Tuesday 31 October 2023

HANONINANO - by: Michael Gunadi | November 2023

“HANONINANO”
By: Michael Gunadi
November 2023


Hampir bisa dipastikan, setiap siswa Piano di seluruh dunia, termasuk para guru piano, ketika mendengan nama HANON, akan muncul reaksi beragam. Bagi siswa piano yang pendiam dan introvert, dia akan tetap mengerjakan apa yang tertulis di buku Hanon, namun dengan cemberut dan nyaris Depresi. Bagi siswa piano yang didik dengan gaya kekinian, akan langsung protes: “Bosan, Miss.. Please deh Miss.. jangan yang ini”. 


Bagi siwa piano yang di rumahnya didik dengan cara yang katanya kekinian dan demokratis, meski sebetulnya adalah cara didik yang idiot goblok bodoh, akan langsung protes.“ Aku ini kan belajar piano, kok jadi main ginian sih... bosan tahu“. Anak-anak di kota besar yang parentsnya merasa kaya tajir dan kebarat-baratan, meski tetap suka tempeakan protes: “Apa sih gunanya? Kenapa juga aku harus main begini?!”

 

Itulah HANON THE 60 EXERCISE FOR VIRTUOSO PIANIST. Buku piano, salah satu yang terlaris sepanjang segala abad, sekaligus paling kontroversial juga sepanjang segala abad.


Melihat gambar buku itu, beberapa guru Piano yang sok tahu akan juga protes. Lhooo itu kan Edisi Schirmer... hati-hati... cetakannya banyak yang salah lhooo. Pret. Untuk yang Hanon, gak ya. Seluruh dunia termasuk pianis yangmahadewa pakai cetakan edisi tersebut. Dari sampul bukunya, kita dapat membaca bahwa. Buku dikarang oleh-. Seorang pianis, pendidik musik. 


Buku tersebut terbit 1873 dan selama ratusan tahun tetap dipakai hingga saat ini. Terlihat juga di sampul buku, tulisan FOR VIRTUOSO PIANIST. Artinya, buku tersebut oleh pak Hanon nya sendiri dikatakan untuk YANG MAU MENJADI VIRTUOSO Pianist. Apa itu Virtuoso. Yakni pemusik berkeahlian DI ATAS RATA-RATA ORANG PADA LAZIMNYA. Dari situ jelas sebetulnya, buku ini diperuntukkan bagi siapa. 



Jika murid nya hanya ingin main Pop Piano, sekedar mengiringi musik Ibadah, sebagai Personal Enrichment saja, untuk apa juga diberi Hanon begitu. Malah akan menjadi HANONINANO. Yaaaa main Hanon tapi rasa permen Nano nano yang rame dan macam-macam. Latahnya, dan ini memang sungguh aneh sebetulnya. Guru piano yang meski muda umurnya namun kolot cara pikirnya mengalami kesesatan pikir. Setiap murid, apapun tujuan belajarnya, dianggap wajib untuk dipersiapkan menjadi Virtuoso. Akibatnya banyak guru muda nan kolot pusing sendiri karena muridnya gak maju maju dibanding dengan pencapaian murid yang dididik secara proper.

 

Tapi ya sudah lah. Jaman memang makin majunamun malah banyak orang yang sok tahu, sok pintar, sok klasik, sok breaker.. oooopssss.... Faktanya Hanon tetap menjadi buku piano laris dan sekaligus penuh kontroversi. Ada beberapa pertanyaan mendasar yang sering diajukan sehubungan dengan buku dan latihan Hanon ini. 


CHARLES-LOUIS HANON


Pertanyaan pertama: Apakah Latihan Hanon itu berguna? Sebetulnya, untuk menghakimi tentang berguna atau tidaknya main Hanon harus dicermati beberapa faktor. Yakni apa tujuan si murid belajar piano. Kemudian bagaimana situasi rumahnya. Apakah memungkinkan untuk si murid tang ting tung dengan nada sama yang mekanik membosankan dan memekakkan telinga. Jika dua hal tersebut mendapat jawaban TIDAK, maka tak ada gunanya belajar Hanon. Untuk apa? Ohhhhh basic dong pak. Emangnya gak ada buku lain yang lebih kekinian dan pas dengan situasi anak jaman koplak now ya? Ohhhh biar jarinya kuat, Pak? Sekuat ahli KungFu gitu? Yaaaaa biar jarinya cepat paaak.... Oh seperti kuda Sirkus ya?! Yayayaya.

 

Pertanyaan kedua: Bagaimana cara berlatih dengan menggunakan Hanon? Pertanyaan ini akan terjawab dengan penjelasan panjang lebar dan mungkin akan membuat anda bosan. Tidak mengapa jika anda bosan membacanya. Bukankah hidup memang terkadang membosankan.

 

Pertama kita lihat terlebih dahulu Landscape Compositoire nya. 60 latihan yang dibuat Hanon sebetulnya terdiri dari Dua Pola Sekuen yang berulang untuk tingkat nada yang lebih tinggi, dan satu pola untuk Descending nya.



Lalu jika demikian, bagaimana mengeksekusinya? Ada beberapa macam cara. Dan seiring perkembangan jaman, banyak riset dilakukan untuk mengefektifkan dan memaksimalkan serta mengoptimalkan latihan latihan ini. Sekolah Piano Rusia misalnya, mempraktekkan Hanon dengan cara: tiap exercises harus dimainkan dalam 12 kunci dan dalam kecepatan seperti bidadari kencing. Ada pula yang baru tahun 2023 ini beredar yakni dari Pianis terkenal Andre Hamelin. Beliau mengekpos Hanon tidak lagi sebagai latihan mekanik, melainkan coba menggali potensi musikal dari tiap nomor latihan. Misalnya latihan No. 31.


Oleh Hamelin, Latihan No. 31 tersebut dimainkan dengan mendayu-dayu, melainkan manis manjalita bak Chopin punya. Banyak orang ribut akan efektifitas dari cara Hamelin ini. Namun satu yang harus diingat bahwa Hamelin tidak sedang mengajarkan cara main Hanon. Melainkan memberi pilihan pada satu materi musik yang sebelumnya selalu dikesankan mekanik kaku dan tak musikal.

 

Ada beberapa point penting sebetulnya jika Guru Piano hendak menggunakan Hanon bagi siswanya. Yakni bahwa dalam buku terbitan Schirmer sudah diberi penjelasan tertulis mengenai cara pakai atau berlatihnya. Sayangnya, entah karena kendala bahasa maupun keterbatasan persepsi tekstual, penjelasan itu tentu kalah yahud dibanding dengan Tutorial video YouTube zaman sekarang. Sejatinya, guru musik perlu menimba ilmu langsung dari pakar nya untuk pakai Hanon ini. Ambil contoh saja untuk Exercise No 1.



Sebetulnya dalam Exercise No 1 ini, bukan semata akurasi dan kecepatan jari semata. Ada hal penting lainnya yang sebetulnya mutlak perlu diperhatikan dan diindahkan. Misalnya saja tentang kurva tangan yang harus melengkung mulus. Kemudian dalam mengeksekusi, jempol dan kelingking tangan kanan atau kiri tidak boleh terangkat. Karena secara Anatomi Mekanik, terangkatnya jempol dan/atau kelingking akan memperlambat keseluruhan persyarafan tangan untuk bermain sangat cepat. Aspek aspek seperti inilah yang sulit ditangkap jika Guru Piano hanya membaca Instruksional di bukunya saja.

 

Bicara tentang Hanoninano, sepertinya memang kita harus merujuk pada parofessor Greg Nimczuk, seorang Konser Pianis dari Polandia.


Menarik mengikuti pemikiran beliau yang telah membuat proyek video tutorial sangat bagus untuk semua 60 latihan Hanon. Hal pertama adalah bahwa beliau MEWAJIBKAN SEMUA Mahasiswa nya untuk menamatkan Hanon dengan semestinya. Sekali lagi harus diingat. Mahasiswa beliau MEMANG adalah mereka mereka yang ingin menjadi Konser Pianis sehingga membutuhan Virtuositas luar biasa. Untuk anda tahu, di Jerman saat ini bisa dikatakan tak ada lagi siswa piano (yang non jenjang Professional) yang mau latihan Hanon). Satu kalimat beliau yang luar biasa adalah ketika beliau mengatakan. Latihan Hanon ini memang mekanik. Tidak musikal dan membosankan. NAMUN JUSTRU DISITULAH KEUNGGULANNYA. Agar orang bisa fokus pada teknik dan ketrampilan jari semata. Tidak mendua hati dengan urusan musikalitas, penghayatan dan sejenisnya.

 

Greg Nimczuk juga mengatakan. Tidak perlu orang mengikuti apa yang tertera dalam tulisan hanon. Yakni main satu Pola Sekuens sepanjang sekian oktaf. Cukup jika esensi tiap nomor latihan tercapai, tak perlu sepanjang beroktaf oktaf. Dan beliau menganjurkan untuk TIDAK BERMAIN DUA TANGAN SECARA SIMULTAN. Mengapa? Karena bagaimanapun kemampuan tangan kiri dan tangan kanan tidak akan pernah sama. Jadi jika main bareng, hasilnya malahan satu tangan harus dikorbankan “menunggu” respon tangan yang lain. Dua tangan yang kita miliki ini ibarat kita memiliki dua orang Pianis. Jiwa dan hati kitalah Conductor nya. Hal lain yang dikatakannya adalah bahwa latihan mekanik seperti ini membuka peluang untuk cedera. Maka itu, disarankan untuk rehat dan melakukan relaksasi tangan dan lengan setelah mengeksekusi satu rangkaian. 



Berikut saya sertakan beberapa pendapat tentang Hanon. Pendapat ini berasal dari para pelaku Ranah musik Piano. Tidak semuanya Pianis, jadi harapannya kita bisa mendapat gambaran bagaimana sebetulnya pendapat orang yang menjadi target latihan Hanon.

 

Hanon is good but shouldn't be part of your "pianistic bible". If you don't play it BUT can not play the patterns in the book well, then you are lacking in many areas. If you can do them well, you don't need to work Hanon. Doing them well in every tonality is good too ... Memakai Hanon bisa berbagai cara dan tak perlu menganggapnya sebagai “buku suci”

  

I used to play lots of Hanon exercises when I was younger, and it improved my first-sight reading and my agility on scales. Now, I rarely play it, as a warm-up, just like i would play scales. I do recommend Hanon for beginners, there are better exercises for advanced students.

And Hanon it's BORING. Sekali pernah tamat, ya santai aja, anggap seperti bahan warm up dan memang.... membosankan.

 

More pages have been written on this forum about Hanon than about religion, which is saying something. Personally, Inoticed a reduction in my facility when i stopped using it, but i guess that might depend on the repetoire one is working on.I refuse to believe there is a golden rule for all pianists and that it is either essential or a complete waste of time. I think the individual must blast their own path to pianistic competence, use what works for them and discard that which does not. Ya... tergantung kebutuhan ya. Tergantung juga Goal dari Repertoire yang ingin dimainkan.


Sebagai penutup, tentu saja pilihan ada di tangan para Guru Piano. Apakah akan ber HANONISASI ataukah  ber HANONINANO ATAU ..... Good Bye Mr Hanon, Sir.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.