Sunday 26 April 2020

FINGERSTYLE, by: Michael Gunadi | Staccato, May 2020

FINGERSTYLE
by: Michael Gunadi
(Staccato, May 2020) 


GITAR KLASIK VS GITAR NON KLASIK
Sejak dulu, bahkan saat gitar akustik diperkenalkan di bumi persada nusantara tercinta, jaman WR Supratman masih main Jazz, orang membagi sajian menjadi hanya dua macam, yaitu KLASIK DAN NON KLASIKPembagian tersebut terus bertahan, bahkan ketika di tanah air sudah muncul Band dengan gitar listrik, pembagian seperti itu masih saja dilakukan. 

Festival gitar dan kompetisi gitar juga menggunakan pembagian semacam itu. Oh si anu itu Juara bagian Klasik. Ohhh si itu tuh yang kribo, juara bagian Non Klasik. Pada waktu itu, yang digolongkan ke dalam sajian gitar Non Klasik itu mulai dari Pop, Jazz, bahkan Flamenco. Dan sampai tahun 2000 orang menerima dan tidak ada yang ribut dengan pembagian semacam itu. Barulah pada 2000 kemari, orang mulai tidak lagi menggunakan pembagian Klasik dan Non Klasik untuk sajian gitar akustik. 

ONE GUITAR SHOW
Lho?! Kenapa?! Karena sejak era tahun 2000 kemari berkembang sebuah teknik sajian baru. Yakni apa yang dikenal sebagai PERCUSSION GITAR. Yakni cara main gitar, terutama gitar berdawai metal, non nylon, dengan cara memukul mukul, menempeleng body gitar untuk mendapatkan efek, nuansa, dan bahkan ilusi bunyi perkusi. 


Konsep dasarnya adalah CREATING FULL BAND WITH JUST ONE GUITAR. Jadi dengan Cuma satu gitar, mengimitasi sajian sebuah Band komplit. Ada Bass, ada melodi, ada irama, ada register latar, dan ada Drum set sebagai pembangun tesis dan arsis serta irama yang perkusif. 


Teknik ini sebetulnya bukan hal baru. Musik Flamenco sudah lama memiliki teknik begini. Ada yang dinamakan Golpe. Ada juga model Rhumba Flamenca Ritmico. Namun demikian, gejala percussion guitar, menyemburatkan sebuah makna, bahwa sajian gitar akustik tidak lagi cukup dinamai Klasik dan Non Klasik. Perkembangan teknik, pendekatan musikal dan nuansanya membuat para pakar dipaksa untuk membuat klasifikasi baru. Muncullah istilah FINGERSTYLE.


DEFINISI FINGERSTYLE
Lalu seandainya Anda bertanya. Jadi sebetulnya Fingerstyle itu apa ya? Banyak sekali definisinya. Satu pakar berbeda dengan pakar lain. Dan repotnya ada begitu banyak pakar. Silahkan Anda Googling dan pilih definisi makna fingerstyle yang anda rasa paling pas untuk memenuhi hasrat keingin tahuan Anda. Sebetulnya, batasan atau makna per definisi ini tidaklah terlalu banyak berbicara. Yang utama sebetulnya adalah paparan fakta, bahwa jaman sekarang ini sudah ada alternatif yang tak kalah hebat, tak kalah sulit, tak kalah mutu dari apa yang sebelumnya dikenal sebagai gitar klasik.



PLECTRUM
Cakupan Fingerstyle itu teramat sangat luas. Untuk mengenalnya, ada baiknya kita telisik sejenak lokus lokus yang pernah ditapaki dalam perkembangan fingerstyle. Dahulu, jaman perang dunia kedua dan tak lama setelahnya, kalo orang main gitar Non Klasik, menggunakan apa yang dikenal sebagai Plectrum atau sering juga disebut Flatpick, yakni sebuat benda kecil yang terbuat dari plastik untuk memetik gitar.

Banyak gitaris legenda yang main pake plectrum. Tomy Mottola main plectrum. George Benson main pake plectrum. BB King, Joe Pass Whitestone dan bahkan gitaris Rock yang pake gitar listrik seperti Steve Vai sampai sekarang tetap main pake plectrum. 

Dapat dilihat pada gambar, bahwa dengan menggunakan Plectrum, dalam notasi ada petunjuk up and down stroke persisi seperti pada teknik menggesek Biolin.



Kemudian muncullah seorang CHET ATKINSDia ini sangat luarbiasa. Menjadi inspirasi banyak gitaris bahkan sampai detik ini. Chet Atkins memperkenalkan teknik yang dikenal sebagai Boom Chick Thumb.Untuk melakukan teknik ini, Chet Atkins mempergunakan piranti khusus yang dikenal sebagai THUMBPICK.

Teknik Boom Chick ini mengimitasi bunyi Bass dan Snare Drum terutama pada Drum set yang dipergunakan dalam Musik Tradisional Cowboy, yakni Musik Country.


PERTANYAAN SEPUTAR FINGERSTYLE
Ada dua pertanyaan yang sering disampaikan ketika berbicara mengenai Fingerstyle. 
  • Jika saya sudah belajar kursus gitar klasik, apakah otomatis saya bisa memainkan fingerstyle?
  • Apakah jika saya berminat pada fingerstyle gitar, saya harus belajar khusus dari dasar fingerstyle atau bagaimana?

Jawaban kedua pertanyaan tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:
Meskipun Anda adalah penyandang Diploma sertifikasi Internasional ataupun lulus cum laude dari Konservatori gitar klasik di Eropa, TIDAK SERTA MERTA Anda dapat memainkan fingerstyle. Untuk dapat memainkan fingerstyle, yang harus Anda lakukan adalah:
  • Mempelajari teknik Boom Chick terus menerus sampai stress berat. Hingga jempol Anda memiliki independensi dalam keluwesan. Dalam teknik gitar klasik, tidak pernah ada tuntutan agar jempol memiliki keluwesan yang mandiri. Flamenco, dengan teknik Alzapua mengharuskan kemandirian jempol. Namun tidak dalam gitar klasik.
  • Anda harus mempelajari beberapa macam pola petikan. Yang paling terkenal adalah TRAVIS PICKING atau Three finger picking. Pola ini berbeda dengan pola arpeggio gitar klasik. Karena sekali lagi, ada tuntutan jempol untuk bisa luwes mandiri dalam memetik.
  • Anda harus belajar aneka macam pola strumming atau genjrengan. Di Klasik, misalnya kalau Anda cukup mahir memainkan Konserto dari Rodrigo ataupun Sonata dari Ginastera, ada teknik strumming. Namun untuk Fingerstyle pola nya lebih banyak, varian nya lebih banyak dan poliritmik nya lebih kompleksJika Anda pernah sedikit mengenal Flamenco, persoalannya akan menjadi relatif lebih sederhana. Karena di Flamenco ada teknik Rasgueado yang adalah aneka strumming dengan segenap kompleksitasnya.
  • Anda juga harus melatih useful technique. Misalnya Cascade Artificial Harmonics. Dimana bunyi harmonik digabung dengan non harmonik menghasilkan efek seperti harpa dan mengalir bagai air terjun.
  • Anda dituntut juga memiliki keluwesan bukan cuma jari, melainkan TANGAN. Karena Anda juga akan memainkan gitar dalam kapasitasnya sebagai imitator bunyi Drum set.

DASAR BERMAIN FINGERSTYLE
Sebetulnya, dasar bermain fingerstyle tidak beda dengan dasar bermain gitar klasik. Anda harus tahu dulu geografi fretboard gitar. Fasih baca notasi. Tahu frasering. Paham tentang artikulasi musiknya. Hal-hal yang sudah menjadi kuno dan tentu saja “Klasik”. Setelah rudiments nya lancar, barulah Anda dikenalkan dengan materi fingerstyle yang sesungguhnya. Inipun ada bermacam-macam versi dan pendekatannya. Namun yang representatif dan banyak dianut di dunia adalah cara yang disarankan oleh Tommy Emmanuel. Gitaris yang sangat hebat, bahkan wow hebat luar biasa hingga membuat netes air liur dan jaw dropping.



Tommy Emmanuel ini menyarankan agar memulai pelajaran fingerstyle dengan memainkan terlebih dahulu lagu FREIGHT TRAIN. Lagu ini sebetulnya adalah sebuah folklore dan pertama dibawakan oleh Elizabeth Cotton. Freight Train dipilih karena melodinya familiar. Harmoni dasarnya sederhana. Namun membuka peluang untuk dieksplor sampai pada tingkat kesulitan seorang Maestro.

Mempelajari Fingerstyle adalah sebuah alternatif. Sama sekali bukan membandingkan mana lebih hebat antara Klasik dan fingerstyle. Karena dalam esensinya, musik selalu bagus dan hebat sejauh musik menyuarakan dirinya atas nama hasrat yang berbudaya.

1 comment:

  1. Sangat berbobot Dan membuka wawasan.... Merapihkan pemahaman Dan pengertian dlm ranah pengetahuan bermusik. Istilah pemakaian kata Dan sebutan sangat edukatif.

    ReplyDelete

Note: only a member of this blog may post a comment.