“LOVE STORY:
ASMARA DALAM MUSIK KLASIK”
by: Michael Gunadi
(Staccato, July 2019)
Sudah terlalu banyak ungkapan tentang cinta. Dari mulai “LOVE IS A MANY SPLENDORED THINGS” sampai pada cinta sebagai “THE NEVER ENDING STORY”. Tak ada habis nya bicara cinta. Tak ada bosannya bicara cinta. Bahkan karena terlampau sering cinta diperbincangkan, maknanya menjadi hampir seperti sepotong coklat semata. Bisa dipertukarkan. Bisa hanya sebagai pemanis dan bahkan bisa diperjualbelikan dengan sedemikian murahnya.
Di lain pihak, ada musik. Seni bunyi yang acapkali dianggap sebagai kulminasi tertinggi umat manusia dalam hasrat estetisnya, termasuk tentang cinta. Dan musik pun menorehkan catatan tentang cinta. Bukan bertutur tentang cinta. Melainkan cinta yang dialami para komposer akbar. Ada yang akan membuat anda haru. Ada yang membuat anda berdecak. Namun ada pula yang akan membuat anda syok geleng-geleng kelapa, eh, kepala.
1. JOHANN SEBASTIAN BACH & ANNA MAGDALENA
Anna Magdalena adalah istri kedua dari Bach. Tak jelas bagaimana awal jumpanya. Tapi sering disebut bahwa Bach terpesona oleh kemampuan vocal Anna dan kemudian membimbingnya. Cinta guru murid bersemi. Bach menikahi Anna hanya beberapa bukan setelah istri pertamanya meninggal. Professor Martin Jarvis, pernah mengemukakan sebuah postulat. Bahwa Anna Magdalena lah malahan yang membuat banyak komposisi, dan BUKAN BACH. Namun postulat nya seperti hilang ditelan jaman. Malahan yang lebih dikenal adalah persembahan Bach bagi Anna Magdalena dalam buku Notenbuchlein für Anna Magdalena. Atau terkenal dengan Notebook Anna Magdalena.
2. LUDWIG VAN BEETHOVEN & THERESE MALFATTI
Sama halnya dengan Bach. Guru mencintai murid. Hanya bedanya, kisah cinta Beethoven ini sungguh miris. Bertepuk sebelah tangan. Karena Beethoven miskin, pemarah dan tidak ganteng, cintanya kandas. Padahal keluarga Malfatti seringkali mengundang Beethoven untuk jamuan makan dan main piano. Bahkan sebetulnya, Therese lah yang mendorong Beethoven untuk membuat sebuah Bagatelle. Bagatelle yang dikemudian hari terkenal dan dikenal sebagai “FÜR ELISE”.
3. ROBERT SCHUMANN & CLARA WIECK
Terlalu banyak orang yang tahu. Bahwa Clara Wieck jauh lebih hebat dari suaminya, komposer akbar Robert Schumann. Asmara mereka adalah amore for all season. Sosok Clara adalah perempuan saleh yang benar-benar cinta keluarga. Schumann menderita sakit jiwa. Stress. Kena sifilis. Loncat dari jembatan untuk bunuh diri. Tapi Clara tetap menyayanginya sebagai suami. Johannes Brahms pernah tertarik dan mengadakan pendekatan asmara terhadap Clara. Tapi Clara menolaknya dengan halus dan anggun. Kadang asmara tak selalu berarti cinta murni. Asmara bisa berwujud cinta buta.
4. HECTOR BERLIOZ & HARRIET SMITHSON
Hector Berlioz dikenal dengan peninggalannya berupa Treatise atau rangkuman ilmu harmoni. Bukunya itu mengilhami dan mengispirasi pelajaran harmoni di sekolah tinggi musik dan konservatori. Berlioz ini sebetulnya adalah komposer yang eksentrik. Bagi orang yang eksentrik, cinta pada pandangan pertama adalah asmara yang bukan main-main
Itulah yang terjadi saat Berlioz pertama bertemu pandang dengan Harriet Smithson. Aktris pemain drama Shakespeare yang jaman itu sedang naik daun. Awalnya asmara mereka adalah pernikahan sebagaimana lazimnya. Harriet kerap mendorong dan menginspirasi Berlioz dalam berkarya. Dasar seniman. Dua-duanya rupanya eksentrik. Kandaslah asmara mereka. Pernikahannya berjalan dengan tidak bahagia karena saling bentak membentak sampai akhirnya bercerai dan bubar.
5. BENJAMIN BRITTEN & PETER PEARS
Siapapun yang baru mulai belajar mengenal Orkestra, harus dan mau tidak mau, kenal dengan Benjamin Britten. Britten membuat proyek atas permintaan pemerintah Inggris. Proyeknya bernama YOUNG PERSON GUIDE TO THE ORCHESTRA atau lazim disingkat YPGO. Proyek ini dipergunakan di seluruh dunia sampai detik ini. Sebagai materi pelajaran pengenalan terhadap orkestra. Benjamin Britten adalah seorang homoseksual.
Ia pernah juga di desas desuskan, terlibat affair dengan gitaris Julian Bream. Isu asmara ini, berujung pada lahirnya karya NOCTURNAL AFTER JOHN DOWLAND unguk gitar klasik yang sangat terkenal. Meski homosex, Britten menikah. Tentu saja pernikahannya adalah pernikahan sejenis. Istrinya adalah pria bernama Peter Pears. Seorang penyanyi tenor yang bukan main-main. Mereka, meski menentang kodrat, ternyata hidup berbahagia. Mereka membuka sekolah musik dan pelatihan bagi para pemusik tingkat mahir di Suffolc. Asmara. Memang bukan main-main. Tolok ukur kebahagiannya bisa sangat rumit dan membingungkan.
6. IGOR STRAVINSKY & COCO CHANEL
Bagi para kritikus musik, Stravinsky adalah komposer yang selalu diikuti dan ditunggu ulahnya. Setelah sukses kontroversial dalam “Rites of Spring” yang ribut nyaris baku hantam antar hadirin, Stravinsky seperti mengukuhkan diri sebagai ikon komposer modern. Pertemuannya dengan Gabrielle Chanel (Coco) berawal ketika si designer hadir pada pertunjukan perdana The Rite of Spring. Asmara pun terjalin.
Kisah asmara ini bukan main-main. Stravinsky adalah komposer yang bangkrut dan miskin habis-habisan terkena dampak Revolusi Rusia. Sementara Channel adalah sosok designer yang glamour dan berbiaya hidup tinggi. Namun, art passion atau hasrat seni keduanya, membuat pernikahannya bisa berjalan.
Ada hal yang unik. Coco Chanel selalu memberi kebebasan pada Stravinsky untuk menjalin hubungan asmara dengan banyak perempuan lain. Kenapa Chanel melakukan hal tersebut? Karena itulah satu-satunya jurus, jika ingin pernikahannya dengan Stravinsky tidak kandas. Asmara unik ini diabadikan dalam sebuah film semi fiksi bertitle COCO AND IGOR. Film nya tidak sesukses gemerlap citra pasangan ini.
FENOMENA ASMARA KOMPOSER MUSIK KLASIK
Dari beberapa fenomena asmara para komposer akbar, semestinya kita bisa memetik beberapa hal. Yang akan menjadi lebih elok jika hal yang terpetik menjadi hikmah. Dalam ranah musik, asmara memang bukan main-main. Asmara adalah pemicu ide kreatif bagi para komposer. Sudah terlalu banyak karya musik berlandaskan asmara. Asmara juga menjadi katarsis karya. Dorongan asmara sering membuat seorang komposer menjadi lebih kreatif.
Asmara juga bisa membawa bencana dan petaka. Namun, jika asmara tetap berdamai dalam ranah musik, bencana dan petaka itu, malah akan menjadi sebuah karya seni. Karya seni yang humanis. Terkadang asmara menawarkan kesegaran dan gairah baru. Terkadang asmara menggeliatkan diri dengan semaunya dan aneh. Asmara bukan ukuran kebahagiaan. Dan sangat tak adil mengukur asmara dengan kebahagiaan. Karena, bagi asmara, sesuatu yang menentang kodrat, bisa jadi malahan sebuah kulminasi yang membahagiakan. Silahkan anda berasmara. Tapi jangan bermain asmara. Jangan permainkan asmara. Sebab, asmara: Bukan main-main!
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.