“COLLABODIGI:
KOLABORASI
MUSIK DIGITAL”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, December 2016
SOLO DAN ENSEMBEL DALAM MUSIK
Sajian musik itu
sangat beraneka ragam. Ada musik yang disajikan secara tunggal (solo). Ada yang
main berdua, bertiga, berempat, dan terbentuklah ensembel. Ada juga yang main
dengan jumlah pemain yang banyak, yang kemudian dikenal sebagai orkestra. Ada
juga yang iseng dan karena energi kreatifnya luar biasa banyak, membuat sajian
teatrikal interaktif. Bukan hanya pemain di panggung yang main musik, penontonnya
juga diminta untuk main musik. Tentu dengan diberi pengarahan sederhana
sebelumnya.
Selain ditilik
dari jumlahnya, sajian musik juga memiliki keragaman ditilik dari alat atau
piranti musiknya. Ada yang satu alat saja. Dua, tiga, empat alat, dan
seterusnya sampai membentuk kesatuan organum yang lazim dikenal sebagai orkestra,
simfoni, philharmoni, atau apapun itu namanya.
ENSEMBEL VS KOLABORASI MUSIK
Dengan demikian,
kita pahami bahwa sebetulnya, sepanjang jalan peradabannya, manusia mengenal
sajian musik sebagai sebuah wujud KERJASAMA.
Bukan dalam artian kerja barengan, melainkan dengan tujuan yang sama. IDENTIFYING SAME MUSICAL GOAL ACHIEVEMENT.
Begitu kata Professor saya semasa saya sekolah di negara kangguru. Kerjasama
sedemikian itu, kemudian diistilahkan sebagai COLLABORATION ATAU
DIINDONESIAKAN MENJADI KOLABORASI.