DUNIA RENIK BARTOK
By: Michael Gunadi
Staccato, September 2022
Nama Béla Bartók, tak sekedar legenda. Tak sekedar komposer, pendidik musik atau penggagas ide-ide besar nan kreatif dalam blantika musik. Orang takkan pernah lupa akan quotes Béla Bartók yang bunyinya: “Competition is for horses, not artist.” Quotes tersebut menyadarkan orang di seluruh dunia akan adanya “udang di balik bakwan” pada kompetisi kompetisi musik di seluruh dunia. Orang menjadi waspada, dan berhati-hati, bahwa banyak memang tidak seluruhnya, kompetisi musik yang adalah ajang petualangan cari untung. Pihak-pihak penyelenggara kompetisi musik akal-akalan pun menjadi harus memutar otak dan berakrobat jugkir balik, agar siasat dan kelicikannya tak mudah ditengarai publik. Itulah salah satu peninggalan seorang Bela Bartok yang teramat sangat manfaat bagi terjaganya marwah musik sebagai satu entitas seni.
MIKROKOSMOS
Selain satu kalimat yang menohok, peninggalan Bartok lainnya adalah sebuah karya yang terdiri dari enam volume, yakni MIKROKOSMOS atau dunia renik. Mikrokosmos Béla Bartók, terdiri dari 153 karya progresif untuk piano yang ditulisnya antara tahun 1926 dan 1939. Masing-masing karya berkembang dari études pemula yang sangat mudah dan sederhana hingga komposisi tampilan teknik tingkat lanjut yang sangat sulit, dan sangat populer digunakan dalam pelajaran dan pendidikan piano modern. Secara keseluruhan, sebagaimana dijelaskan Bartók sendiri, karya itu lebih terlihat sebagai sintesis atau persenyawaan dari semua masalah musik dan teknik musikal yang ia tangani, yang mana dalam beberapa hal, berbagai permasalahan tersebut baru hanya sebagian yang diselesaikan dalam karya piano yang ia buat sebelumnya.
Volumes I and II: Pieces 1–36 and 37–66, Tingkat pemula
Volumes III and IV: Pieces 67–96 and 97–121, Tingkat Madya sampai tingkat mahir
Volumes V and VI: Pieces 122–139 and 140–153, Tingkat Professional
Dari enam volume Mikrokosmos, Volume satu dan dua didedikasikan untuk putranya, Péter, sedangkan volume lima dan enam dimaksudkan sebagai karya konser yang dapat dimainkan secara profesional. Bartók juga menunjukkan bahwa karya-karya tersebut juga dapat dimainkan pada instrumen lain. Huguette Dreyfus, misalnya, telah merekam Mikrokosmos dari Buku 3 sampai 6 pada harpsichord.
Pada tahun 1940, tak lama sebelum mereka beremigrasi ke Amerika Serikat, Bartok mengaransemen tujuh lagu untuk dua piano, untuk memberikan repertoar tambahan bagi dirinya dan istrinya Ditta Pásztory-Bartók untuk dimainkan dalam skala dan standar konser. Sebetulnya banyak hal yang terbilang “baru” dan terasa bahkan hingga hari ini. Salah satunya adalah contoh berikut ini. Yakni yang berjudul BOATING atau berperahu dari Volume V lagu No. 125.
Nampak bahwa unsur pokok tematiknya menggunakan BIMODAL atau Modal Ganda. Bukan penggandaan modal pinjaman online lho ya. Namun ada dua Tangganada Modal yang dipakai., yakni Tangganada Pentatonik dalam E-flat untuk material tangan kanan, dan G Dorian (Modus tingkat 2) dan Mixolydian (Modus Tingkat 5) sekaligus untuk tangan kiri.
Volume VI berisi "Enam Tarian Dalam Irama Bulgaria", yang didedikasikan untuk pianis Inggris Harriet Cohen. Musik rakyat Bulgaria dicirikan oleh ritme adiktif, yaitu ritme di mana ketukan di setiap ruas birama memiliki panjang yang tidak sama. Misalnya, pada tarian pertama, ritme nya dikelompokkan menjadi 4+2+3/8 (sembilan quaver di setiap bar), dan tarian terakhir dikelompokkan menjadi 3+3+2/8
Pianis yang telah merekam semua enam volume termasuk György Sándor, Edith Farnadi, Homero Francesch, Zoltán Kocsis, Dezső Ránki, Jenő Jandó, Claude Helffer, dan Georges Solchany. Bartók sendiri adalah orang pertama yang secara terbuka menampilkan karya-karya Mikrokosmos, pada tanggal 9 Februari 1937 di London.
RHYTHM ADDICTION
Sebagai sebuah material musik, Mikrokosmos karya Bartok, memang dapat saja dipakai sebagai repertoar bahan pelajaran dan/atau repertoar pertunjukan untuk Resital dan/atau Konser. Sebagai materi pelajaran atau didaktik, ada banyak hal yang bisa diambil dari Mikrokosmos. Salah satunya adalah mengenalkan dan bahkan membiasakan siswa, terutama piano untuk bermain dan beradaptasi dengan Ritme Adiktif. Hal ini sangat tidak mudah dilakukan. Mengingat bahwa para siswa piano jaman sekarang adalah pribadi-pribadi yang terbiasa dengan Ritme konvensional. Terutama 4/4 yang membanjiri bahkan sudah menjadi seperti nuansa wajib pada karya karya terbaru di masa kini.
Meski, katakanlah para siswa tersebut telah mempelajari Musik Klasik, tetap saja mereka pada umumnya berkutat dan bergumul dengan karya-karya klasik yang nyaris baku dan beku. Beethoven, Bach dan sesamanya. Yang juga didominasi oleh metrum konvensional seperti 4/4, ¾, kemudian compound seperti 6/8, 3/2 namun semuanya tidaklah bersifat adiktif. Dalam artian panjang tiap birama adalah sama dan selalu setara pada nilai not yang menjadi patokannnya.
Contoh adalah Pola Irama dalam Birama 4/4 dan 2/4. Nampak bahwa tiap bar jumlah not yang dijadikan jangkar, yakni not ¼ selalu sama di tiap bar nya.
Contoh di atas adalah Rhythm Addiction dari Tarian Bulgaria yang ada pada Mikrokosmos Bartok. Terlihat bahwa pembilang pecahannya tidak seperti misal nya 4 dalam 4/4. Pembilangnya adalah 3+2+3. Ada penjumlahan. Inilah makanya disebut sebagai Rhythm Addiction. Addiction = Adiksi = Penambahan. Penyebutnya adalah not 1/8. Dalam setiap birama, harus berisi not yang nilainya setara dengan: 3 not 1/8, 2 not 1/8 dan 3 not 1/8.
Rhythm Addiction dapatlah dikatakan merupakan slah satu elemen yang paling utama dalam musik etnik. Sebut saja misalnya konsep RAGA India. Dan untuk Rhythm Addiction ini, Bartok tidaklah merancangnya. Bartok mengambil alih atau mencomot Rhythm Addiction dari irama tarian rakyat Bulgaria. Tentu saja, melodinya adalah orisinal karya Bartok. Demikian juga harmoni dan progresi harmonimya. Dapat dikatakan bahwa Bartok melkukan terobosan yang sangat berani. Khususnya jika diletakkan dlam semesta kesekitaran jaman itu. Bagaimana Bartok dengan sangat berani memakai BIMODAL yang dikaitkannya dengan elemen irama tradisional. Juga beragam koleksi tangganada Pentatonic. Ramuan dari kesemuanya itu menjadikan musik Bela Bartok sebuah komposisi yang revolusioner dan sangat mempengaruhi perkembangqn apa uang nantinya dikenal sebagai 'musik baru' atau Musik Kontemporer.
MANFAAT MEMPELAJARI RHYTHM ADDICTION
Pertanyaan yang tentunya sangat mendasar, terutama dari ranah edukasi musik adalah: Apa sih untungnya mempelajari Rhythm Addiction alla Bartok semacam ini. Jujur saja, keuntungannya teramat sangat banyak. Hal pertama adalah para siswa khususnya siswa piano, dapat diberi pemahaman, bahwa yang dinamakan keteraturan metrik tak semata berupa divisi 4/4,3/4,2/4,6/8 dan sebangsanya. Keteraturan metrik numerik bisa juga berupa adiksi atau penambahan.
Selain itu, para siswa juga diperkenalkan akan apa yang disebut sebagai REVITALISASI. YA. Bela Bartok telah melakukan revitalisasi. Terutama terhadap seni tradisional Bulgaria. Revitalisasi ini sangat penting agar seni tradisional, beserta semua elemennya tidak punah dimakan jaman. Karena jika seni tradisional dan elemennya tergerus dan terkeremus jaman, dapat dipastikan, identitas stu bangsa pun akan ,usnah dan punah. Sampai di sini mungkin ada yang dengan sinis berujar: "ahhhh kan itu bukan bangsa kita juga, ngapain dipikirin". Baik tidak nya sikap semacam ini tentu tidak memerlukan justifikasi. Namun yang jelas, sebagai insan yang berada dalam keragaman budaya tata kehidupan di dunia, tak ada salahnya jika kita turut mengayu bagyo dalam pelestarian budaya atas nama makhluk berbudaya dan humaniora.
Rhythm Addiction juga melatih otak dan rasa. Agar keluar dari 'zona nyaman" keteraturan metrik yang selama ini telah mengintervensi karsa khususnya dominasi seni musik popular yang kekinian. Selain itu, rhythm addiction juga teramat baik dan bermanfaat untuk melatih koordinasi tangan kanan dan kiri. Refleks instingtif akan terbiasakan dengan sesuatu yang berbeda dari detak dan debur rasa yang selama ini dialami. Hal semacam ini akan sangat bermanfaat, jika di kemudian hari nanti, siswa akan memainkan misalnya Jazz Progresif dengan sinkopasi yang ekstrem. Ataupun jenis musik kontemporer yang menuntut penghayatan rasa akan metrum yang "tidak biasa". Muara akhirnya adalah bahwa siswa akan mendapat pemahaman lengkap. Bahwa musik bukan sekedar irama yang mampu membuat kaki dan tubuh bergoyang. Irama dalam musik adalah sebuah pancaran filosofis dari sebuah budaya.
Mikrokosmos dari Bela Bartok memang terdiri dari banyak kepingan musik yang termaktub dalam enam volume. Sebetulnya, bisa saja, para guru musik memakai musik ini melulu sebagai sebuah bahan didaktik ataupun juga sebagai repertoar konser bagi siswa yang sudah advanced. Di lain sisi, Mikrokosmos ini bisa juga dijadikan bahan studi. Untuk lebih memahami relung pemikiran seorang Bela Bartok dan filosofi apa yang hendak ia pancarkan. Semestinya baik jika senantiasa diingat bahwa menyajikan musik bukan hanya main tanpa salah, melainkan selalu akan dipertanyakan, dimana musiknya.
KONSEP MIKROKOSMOS
Mikrokosmos sejatinya adalah konsep berupa skema Neo Platonik (pembaharuan faham filsuf Plato) dari peradaban Yunani Kuno. Faham ini melihat bahwa selalu ada pola pengulangan yang sama pada kosmos atau semesta. Pola berulang ini terjadi mulai dari ukuran semesta yang terbesar sampai pada ukuran yang terkecil. Dalam konsep tersebut, posisi manusia adalah sebagai PENENGAH. Manusia membuat resume atau ringkasan dari pola-pola yang selalu berulang di tiap kosmos. Saat sekarang ini, istilah mikrokosmos banyak dipakai dalam bidang sosiologi. Terutama dalam konteks atau kesekitaran sebuah perilaku sosial. Mikrokosmos biasanya dimaknai sebagai gerakan sosial, sementara Makrokosmos nya adalah yayasan yang menyelimuti gerakan sosial tersebut. Kemudian, apa hubungannya konsep ini dengan Mikrokosmos dari Bela Bartok?
Pada tahun 1945, Bela Bartok mendeskripsikan karyanya, bahwa Mikrokosmos karyanya adalah sebuah lingkaran. Yang artinya adalah terdapat pola berulang yang sifatnya merupakan siklis sebagaimana konsep Neo Platonik Yunani kuno. Linkaran dalam Mikrokosmos Bartok terdiri dri 153 musik dan ditulisnya untuk keperluan didaktik atau pendidikan musik. Ke-153 musik tersebut ditulis dalam beraneka macam gaya danmerepresentasikan Mikrokosmos atau jagad renik. Dalam pandangan Bartok, jagad renik ini adalah dunia anak-anak. Sebuah dunia yang tampaknya kecil mungil namun sesuangguhnya terus senantiasa bergerak dengan pola keteraturan untuk kemudian dalam sublimasi yang paling hakikinya menjadi Makrokosmos. Jagad Besar.
Mikrokosmos dari Bela Bartok sebetulnya adalah sebuah konsep didaktik yang disajikan dengan mengemas revitalisasi musik tradisi, material musikal yang disusun secara berani dan tentu saja aspek teknik permainan musik khususnya musik piano. Dunia, terutama dunia musik sebetulnya berhutang pada Bela Bartok. Tanpa dirinya, musik hanya akan bergaul dan digauli dalam sebuah kotak yang bernama zona nyaman yang kaku dan konservatif.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.