“TAKE FIVE”
by: Michael Gunadi Widjaja
Staccato, October 2016
PEMBAHARUAN DALAM MUSIK JAZZ
Popularitas Musik Jazz memang
menurun drastis dalam satu dekade belakangan ini. Meski demikian, di beberapa
negara di Amerika dan sebagian Asia, sekolah-sekolah umum tetap memasukkan Musik
Jazz dalam pelajaran seni dan budaya. Di beberapa konservatori terkemuka, Jazz
juga masih tetap diajarkan. Terutama dalam segi progresi harmoni dan keterampilan
improvisasi.
Rupanya meski sudah terseok-seok dan
sekarat, napak tilas Musik Jazz tidak pernah berhenti. Senantiasa menorehkan
pesan dalam perjalanan peradaban manusia. Pesan yang diusung Musik Jazz
adakalanya terasa usang. Karena peradaban modern sudah tak lagi bercumbu dengan
kejamnya rasialisme dan kesenjangan sosial yang merajalela. Namun pesan yang
diusung Musik Jazz dalam hal cultural
enrichment atau pengayaan budaya, nampak akan tetap up to date untuk selang waktu yang lama.
Jazz dalam napak tilasnya memang
menawarkan pembaharuan. Pembaharuan cara pandang sosio-kultural. Pembaharuan
sikap dan mentalitas persamaan warna kulit. Dan jangan pernah dilupakan bahwa
dalam esensinya, Jazz adalah mazhab yang anti kemapanan. Dalam arti senantiasa
bersifat progresif untuk mengarah pada sesuatu yang lebih baik. Hal ini berlaku
pula pada budaya yang senantiasa bersifat konservatif atau nyaris kolot. Mereka
tak luput dari rambahan dan jamahan tangan Jazz. Untuk diperbaharui dalam ranah
yang lebih membumi dalam esensi manusiawi.