Friday, 31 March 2017

SELEMBAR SERTIFIKAT, SEJUTA MAKNA - by: Michael Gunadi (Staccato, April 2017)

SELEMBAR SERTIFIKAT, 
SEJUTA MAKNA
By: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, April 2017


DEFINISI SERTIFIKAT
Beberapa orang menyebutnya sebagai SERTIPIKAT. Beberapa yang lain menyebutnya sebagai SERTIFIKAT (dengan F). Untuk saya, SERTIFIKAT dengan F lebih masuk akal. Karena ada kegiatan yang dikenal sebagai SERTIFIKASI dan bukan SERTIPIKASI. Sertifikasi secara sangat sederhana dapat dimaknai sebagai KEGIATAN DENGAN PRODUK SERTIFIKAT DAN BERLANGSUNG DALAM PROSES TATAP MUKA DALAM RENTANG WAKTU TERTENTU. Dari batasan tersebut, nampak nyata bahwa tentu SERTIPIKAT RUMAH tidak termasuk dalam ranah semesta pembicaraan kita. Semesta pembicaraan kita adalah lembar sertifikat, dalam ranah musik yang ternyata memiliki sejuta makna dan bahkan turut serta menentukan karir si pemusik.

MUSIK SEBAGAI SEBUAH DISIPLIN ILMU
Kita semua telah sama-sama tahu, paham, dan mahfum, bahwa musik dalam kesejatiannya adalah SENI BUNYI. Sejalan dengan peradaban manusia, musik berkembang menjadi hal yang sangat kompleks. Musik tidak lagi berupa pertunjukan kesenian, melainkan menjelma menjadi ILMU. Musik menjadi MEMILIKI OBYEK DAN TUJUAN. Musik menjadi memiliki METODE pembelajaran dan pengajaran serta telaah. Musik juga memiliki SISTEMATIKA dalam konsep dan berkait dengan konteksnya. Dan tentu musik menjadi hal yang sangat LOGIS.

Sebagai sebuah disiplin ilmu, sebetulnya musik tidak lagi dapat dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya instingtif semata. Musik dituntut memiliki TANGGUNG JAWAB. Dan para pelaku musik pun dituntut untuk melakukan tanggung jawab tersebut pada publik. Saat kita bicara tanggung jawab inilah diperlukan sebuah  bukti fisik. Bukti fisik yang sahih secara keilmuan dan memiliki akseptabilitas dan kredibilitas dalam sosio masyarakat umum. Saat nya lah kita berbicara tentang SERTIFIKASI dalam ranah musik.

Friday, 24 March 2017

ATURAN UMUM DALAM MIKING - by: Michael Gunadi Widjaja (Audiopro, February 2017)

ATURAN UMUM DALAM MIKING
by: Michael Gunadi Widjaja
Audiopro, February 2017


DEFINISI ATURAN UMUM
Aturan Umum yang dimaksud dalam artikel ini adalah padanan dalam bahasa Indonesia untuk istilah GENERAL RULE. Aturan-aturan ini sekilas nampak sederhana dan terkesan bersifat umum semata. Namun dari berbagai testimoni dan penjelasan para sound engineering terkemuka, dapat ditengarai bahwa meski nampak sederhana dan umum, sangat diperlukan dalam pengaturan sistem tata bunyi. Terutama ketika kita berurusan dengan piranti musik yang bersifat akustik.

Sebetulnya tidak ada tetapan baku untuk aturan umum dalam miking. Tiap sound engineering, apalagi yang sudah memiliki pengalaman luas, akan memiliki standarisasi dan standardisasi bagi general rule nya. Yang tersaji dalam artikel ini adalah general rule yang saya tengarai sangat lazim dianut oleh beberapa sound engineering dalam praktek nya.


SISTEM TATA BUNYI (SOUND SYSTEM)
Proses MIKING, dapat dikatakan adalah mata rantai kedua dalam keseluruhan proses reproduksi bunyi. Proses ini terangkum dalam sistem yang dikenal sebagai Sistem Tata Bunyi atau SOUND SYSTEM. TIDAK ADA ATURAN BAKU dalam proses miking. Juga TIDAK PERNAH ADA proses miking yang ideal, apalagi sempurna. Semuanya sangat bergantung pada SELERA. Dan selera ini berada dalam lingkup macam instrumen, jenis musik, karakter pemusiknya.

Wednesday, 1 March 2017

SECANGKIR KOPI & IDE KOMPOSISI - by: Michael Gunadi (Staccato, March 2017)

“SECANGKIR KOPI & IDE KOMPOSISI”
PERJALANAN MENCARI ILHAM 
DALAM BERMAIN MUSIK DAN MENGKOMPOSISI
By: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, March 2017


IDE DALAM BERMAIN MUSIK
Bermain musik itu membutuhkan ide. Dalam taraf tertentu, Anda tidak bisa lagi hanya memainkan berdasarkan partitur yang Anda baca. “Pokoknya main slamet nggak salah dari ujung ke ujung. Kelar deh!” Itu kalau Anda sedang bermain-main dengan musik. Jika Anda MEMAINKAN musik, Anda butuh ide. Musik apapun. Bahkan Musik Klasik, yang aturannya harus presisi, baku, kaku, dan sakelijk (kata orang Belanda) - masih membuka ruang untuk ide performansi.

Anda tetap butuh ide untuk pendekatan musikal atau musical approach. Anda butuh ide untuk membuat nuansa, agar musik yang Anda mainkan tidak beku dan terasa membosankan. Anda butuh ide agar yang mendengar dan mendengarkan musik Anda, mendapat sesuatu untuk setidaknya dibawa pulang.

Jika Anda main Musik Klasik di panggung, jelas lebih banyak lagi ide yang harus Anda cari, gali, permenungkan, dan renungkan. Sampai pakaian dalam pun sebetulnya butuh ide. Bagaimana pakaian dalam yang membuat Anda nyaman, percaya diri, dan mengangkat pamor penampilan Anda dalam memainkan Musik Klasik. Pertanyaannya: DARIMANA DATANGNYA IDE untuk hal sedemikian?