Thursday 28 February 2013

Mengenal Aspek Kompositoris dalam Transkripsi Musik BACH ( Bagian 1 )



Mengenal Aspek Kompositoris dalam Transkripsi Musik BACH (Bagian 1)




Pengantar
Musik String tanpa iringan karya JS Bach telah mengalami serangkaian transkripsi yang hampir secara terus menerus-. Proses transkripsi tersebut sebetulnya diprakarsai oleh Bach sendiri dan segera diikutioleh para lutenists dan pemain piano,sampai sekarang. Adaptasi lebih lebih mendalam untuk karya JS Bach juga terjadi pada abad kesembilan belas.Termasuk pada apa yang telah dilakukan orang-orang seperti Robert Schumann dan Felix Mendelsohn. Keduanya melakukan adaptasi untuk karya-karya biola,dan seringkali membuat juga score pengiringnya.Termasuk untuk karya solo biola dari Bach yakni Chaconne Violin in D-minor. Adaptasi Chaconne ini dalam versi Johannes Brahms diperuntukkan  piano,dan hanya untuk kiri saja.Pengadaptasian seperti apa yang telah dilakukan Brahms,diikuti oleh versi yang lebih baik- oleh Ferruccio Busoni, yang dapat tetap menampilkan nuansa asli Bach dalam lapisan tekstur yang pianistic. Pada awal abad 20 Leopald Godowsky meluncurkan edisi keyboard-nya dari Suites Cello Bach, namun dengan transkripsi yang "sangat bebas." Setelah itu, banyak transkripsi  muncul untuk hampir setiap instrumen, bahkan untuk orkestra penuh.

Selain menegaskan perjalanan panjang musik Bach, adaptasi dan transkripsi menunjukkan pula,bahwa terjadi tingkat perubahan yang diperlukan dalam rangka untuk sepenuhnya lebih memahami musik Bach,dalam konteks  instrumen harmonik yang dikenal. Namun, belum lama ini dalam literatur untuk gitar – ( yang mungkin lebih banyak dibandingkan instrumen lainnya ) – telah terjadi kecenderungan yang lebih ke arah penafsiran atau interpretasi ( Bukan sekedar transkripsi dan adaptasi semata ), dengan tetap menghormati isi catatan-dokumen asli Bach. Tidak diragukan lagi telah terdapat dua macam pendekatan, Satu pendekatan yang berasal dari inspirasi Bach sendiri. Dan satu lagi lebih bersifat penafsiran atau interpretasi.Yakni dengan meniru teknik kompositoris Bach.


1. Struktur musik String tanpa iringan JS Bach

1.1 Gaya Retoris
Dalam budaya Greco-Roman ( Romawi Yunani )dukenal prinsip=prinsip tentang  pidato dan retorika.Dalam proses komposisinya,music  Baroque terdiri dari perluasan ekspresif struktur kontrapungtal yang mendasarinya. Terdiri dari: Penemuan atau ide (inventio), Reealisasi bentuk dasar, Perluasan kerangka kontrapungtal (dispositio).

Pererluasan kerangka kontrapungtal dilakukan  dengan apa yang disebut sebagai figurasi retoris (sebagaimana layaknya orang mendekorasi), dan presentasi akhir dari komposisi tersebut akan selesai pada bagian yang disebut Pronunciato .

Dengan demikian sebetulnya dapatlah dikatakan bahwa proses retorika terletak di jantung pemahaman tentang gaya komposisi.
Pemunculan gaya retorika yang ekspresif, yang sering diistilahkan sebagai prattica seconda, berakar pada lagu penguburan Italia:Berupa paduan suara dalam alur yang diupayakan untuk ekspresif, tanpa pengiring. Sangat kontras jika dibandingkan dengan polifoni multi-bunyi yang rumit dari jasman Renaissance. Yang lazim diistilahkan sebagai prattica prima.

Adapun tujuan dari monodists (jalur bunyi tunggal ) adalah untuk menghasilkan sebuah musik yang paling ekspresif yang saat itu seringkali berpangkal tolak dari sebuah teks sastra . Hal sedemikian ini,menurut pemikiran yang berkembang saat itu, dirasakan dapat dicapai hanya melalui bunyi tunggal yang, dan iringan harmonik dianggap hanya mengganggu saja, 

Ada terbersit pula pemikiran saat itu untuk mengungkapkan isi emosional dari setiap kata yang dianggap ekspresif , dengan cara dinyanyikan . dari konsepsi pemikiran tersebut,kemudian  lahirlah sebuah kumpulan kosakata yang sifatnya ornamentik. improvisatif .Juga dikenal adanya figurasi retorika ekspresif yang dikenal para komposer hingga sekarang.

Pengaruh polifoni
jaman Renaissance (yakni prattica prima) ternyata tidak dapat bertahan .

Dan pada akrirnya, terjadi pertemuan kedua gaya komposisi ( Prattica Prima dan Prattica Secundo ) yang  memunculkan gaya yang sama sekali baru dalam penulisan music untuk vokal. 

Gaya baru hasil pertemuan kedua gaya tersebut ,dasarnya  terletak pada fungsi ganda dari alur melodi, yang sekarang berfungsi tidak hanya sebagai sikap retoris ekspresif, tetapi juga menjadi memungkinkan bagi  bagian suara tunggal yang akan dibangun untuk memberi kesan sebagai     pintu masuk “ bagi suara "kedua" dalam form dialog dengan suara "pertama." Musik string tanpa iringan karya JS Bach memiliki gaya retorika yang sedemikian itu.

Wednesday 20 February 2013

Canon in D dari Johann Pachelbel dalam sekelumit catatan



Canon in D dari Johann Pachelbel dalam sekelumit catatan



Secara sederhana,dapatlah dikatakan bahwa Canon adalah sebuah teknik dqlqm komposisi.Secara esensial,Canon adalah salah satu manifestasi teknik kontrapunktal.Dalam Canon dikerjakan imitasi dari frase melodi yang dilakukan setelah periode yang sudah ditentukan komposernya.

Canon in D dari Johann Pachelbel adalah salah satu bentuk Canon yang paling populer sekaligus masterpiece dari Pachelbel.Canon in D menjadi menarik untuk dicermati,dikarenakan hal hal berikut :

Bahwa Canon in D adalah sebuah karya yang Jerman banget sekaligus Baroque banget.Artinya karakter dalam karya ini sudah terpatri dengan sangat tegas.

Hal kedua adalah bahwa Canon in D digubah Pachelbel sebagai sebuah hadiah pernikahan.Peristiwa paling sakral dalam carut marut hidup manusia.Canon ini dihadiahkan bagi pernikahan Johann Christph Bach yang adalah kakak dari Bach sekaligus murid resmi Pachelbel.



Hal ketiga adalah bahwa Canon ini dalam lanskap kompositorisnya sangat unik.Aslinya diperuntukkan bagi 3 biolin dengan satu pengalun basso continuo.Jadi Canon ini tidak seperti Canon tradisionil yang semata merupakan imitasi melodi.Dalam Canon in D imitasi melodi tersebut dikawinkan dengan basso continuo.Sehingga lahirlah sebuah struktur harmoni yang berdasar pada alur bass continuo nya.

Tingkatan harmoni yang terbentuk dari perkawinan imitasi melodi dan basso continuo adalah sebagai berikut :

1
D major
I
2
A major
V
3
B minor
vi
4
F minor
iii
5
G major
IV
6
D major
tonic
I
7
G major
subdominant
IV
8
A major
dominant
V






Pola Basso Continuonya sendiri,hanya terdiri dari frase sepanjang 2 bars yang berulang terus menerus.Secara formal,bentuk alur bas yang demikian lazim disebut juga sebagai PASSACAGLIA

.Dengan demikian,Canon Pachelbel adalah sebuah Canon dan sekaligus juga sebuah Passacaglia.Dan ada satu lagi aplikasi yakni bahwa Canon ini dapat dibunyikan bersama dengan format gubahan berupa GIGUE.

Berikut adalah pola Basso Continuo :



Imitasi melodinya dapat ditelaah alurnya sebagai berikut :

 

 

Wednesday 6 February 2013

"Gimana Sih Caranya Biar Bisa Improvisasi?" - Artikel Staccato Februari 2013


“GIMANA SIH CARANYA 
BIAR BISA IMPROVISASI???”
Artikel Staccato Februari 2013 
Oleh: Michael Gunadi Widjaja


Improvisasi dapatlah dikatakan sebagai jiwa musik Jazz dan unsur spontanitas dalam improvisasi Jazz, adalah hal yang paling banyak diminati, sekaligus menarik perhatian. Terutama bagi siswa musik yang sedang hangat-hangatnya mencapai grade intermediate

Yang menjadikan unsur spontanitas dalam improvisasi menjadi menarik adalah kekaguman. Kekaguman terhadap,bagaimana mungkin lagu seperti BURUNG KAKATUA diolah dan dibelok-belok dengan tingkat virtuositas yang tinggi. 

Berbagai cara dan metode sebetulnya sudah diperkenalkan, ditelaah dan dikaji seputar cara berimprovisasi. Mark Levine misalnya. Dalam visi pengajarannya, Mark Levine menjadikan ranah improvisasi sebagai bidang telaah sebagaimana ilmu kontrapunkt dalam musik Klasik. Kemudian terdapat juga pengajaran dari para master Jazz, yang lebih menekankan pada kepekaan instingtif seputar rasa. Yang diperoleh dengan cara mendengar dan mendegarkan seaktif dan seinteraktif mungkin.


Hal yang nampaknya paling masuk akal dan pas untuk ditengarai lebih lanjut adalah “nasehat” dari Billy Taylor. Billy Taylor adalah pianis Jazz legendaris. Pada esensinya, nasehat Billy Taylor berbunyi begini: 

“Berimprovisasi sama halnya dengan mengemukakan gagasan dan pikiran kita 
dengan menggunakan kata-kata. 

Seorang improvisatoris Jazz yang baik adalah sama dengan seorang ahli pidato. 
Dia tidak hanya harus paham betul makna kata, 
tetapi harus juga paham betul dalam situasi yang bagaimanakah 
kata tersebut harus dimunculkan…. 

Demikian juga dengan nada-nada musikal yang dipergunakan dalam improvisasi”. 

Lebih lanjut, Billy Taylor mengemukakan tips, bagaimana secara praktis kita mengolah rasa dalam improvisasi. Tentang apa yang dapat dilakukan pada sebuah frase yang akan di improvisasi. 
  • Mengubah pola ritmik frase 
  • Mengubah harmoni 
  • Mengubah dan mengembangkan melodi 


Tentu saja dalam kenyataannya tidaklah semudah itu. Meski nasehat Billy Taylor tetap dapat dikatakan praktis, pas, dan masuk akal. Hal pertama yang harus dipahami jika akan memulai belajar improvisasi Jazz adalah skill level kita. Sangat disarankan agar setidaknya kita berada dalam grade 5 versi ABRSM. Logikanya begini: Jika kita sudah di grade 5, diandaikan semua hambatan teknis bermain instrument dapat dieksplor mandiri. Sebab bagaimanapun, improvisasi sangat menuntut teknik permainan instrument. 

Hal lainnya adalah kita mesti memiliki pemahaman tentang sejarah Jazz. Termasuk referensi permainan dan licks dari para master Jazz. Hal ini sama dengan ahli pidato yang harus membaca banyak buku agar muncul ide tentang apa yang harus dia katakan di depan khalayak. 

Pengetahuan seputar Harmoni dan Progressinya juga merupakan dasar belajar improvisasi Jazz. Agar tidak terlalu lama dan tidak bosan, kita bisa memulai hal yang sederhana, yakni pemahaman akan akor dasar: MAYOR, MINOR, DOMINANT, HALF-DIMINISHED. Dalam music Jazz, bentuk dasar akor semacam ini dikembangkan lagi.Misalnya dengan perluasan menjadi akor SEPTIM. Jadi misalnya kita bermain dalam kunci nada C, kita akan mendapati rangkaian akor sebagai berikut: 

CMaj7 - Dmin7  - Emin7 - FMaj7 - G7 - Amin7 - Bmin7(-5) - CMaj7 

Akord-akord tersebut bisa dibunyikan dalam 12 kunci nada, sambil kita cermati karakter bunyinya. 

Setelah kita akrab dengan bunyi dan karakter bunyi dari akor-akor septim dalam 12 kunci, kita akan mulai berlatih dengan progresi atau gerakan akor. Progresi yang paling terkenal adalah progresi II – V – I 
  • Untuk kunci nada C Mayor, kita dapati: Dmin7 - G7 - CMaj7 
  • Untuk kunci nada G Mayor, kita dapati: Amin7 - D7 - GMaj7 
  • dan seterusnya dalam 12 kunci nada. 
Persoalan kita sekarang adalah bagaimana mengisi melodi pada progresi akor kita. Bisa dilihat pada contoh yang telah saya siapkan: 



Jika kita perhatikan, melodi yang muncul tidaklah semuanya melulu hanya nada pembentuk akord CMaj7. Terdapat juga nada D-sharp dan D-flat dan bahkan F-sharp. Fungsi nada-nada tersebut adalah sebagai “jembatan” untuk memuluskan alur progresi, juga memperkuat sifat progresif akord tersebut. Misal akord CMaj7 dengan penambahan nada D akan menjadi CMaj7(9)


Sekarang mari kita cermati contoh berikut yang sudah saya persiapkan untuk Anda, sbb: 


Terlihat dalam contoh bahwa telah dibangun sebuah pola ritmik baru. Dalam hal ini saya mengacu pada penggunaan TRIPLET. Jika dicermati, nada-nada dalam contoh ke-2 adalah pengembangan saja dari contoh yang pertama. 

Dalam prakteknya tentu semua itu tidaklah sederhana. Namun setidaknya kita sekarang sedikit dibekali akan apa yang akan kita hadapi dan bagaimana sikap kita untuk dapat belajar improvisasi Jazz dengan pas.