Friday, 31 May 2024

Masalah Klasik untuk Klasik - by: Michael Gunadi | Staccato, June 2024

MASALAH KLASIK UNTUK KLASIK
By: Michael Gunadi
Staccato, June 2024


Musik Klasik Telah Kehilangan Penonton: Benarkah? Mengapa? Kok bisa? Lalu bagaimana dengan Pagelaran di Monas dan Gedung Konser Kemayoran? Sebetulnya, ini adalah satu mata rantai masalah klasik yang berlaku untuk Musik Klasik. Sangat komplex dan ruwet. Selera, tempo dan timing pertunjukan, teknologi baru, dan media sosial, semuanya berperan dalam masalah klasik untuk Musik Klasik.

 

Tak dapat dipungkiri, bahwa Taylor Swift, K-pop, dan lainnya telah menarik perhatian penonton di seluruh dunia. Fans nya sampai berjumlah ratusan juta dan hal ini merupakan fenomena yang benar-benar menggemparkan dunia modern. Pada saat yang sama, jumlah penonton Musik Klasik telah mengalami penurunan selama beberapa dekade. Ada yang menduga, hal ini dipicu oleh kekhawatiran selama pandemi COVID, yang cenderung semakin membatasi jumlah penggemar. Anehnya, mengapa hal ini tak terjadi pada Blantika Musik Pop.


Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa konser orkestra dan kehadiran opera di Amerika Serikat menurun sebesar 30% dalam beberapa tahun terakhir. Sekitar dua puluh tahun yang lalu, laporan Knight Foundation,yang tertuang dalam “Studi Segmentasi Konsumen Musik Klasik,” menemukan bahwa “hanya 10-15% orang Amerika memiliki keintiman dengan Musik Klasik.” Masalah ini, yang berkaitan dengan alasan fenomena ini, sejatinya rumit. Namun dasar fenomenanya itu sendiri, mencakup lanskap budaya modern dan teknologi yang membentuk kebiasaan konsumsi musik pada penonton di mana pun di dunia.