yang tidak bayar honor itu bukan karena tidak ada ongkos pertunjukan. Kecuali kalau memang Anda saksikan sendiri pertunjukannya rugi babak belur sampai yang menyewa jasa pengiring jual celana dalam. Meski ada masalah keuangan, tetap layak diingat. Jika Anda menagih dengan kasar, maka klien Anda bisa mengarang cerita yang bukan bukan. Dan jelas demand terhadap jasa Anda menjadi terganggu.



PENGIRING DI MASA COVID-19

Setelah Pandemi Covid-19, musik memang sangat terpukul. Parah. Bahkan artis kelas dunia pun mengalami penyusutan pendapatan yang nyaris nol total. Meski demikian, upaya kolaborasi online mulai digemari karena terpaksa. Jadi, masih ada peluang bagi yang ingin meniti karir sebagai pengiring. Berikut sedikit tips, yang mestinya baik jika dicermati, sebagai bekal jika ingin menjadi pengiring.

 

1. Tetap pertahankan kemampuan sight reading Anda. 

Score untuk pengiring biasanya ditrima mepet waktu dengan pertemuan pertamanya. Tak ada waktu bagi oengiring untuk belajar berlama kama. Harus sight reading. Dengan ketelitian sampai pada dinamika, interpretasi, dan jika nyanyian dari bahasa asing, repetiteur nya juga harus dipahami secepat mungkin. Klien tidak mau menunggu lama. Karena menunggu itu berarti hilang waktu. Dan, pada saat pertemuan pertama, pengiring sudah harus prima. Sebab jika pengiring masih terbata-bata berarti frekuensi latihan akan nambah dan ongkos lagihan juga nambah. Ini berat.

 

2. Kesepakatan dengan pihak yang diiringi. 

Tempo, dinamika, alur, dramaturgi, striking, ubahan-ubahan, sampai pada bagaimana membuat performanship yang memukau. Namun tetap diingat. Jangan sampai pengiring lebih menonjol dari yang diiringi. Pengiring ini The Silent Stage Hero.

 

3. Kuasailah semua kunci nada.

Karena bisa saja, suara yang anda iringi, mentok nyerah pasrah nggak kuat tingginya dengan score iringan aslinya.

 

4. Biasakan membaca four-parts harmony

Kegunaannya adalah: Jika tidak ada score iringan, anda bisa segera tahu susunan chord yang dipakai. Jika score iringan sudah tersedia, fourth part voicing akan memudahkan Anda memahami dan bahkan menjelaskan roadmap atau alur komposisinya. 


5. Bass line tetaplah mengalir.  

Mengiringi tak selamanya berjalan tanpa salah. Little false, kecelakaan kecil kerap terjadi. Apapun yang terjadi, jangan sampai Bass line anda berhenti atau terputus. Karena dalam situasi gawat, hanya itulah panutan yang masih tersisa dari yang Anda iringi.

 

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.