Friday 1 March 2019

Tarrega's Capriccio Arabe - by: Michael Gunadi (Staccato, March 2019)

“TARREGA’S CAPRICCIO ARABE”
by: Michael Gunadi
(Staccato, March 2019)


PENJELAJAHAN DUNIA TIMUR
Sudah sejak sangat lama, bangsa Eropa menganggap bahwa Dunia Timur atau Eastern World adalah sesuatu yang unik, memancing rasa ingin tahu, dan tentu saja eksotis serta terkadang juga erotis. Tak heran, sejak lama, bangsa Eropa, melakukan penjelajahan wilayah, dan memperluas imajinasi dan hasratnya akan keunikan dan keindahan dunia timur melalui seni, khususnya musik. 

Afrika, India, Indonesia dan tentu saja Arab adalah daerah yang acapkali dijadikan sumber inspirasi karya musik bagi komposer Eropa. Beethoven dan Mozart membuat musik Mars serdadu Turki. Godowsky melakukan penjelajahan fisik dan bunyi sampai ke Jawa. Debussy membuat Arabesque yang sangat terkenal. Di jaman sekarang pun, inspirasi daerah timur dalam kreasi musik masih sangat marak dilakukan.


MUSIK ARAB
Pusat perhatian kita kali ini adalah Jazirah Arab. Sebuah pertanyaan menggelitik: Mengapa Arab menjadi berkesan unik dan eksotis bagi komposer Eropa? Banyak hal jawabannya. Musik Arab memiliki scale atau tangganada yang unik. Musik Arab sebagaimana musik tradisionil timur terdiri dari forma forma baku namun luwes dikembangkan. Budaya Arab sendiri menawarkan eksotisme yang unik. Antara normatif dan kebebasan menikmati seni.


CAPRICCIO ARABE 
Dari sekian banyak arya tentang dan yang terinspirasi oleh musik Arab, adalah satu yang paling terkenal adalah CAPRICCIO ARABE KARYA FRANCISCO TARREGAAslinya diperuntukkan Gitar Klasik. Namun dibuat juga versi piano solo, ensemble kecil dan bahkan orkestra. 

Capriccio Arabe demikian populer di kalangan Gitar Klasik. Bahkan sampai terasa membosankan dan bikin mual. Karena hampir selalu dalam konser, baik gitaris klas warung maupun klas suite resto, musik ini selalu diperdengarkan. Ada beberapa hal unik dan menarik seputar Capriccio Arabe dari Tarrega ini. Yang jika tatap tajami, sedikit banyak akan memberi referensi bagi siapapun yang suka maupun cinta musik.

Sebelum menjadi Gitaris dan Komposer Gitar Klasik, Tarrega adalah seorang pianis hebat. Maka tak heran jika karya komposisi untuk gitar klasik memiliki teknik yang layak digali. Struktur yang agak normatif dan lanskap musikalitas beragam. Termasuk Capriccio Arabe ini.



Capriccio Arabe dikarang pada tahun 1892. Tidak begitu populer sebelumnya sampai para mantan siswa Tarrega mempublikasikan karya karya beliau. Capriccio dalam tata norma Musik Klasik baku, adalah sajian musik dalam bentuk bebas, bertempo cepat dan berirama lively atau membangkitkan daya hidup. 

Ada beberapa musikolog, komposer yang memaknai Capriccio sebagai musik candaan. Bukan musik humor seperti Humoresque. Melainkan musik canda yang bersahaja namun adakalanya menghunjam pada sebuah tema secara tajam.

Anehnya, Tarrega membuat Capriccio Arabe, menurut catatan beberapa musikolog, lebih ke arah SERENATA atau Serenade. Yakni lagu sajian malam hari yang merdu merayu. Yang pada era Baroque dipakai para pemuda untuk merayu dan memuja gadis pilihannya. Jadi, bagaimana bisa. Capriccio yang bebas dinamis tiba-tiba dikungkung dalam batasan Serenade yang kalem dan lirikan. Disitulah candaan nya. Tarrega dengan sangat cerdas dan artistik melakukan candaan, guyonan, senda gurau yang bermutu.



ISTILAH ‘ARABE’
Istilah ARABE juga menggelitik untuk ditelisik. Kurang jelas apa yang Tarrega maksud dengan Arabe dalam karya ini. Apakah bernuansa Arab. Ataukah sebuah Arabesque. Budaya Eropa mengenal istilah Arabesque. Bukan Cuma untuk musik. Melainkan juga untuk seni Lukis dan seni Dekorasi. 

Arabesque ini, dalam konsepnya adalah nuansa Arab namun dalam cita rasa dan perspektif budaya barat. Malahan sangat mirip dengan bangsa Moor yang adalah persilangan Arab dan Spanyol. Jadi jelas, bangsa Arab sendiri dalam budayanya tidak mengenal rupa seperti Arabesque budaya barat. Hal ini seolah makin mengukuhkan kehebatan Tarrega sebagai komposer. Dengan sangat cerdas dan tersirat, Tarrega menawarkan pertentangan sebagai sebuah candaan yang artistik.



BENTUK CAPRICCIO ARABE
Capriccio Arabe, secara keseluruhan terdiri dari 3 Bagian. Bagian pertama dalam D minor. Bagian kedua dalam kunci relatifnya, yakni F Mayor dan bagian ketiga dalam kunci nada paralel, yakni D Mayor. Berikut ini disajikan Bentuk dan Analisa Capriccio Arabe karya Francisco Tarrega. Mohon maaf bahwa dalam artikel ini hanya akan ditampilkan analisa dari bagian pertama saja. Sebagai referensi dan agar tidak terjadi komparasi dari materi yang diberikan puluhan tahun oleh dosen-dosen musik di Institut Seni di Indonesia

Bagian INTRODUKSI. 
Materi pokoknya terdiri dari 3 kalimat atau phrase. Frase ke-1 dari birama 1-4. frase ke-2 pengulangannya, disusul dengan frase ke-3. Dimainkan dalam kunci nada D minor. Dalam  irama pertigaan dan tempo lambat. Bagian yang diberi tanda merah adalah ARABESCO, yakni motif ornamen yang berbau arab dalam pandangan perspektif budaya barat. 



Dalam introduksi, tiap frase diakhiri oleh kadens ke Dominant atau HALF CADENCE disebut juga SEMI CADENCIA. Bar 1 harus dilakukan secara Registro Grave atau Registro Agudo atau sangat serius. Bunyi tersebut dilakukan pada hormonik artifisial pada fret ke-7. Merupakan imitasi dari bunyi Gong Pembukaan.

Bagian pertama dimulai dengan pemaparan pola irama. Pola irama ini merupakan OSTINATO. Yakni selalu berulang sepanjang bagian pertama. 

Frasering nya terdiri dari ANTISEDEN dan KONSEKUENSI. Antiseden pada bar ke-3 sampai dengan nada F3. Disusul dengan Konsekuensi sepanjang 2 bar saja. Kembali muncul Arabesco (bertanda merah). 



Bar terakhir terdapat warna kontras berupa penggunaan elemen tangga nada Neapolitan yang dirangkai dalam akor Eb G Eb’. Meskipun tidak seperti triadpada umumnya yang terdiri dari 3 nada, penggunaan harmoni semacam ini cukup efektif mewarnai dan memberi kesan ketimuran. 


MENGAPA CAPRICCIO ARABE INI POPULER?
Hal berikut yang layak dicermati adalah: Mengapa Capriccio Arabe karya Tarrega ini bisa sangat populer? Apa daya tariknya. Dari segi lanskap kompositoris, karya ini seperti Serenade era Romantik pada lazimnya - tak banyak kejutan. Materi dan strukturnya sudah lazim dipakai banyak komposer pada masanya. Ornamentasi nya juga tidak luar biasa. Banyak eksplorasi kearab-araban pada abad ke-20 yang memiliki kompleksitas jauh lebih rumit. 

Secara teknis memang Capriccio Arabe ini diperuntukkan bagi early advance guitarist. Jadi nampaknya, daya tariknya terletak pada nuansa. Nuansa yang beraroma Spanyol meski juga agak nyerempet sesuatu yang Arab. Penggunaan harmoni juga sangat kental menyajikan nuansa Spanyol.

Banyak versi dan pendekatan musikal terhadap karya Tarrega yang ini. Sampai saat ini nampaknya Tarrega masih menyisakan tantangan. Bagi para gitaris jaman sekarang. Untuk tetap mengolah rasa, mengasah teknik, lebih peka terhadap musikalitas. Meskipun Gitar Klasik sendiri sudah bangkrut, uzur, dan tertatih-tatih menapaki umurnya.

3 comments:

  1. permisi ya
    mau numpang promosi bo kelinci99
    menyediakan 18 live game dan 4 pasaran togel ya bos
    untuk cashback kami berikan sebesar 5% untuk permainan live casino ya bos
    BBM : 2B1E7B84

    ReplyDelete
  2. Terima kasih banyak atas ulasannya. Membuat saya menjadi mengerti tentang karya Agung Tarrefa ini. Saya sangat suka memainkan lagu ini walaupun masih tertatih-tatih.

    ReplyDelete
  3. Bisa tau anda pakai referensi dri buku apa saja?

    ReplyDelete

Note: only a member of this blog may post a comment.