“DUKA NESTAPA”
KISAH SEDIH BEETHOVEN
by: Michael Gunadi Widjaja
(Staccato, September 2018)
KEJAYAAN DAN KETERPURUKAN
Di dunia ini ada DUA status yang sebetulnya bikin geleng-geleng kepala. Geleng-geleng kepala karena bingung sekaligus tak kunjung paham. Dua status itu adalah ATLET DAN ARTIS. Olah Raga dan Seni. Saya sempitkan lagi seni nya menjadi MUSIK. Seorang atlet, ketika meraih kemenangan, ia akan dielu-elukan (bukan di loe loe kan ya). Berbagai bonus menanti. Uang, mobil, bahkan rumah. Juga, ini yang penting, kesempatan untuk jadi BINTANG IKLAN.
Namun jika sekali waktu ia kalah bertanding, wah, jangan deh, BISA KELAR HIDUP LOE. Segudang sumpah serapah dan caci maki telah menanti. Dan bukan tidak mungkin, kontrak sebagai endorser produk olah raga akan dihentikan seketika itu juga. Yang membuat kita geleng dan geleng kepala adalah, saat kegemilangan dan keterpurukan bisa terjadi dalam rentang waktu yang sangat singkat, cepat dan seketika.
Artis musik pun nasibnya sama. Ketika berjaya, segudang puja puji dan harta. Namun bisa seketika itu trend publik berubah. Ia menjadi tercampakkan dan mengais rejeki di lorong sepi. Komposer pun demikian. Era musiknya suatu saat akan berakhir tergerus trend yang lebih kekinian. Dalam musik apapun. Termasuk MUSIK KLASIK.